Sunday, October 17, 2021

Waspada Propaganda LGBT, Sebelum Tersentuh Kisahnya, Perhatikan Dulu 4 Hal ini

 

Sejumlah media membagikan kisah seorang transgender, yang semula bernama Amalia lalu merubah namanya menjadi Amar al Fikar. Sejak kecil Amalia merasa dirinya adalah seorang lelaki, meski ia terlahir sebagai perempuan. Dia dibilang tomboi oleh sekitarnya.

Katanya, semakin lama perasaan bahwa dia bukan perempuan semakin menyiksanya. Sampai ia sempat pernah melukai dirinya sendiri. Bahkan waktu itu ia mempertanyakan ketuhanannya. Mempertanyakan keislamannya. Ia marah sama Tuhan atas ketidaknyamanan yang dirasakannya.

Ia beberapa kali pergi ke psikolog. Disana ia didiagnosa memiliki gender dysphoria, dimana dia merasa sebagai seorang lelaki meskipun wujudnya perempuan. Orang-orang sekitar telah memperingatkannya, bahwa yang ia lakukan salah.  Tapi dia ingin memilih kebahagiaannya dan kemerdekaannya sendiri. Hingga akhirnya ia memberanikan diri terbuka kepada orang tuanya.

Menurut pengakuan Amar, meski ibunya terlihat gelisah saat ia berterus terang, akhirnya ibunya menerimanya. Ayahnya pun berlapang dada. Ini katanya yang membuatnya semakin berani unjuk gigi.

Saudara kandung serta teman-teman dekatnya, awalnya menolak, tapi lama kelamaan bisa menerima. Abangnya bilang merasa kasihan dengan Amar. Di masa kuliah S1-nya, ia mulai berproses menjadi transgender. Untuk itu ia melakukan beberapa prosedur operasi. Setelah ia merasa mendapatkan ‘identitas aslinya’, Amar jadi lebih religius. Rajin salat, puasa dan menyantuni anak yatim.

Baca Juga: Kala Perempuan Cerdas Dan Ambisius Bercita-cita

                    Gadis Ini Diputusin Pacar Gegara Pakai Gamis, Gimana Nasibnya?

Pengalaman hidup Amar memang lumayan berat. Ia lama mengalami pergulatan batin. Ia pun mengaku sering dibully bahkan pernah mengalami pelecehan seksual. Namun meski memprihatinkan, kita tidak lantas meninggalkan kejernihan berpikir dalam memandang kondisi Amar dong ya.

Empati bukan berarti harus memaklumi dirinya terus berbuat salah. Ada sejumlah hal yang harus kita perhatikan pada kasus Amar. Pertama, Amar mengalami dysphoria.

Dijelaskan dalam situs Alo Dokter, dysphoria memang tidak tergolong gangguan kesehatan mental. Namun sering kali dysphoria berkaitan dengan bagian dari gejala berbagai penyakit mental seperti depresi, gangguang kecemasan dan penggunaan zat psikoaktif.

Dysphoria paling sering dikaitkan dengan gender dysphoria, dimana seseorang merasa tidak cocok dengan jenis kelamin biologisnya. Kadang dysphoria hilang kalau orang itu sudah menjadi transgender. Tapi ada juga trasgender yang masih terus mengalami dyhsphoria meski keinginannya sudah terpenuhi.

Dyhphoria bisa terjadi karena premenstrual dysphoric diorder (PMDD), sebuah kondisi berat yang berkaitan dengan menstruasi. Bisa juga karena kekurangan nutrisi, penyakit tiroid, keracunan, dan efek samping dari obat-obatan tertentu.

Baca Juga: 5 Hal Menyebalkan Dari Pasangan Yang Masih Bisa Dimaklumi

                    Berani Membuka Pintu Rezeki

Pada dasarnya, dysphoria bisa diatasi dengan baik, tergantung penyebab yang mendasarinya. Kasus dysphoria yang diakibatkan oleh gangguan psikologis, seperti depresi, gangguan bipolar, atau gender dysphoria, akan membutuhkan konseling dan pengobatan dari psikiater. Pengobatan atau penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkatan gangguan psikologis yang dialami.

Artinya, perasaan kelaki-lakian Amar bukan terjadi secara alami, melainkan ada faktor gangguan yang melatarbelakanginya.

Kedua, perasaan bukan satu-satunya standar menentukan pilihan hidup.

Allah swt tak hanya menciptakan manusia dengan perasaan, tapi juga akal. Fungsi akal yang terpenting adalah memahami seperti apa manusia harus berbuat, sesuai dengan tuntunan hidup dari Allah swt yakni al Qur’an dan As sunnah.

