Thursday, December 02, 2021

3 Alasan Orang Bilang Menurunkan Berat Badan Itu Mimpi


Ada beberapa kenalan menceritakan ‘perjuangan’ mereka menurunkan berat badan. Rata – rata bilang, mereka berulang kali jatuh bangun untuk diet. Belum berhasil, di tengah jalan menyerah. Hingga mereka berkesimpulan, kalau mereka memang tak bisa melakukannya. Mereka menyerah, menerima diri mereka apa adanya.

Ya, kalau beneran enjoy dengan berat badannya sih nggak papa. Tapi kenyataannya mereka mengeluh juga. Cepat lelah. Merana. Pengen badannya kembali seperti dulu masih muda. Tapi saat mencoba lagi, gagal lagi, terus bilang lagi sambil 'nangis', kalau mereka memang tak bisa.

Saat dicari tahu lebih lanjut, ternyata mereka melakukan diet dengan cara yang salah. Sekedar melaparkan diri tanpa olahraga. Atau minum obat pelangsing dari dokter, tanpa perbaikan pola makan.

Terus waktu aku cerita tentang caraku menurunkan berat badan hingga berhasil, yakni dengan mengatur pola makan dan olahraga, mereka terlihat tak selera. Terlebih ku katakan prosesnya memang nggak instan. Perlu waktu berbulan – bulan untuk melihat hasil yang signifikan.

Aku sudah ceritakan disini, bahwa menurut pemahaman dan pengalamanku, poin penting dalam membentuk kebiasaan baru itu ada 3, yakni motivasi yang kuat, tahu caranya dan konsisten. Inilah masalah mereka, yang bilang menurunkan berat badan itu mimpi.

Ya, berbagai informasi dan pengalaman orang menunjukkan bahwa menurunkan berat badan berarti menciptakan kebiasaan baru. Karena ia tak bisa diwujudkan secara instan, tapi dengan proses panjang.

Bahkan selanjutnya kita wajib menjaga target yang sudah dicapai. Jika tidak maka akan kebablasan lagi, berat badannya naik lagi. Makanya butuh 3 poin tersebut.

Motivasi

Motivasi menjadi alasan yang mendorong kita mau melakukan sesuatu. Semakin kuat motivasinya, semakin tahan godaan. Semakin besar motivasinya, semakin lama semangat bertahan.

Kenapa harus menurunkan berat badan?

Kalau tidak menurunkan berat badan apa resikonya?

Hal itu harus dijawab dengan jawaban yang jelas dan pasti tergambar dalam benak kita.

Akan lebih mudah sebenarnya, kalau lingkungan mendukung atau ikut bersama sama kita menciptakan kebiasaan baru itu. Sebaliknya, kalau kita sedang merubah kebiasaan makan, mengurangi makanan manis misalnya, eh suami dan anak makan es krim dan cake di depan kita.

Yang kuat akan memilih menahan selera dan menangis dalam hati sambil berkata, “Sabar, belum saatnya.”

Tapi yang nggak kuat bakal bilang, “Ah kali ini aja. Besok – besok kan nggak lagi. Besok aja deh dietnya.”

Jadi ada baiknya memang, kita mengkomunikasikan tentang masalah kita ke lingkungan dan minta mereka mendukung kita. Atau kalau bisa, ikut bersama menjalani proses menciptakan kebiasaan baru.

Cara

Nah, ini juga masalah dari para kenalanku ini. Mereka tak mau meningkatkan pengetahuannya tentang berbagai program penurunan berat badan. Padahal informasi tentang itu berserak di dunia maya.

Kita butuh pengetahuan tentang cara kerja tubuh kita. Apa itu kalori?

Berapa kebutuhan kalori kita per hari?

Bagaimana agar yang berkurang adalah lemak bukan massa otot tubuh kita?

Kalau yang berkurang massa otot tubuh, apa yang terjadi?

Kalau yang berkurang lemak tubuh, apa yang terjadi?

Apa makanan yang baik untuk dikonsumsi sehari - hari?

Apakah sama sekali tak boleh makan makanan favorit kita yang tinggi lemak?

Bagaimana agar kita tetap kenyang saat diet?

Bagaimana agar saat olahraga tidak cedera?

Dan lain – lain.

Semua itu membutuhkan ilmu. Maka tidak bisa tidak, sebelum kita melakukan program diet, kita harus mencari informasi sebanyak – banyaknya tentang itu. Lalu pilih satu diantaranya yang menurut kita paling mungkin, paling baik dan paling menyenangkan untuk kita lakukan.

Konsisten

Pada poin ini, bisa dimiliki jika kedua poin sebelumnya sudah beres. Biasanya kita akan lebih tahan menjalani prosesnya, jika kita memahami kalau yang harus dilakukan memang begitu.

Aku pun pernah tergoda dengan cara – cara instan. Seperti diet mayo, yakni mengurangi asupan garam, hingga dalam 2 minggu turun sekitar 8 kilo. Tapi perubahannya hanya di pipi dan leher. Perut dan pahaku tetap besar. Sementara lengan atas kelihatan mengendur. Nggak bagus deh.

Sebaliknya, kalau kita mengikuti tahapan program diet yang benar. Massa otot akan naik dan tubuh bisa lebih kencang. Tenaga pun menjadi lebih kuat dan kita merasa lebih sehat, lebih fresh.

Hanya saja sebelum sampai pada perubahan – perubahan baik itu, memang kita akan mengalami yang namanya sedikit lapar dalam beberapa hari. Saat memulai fitnes kita akan merasakan nyeri otot. Tapi hal itu akan berlalu seiring waktu, ketika kebiasaan baru itu sudah terbentuk.

So, pilihan tetap kembali pada kita, mau atau tidak.


Baca Juga: Hampir Diperkosa Adik Ipar, Hikmah Bagi Perempuan, Perhatikan 5 Hal Ini

                     Kamu Berubah Karena Pikiran Terbuka Atau Hati Yang Terluka

                     7 Cara Aku Untuk Bahagia


Info Menarik: 

Raja Baclink Tawarkan Backlink Berkualitas, Agar Website Jadi Teratas

4 Comments:

  1. Setuju kak. Semua itu berawal dari Mau atau Enggak. Bukan Bisa atau Tidak. Dan selama proses tentu akan ngerasa ngga enak ya. Soalnya kita sedang berproses menjauh dari kotak nyaman kita

    ReplyDelete
  2. termasuk aku mau turunin berat badan tapi sering malas mewujudkannya ada saja aalsannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, masih enjoy dengan diri yang sekarang ya buk

      Delete