http://shiftindonesia.com/ |
Orang bijak berkata, ada dua hal yang
bisa membuat orang berubah. Pertama, pikirannya terbuka. Kedua, hatinya terluka.
Yup, sepakat. Jika perubahan fisik manusia terjadi secara alamiah, tidak
demikian dengan perubahan pemikiran dan tingkah laku. Keduanya membutuhkan
dorongan yang kuat dari dalam diri. Dorongan kuat itu biasanya karena dua hal
di atas.
Salah satu sosok yang berubah karena pikirannya terbuka adalah dr. Carissa Grani. Beliau menjadi idola baru para anak muda muslim saat ini. Sebab kisahnya menyentuh banyak orang.
Tepatnya pada awal pandemi lalu, dr.
Carissa menemukan bahwa ajaran Islam juga mengajarkan kebersihan sebagaimana
kebutuhan untuk menjaga diri dari covid-19. Diantaranya ajaran Islam tentang
berwudhu yang ada cuci tangan.
Baca Juga: Kritik Sehat Ala Islam
Beliau yang sebelumnya adalah non muslim tertarik
dengan ajaran Islam dan ingin lebih mengenal Islam. Lalu ia pergi ke tempat
dimana dia bisa bertanya tentang Islam. Dia banyak bertanya. Mendengar
penjelasan dari muslim yang ditemuinya, semakin kuat magnet Islam menarik
dirinya. Tak kuasa air matanya pun menetes karena kekaguman terhadap ajaran
Islam.
Begitulah ciri seorang pembelajar sejati.
Pikirannya terbuka untuk berbagai pelajaran baru. Tak hanya itu, dia sekaligus
meminta kepada Pencipta, agar dipertemukan dengan ilmu yang mencerahkan, bukan
menyesatkan.
Sebab banyak juga orang yang pikirannya
terbuka untuk berbagai informasi, namun justru semakin jauh dari kebenaran.
Seseorang di satu video medsos bercerita bahwa ia sudah melanglang buana ke
berbagai sudut dunia dan mencicipi berbagai agama yang ditemuinya.
Baca Juga: Jaga Kewarasan Di Masa Pandemi
Akhirnya dia berkesimpulan semua agama
sama. Dia pun lebih lama menetap menganut agama yang dianggapnya memberi
kedamaian, dengan pemahaman pluralismenya.
Kan kacau kalau begitu. Semua penganut
agama yang kenal betul dengan agamanya pasti tau bahwa agama berbeda satu
dengan yang lain. Dari konsep ketuhanannya hingga ajarannya berbeda. Kalau
didiskusikan secara logis seperti yang dilakukan Dr. Dzakir Naik, niscaya
ditemukan bahwa Islam satu satunya agama original, benar dan dijamin terjaga
kebenarannya hingga kiamat nanti.
Ada juga orang yang berubah karena hati
yang terluka. Saya ambil contoh mantan artis Mbak Peggy Melati Sukma. Sekarang
beliau lebih dikenal dengan Ustazah Khadijah. Masya allah. Beliau ini
perubahannya signifikan ya. Dulu serba terbuka, sekarang bercadar.
Kalau beliau ini bisa dibilang tak hanya
berubah karena hati terluka ya. Tapi ujian bertubi tubi yang dialaminya
dijadikan pelajaran untuk membuka pikiran mencari kebenaran.
Baca Juga: 7 Cara Aku Untuk Bahagia
Saat manusia diterpa musibah, saat itulah
ia merasa dirinya berada dititik paling lemah. Dia sadar bahwa dia hanyalah
makhluk yang terbatas kemampuannya dan butuh pada Pencipta yang Maha Kuasa.
Seorang atheis sekalipun, ketika berada dititik bahaya, yang pertama kali
diingatkan adalah Tuhan dan ia memohon pertolongan padaNya.
Begitulah yang dialami Ustazah Khadijah.
Beliau yang memang pada dasarnya juga senang dan cepat belajar seperti dr.
Carissa, segera bisa menyesuaikan diri terhadap jalan hijrah yang dipilihnya.
Beliau sudah membentuk gerakan bantuan
untuk saudara – saudara di Palestina. Beliau juga rutin berdakwah baik online
maupun offline. Semoga Allah selalu menjaga kesehatan beliau, diberi
keistiqamahan dan terus semangat membela Islam.
Proses perubahan pada awalnya bisa dari mana saja, karena diri yang selalu haus belajar, karena pengalaman yang menghadirkan luka atau karena keduanya sekaligus. Hal terpenting ialah pastikan kita berubah menjadi semakin baik, semakin mendekati Pencipta kita. Sebab pada akhirnya kita semua akan kembali padaNya.
Baca Juga: (Resensi Buku) Inspirasi Memperbaiki Cara Menggunakan Waktu
0 Comments
Post a Comment