Bila perasaan menjadi standar berbuat, akan banyak kekacauan yang terjadi. Ya, seperti ini, ada yang jatuh cinta pada saudara kandungnya, ada yang merasa ingin berumah tangga dengan benda, ada yang merasa dirinya harus jadi barbie lalu operasi puluhan kali untuk mewujudkan impiannya.

Baca Juga: Ketemu Pemuda Yang Epilepsi Gara-Gara Main Game

                    Berharap Dapat Inspirasi Dari Biografi Haji Anif

Serba aneh la pokoknya. Kalau orang-orang aneh itu ditanya, mereka akan berlindung dibalik perasaan mereka dan minta diterima apa adanya. Bagi yang menolak disebutnya pembenci.

Maka menarik komentar dari netizen dengan akun Pibi Asri terkait video Amar di youtube BBC News Indonesia, “Saya ingat dosen saya pernah blg begini "Saya tidak menilai perasaanmu" ketika kami ngeluh dg bapaknya krn memberi kami nilai jelek pdhl "perasaan" kami udh ngerjain ujian dg benar”.

Ketiga, Amar bisa sembuh asal menjauhi komunitasnya

Pakar neuropsikologi, Ikhsan Gumilar pernah menjelaskan, bahwa lingkungan menjadi faktor utama yang merangsang seseorang memilih menjadi L98T. Menurutnya, meski konsep kedokteran menunjukkan otak akan berhenti berkembang di waktu tertentu, tapi riset-riset terbaru berubah secara terstruktur.

Ada bagian otak manusia yang tidak aktif, namun saat diperlihatkan gambar-gambar homoseks jadi aktif dan ketika otak ini dikasih suapan itu terus maka itu akan berubah," ujar Ikhsan. (Merdeka.com/23/12/2017)

Penjelasan Pak Ikhsan menjawab tanya kita, mengapa ada kaum LGBT yang sebelumnya pernah hidup berumah tangga secara normal. Sudah memiliki anak, namun tiba-tiba menjadi penyuka sesama jenis. Hal ini tak lepas dari sebuah rangsangan yang diperoleh dari sumber tertentu. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu Bogor, sempat ada kehebohan, banyak bermunculan kasus perceraian yang dipicu oleh perselingkuhan sesama jenis.

Baca Juga: Berhijab, Tak Membuatku Berhenti Melakukan Apa Yang Aku Suka 

                    3 Cara Menghargai Diri Sendiri

Pada kisah Amar, di masa kecil ia disebut tomboi. Dia diejek dan dimarahi ketika sedikit saja menunjukkan minat yang berhubungan dengan dunia lelaki. Padahal cara mengarahkan seorang anak agar identitas dirinya teguh bukan dengan diejek atau dimarahi, melainkan dengan nasihat dan pelajaran penuh kasih sayang. Kalau justru terus diejek, dikatai tomboi, itu akan membuatnya jadi berkeinginan mewujudkan ejekan itu.

Amar juga berteman dengan orang-orang yang memiliki kesamaan dengannya. Ia pun bertemu dengan aktivis liberal yang sangat mempengaruhinya. Kepada Wolipop detikcom ia berkata, "Sebetulnya yang menarik dari pengalamanku adalah aku mulai mempertanyakan identitas genderku setelah aku bertemu seorang kiai. Kiai ini sangat berpengaruh dalam prosesku menggali diri.

Kalau tak salah tebak, orang itu Marzuki Wahid. Aku pernah melihat aktivis liberal itu di twitter Amar. Tak tahu juga sudah berapa kali pelecehan seksual yang dialami Amar. Tentu itu juga meninggalkan trauma yang turut mempengaruhi jalan pikirannya.

Jadi, andai Amar punya niat kuat untuk sembuh dan mengganti pergaulannya secara total, meski prosesnya lama in sya allah dia bisa. Sayangnya justru saat ini ia ikut menjadi aktivis yang menyeru masyarakat agar menerima keberadaan L98T. Bahkan dia melanjutkan pendidikan di Universitas Birmingham, Inggris jurusan theologi dan religi.

Baca Juga: Belajar Dari Para Ibu Tegar

                    Back To Home Schooling

Kita tahu kalau Inggris salah satu negara liberal yang mensahkan pernikahan sesama jenis. Belajar agama semacam apa disana, kalau bukan yang berhaluan liberal?

Keempat, ini bukan soal individu Amar, tapi gerakan kampanye masif LGBT.

Ya, ketika berbicara tentang transgender bernama Amar, ini bukan hanya soal individu. Ini soal gerakan L98T yang masif dikampanyekan. Kelompok ini bergerak dengan bantuan media-media yang memang permisif plus suport terhadap nilai-nilai liberal.

Amar al Fikar adalah seorang aktivis yang mengkampanyekan LGBT dari sisi Islam. Dia hendak membentuk wajah Islam sesuai kehendak kaum liberal. Dia bilang Allah swt telah menakdirkan dia seperti itu.

Maksudnya menjadi orang yang merasa lelaki tetapi berada di tubuh perempuan. Dia bilang apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan kehendak Allah swt.

Di sisi lain, Amar keberatan ditanya memiliki rahim atau tidak. Dia juga tak cerita apa dia mengalami menstruasi atau tidak. Dia operasi plastik merubah fisik yang telah Allah swt ciptakan untuknya. Lalu dia bilang semua itu kehendak Allah swt?

Baca Juga: Telitilah Berbuat

                    Selera Kita Berbeda, Tapi.....

Dia juga berusaha membangun opini, bahwa yang menolak kaumnya berarti muslim yang kasar, pembenci, penindas. Sebaliknya yang menerima mereka adalah contoh Islam yang damai. Amar berharap para orangtua yang mendapati anaknya bergejala seperti dirinya bisa menerima sebagaimana orangtuanya menerima dirinya.

Sementara Amar mengkampanyekan tentang kaum LGBT secara halus, kaumnya yang lain berkampanye lebih agresif. Pernah kedapatan sebuah akun twitter atas nama @gaykids_botplg yang menampilkan foto dan video seksual. Itu semua ditujukan bagi anak-anak dan remaja.

Propaganda LGBT yang brutal seperti itu mengundang perhatian polisi dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sebaliknya, propaganda halus seperti yang dilakukan Amar luput dari perhatian. Sebab dia dinilai tidak membahayakan siapa-siapa.

Bahkan Amar diopinikan sebagai manusia religius, baik dan berprestasi. Padahal untuk menjadi religius, dia terlebih dahulu mensyaratkan dirinya harus diterima oleh Islam. Sebelum dibolehkan berubah, dia marah sama Allah swt. Baru setelah operasi berubah wujud menjadi laki-laki, dia mau beribadah dengan rasa nyaman.

Baca Juga: Berubahlah, Untuk Nasib Yang Lebih Baik

                    Belajar Dari Kucing

Bukankah muslim yang taat itu menuruti perintah Allah swt tanpa syarat? Hidup adalah ujian. Semua manusia diberi Allah swt ujiannya sendiri-sendiri. Ada yang lahir dalam keadaan cacat. Ada yang sakit berkepanjangan. Ada yang kehilangan orang tercintanya. Ada yang tak tercapai cita-citanya. Ada yang bangkrut dan banyak lagi.

Semua ujian itu menyakitkan, membuat gelisah, tak nyaman, tertekan dan perasaan nggak enak lainnya. Dengan semua ujian itu, Allah swt menyuruh bersabar, yakni menahan diri dari kemaksiatan dan menjalani serta berusaha lulus ujian dengan tetap taat pada Allah swt.

Kesabaran itu akan dihadiahi pahala, terhapusnya dosa dan surga yang indah. Pengalaman hidup Amar juga ujian buatnya. Dia hanya harus bersabar dalam ketaatan, terus mendekat pada Allah swt, menjauhi segala yang bisa merangsang memperbesar perasaan aneh itu hingga dia lulus ujian.

Baca Juga: Jodohku

                    Antara Pisang Ambon Dan Aturan Hidup

Tapi realitanya kita hidup dalam sistem sekuler liberal, dimana negara membebaskan masyarakat untuk hidup dengan cara apapun yang dia suka, asalkan tak ada orang yang merasa terganggu.

Negara tak taat pada Allah swt, sehingga terhadap gerakan penyimpangan seksual ini, tak banyak yang bisa dilakukan selain melawan propaganda mereka dengan opini Islam, membantu bila ada orang sekitar yang bergejala LGBT dengan cara yang baik dan benar, serta menjaga keluarga kita dari proganda mereka dengan nilai-nilai Islam.

Karena gerakan LGBT jelas berbahaya. Keberadaan mereka yang terus menerus bertambah bisa membahayakan peradaban manusia. Mereka berperan mengurangi angka kelahiran, menambah angka penularan HIV/ AIDS, menyumbang angka pelecehan seksual dan merusak moral.

Semoga kebangkitan Islam yang bisa menjaga masyarakat tetap sehat segera terwujud. Aamiin.

 Baca Juga: Apa Rasanya Hidup Tanpa Rasa Takut?

                     7 Cara Aku Untuk Bahagia

0 Comments

Post a Comment