Bicara isu perempuan dari sudut pandang
lelaki, memang menarik untuk disimak. Pada satu kesempatan, ini yang dilakukan
oleh Najwa Sihab bersama teman-temannya dari berbagai bidang profesi.
Bersama Nadiem Makarim dari kementrian
pendidikan, Tompi yang seorang dokter sekaligus musisi, Reza Rahadian yang
seorang aktor dan Arie Kriting sebagai komedian.
Dialog mereka dikemas santai, membahas topik “Susahnya Jadi Perempuan”. Sudah bisa ditebak sih gambaran tentang topik ini. Mengingat permasalahan perempuan terus ada dan sebagian pihak mengaitkannya dengan kesetaraan gender.
Artinya, permasalahan perempuan seperti
pelecehan dan kekerasan yang kerap terjadi, dianggap karena cara pandang
patriarki pada para lelaki yang masih kuat membudaya di masyarakat kita.
Makanya para lelaki diajak ngomongin hal
ini. Agar pikiran mereka mau berubah, tak lagi menilai perempuan dari sudut
pandang patriarki. Diharapkan kesetaraan gender tercipta sehingga para
perempuan merdeka dari masalah.
***
Tebakanku nggak meleset. Najwa menyebut,
susahnya jadi perempuan dimulai dari susahnya membicarakan tentang isu
perempuan. Terutama dikalangan laki-laki.
Jadi menurutnya obrolan tentang perempuan
dari berbagai sudut pandang harus terus digalakkan. Agar pakem-pakem yang
dinilai sudah usang, bisa disepakati bersama untuk dibuang.
Agar para lelaki lebih berempati pada
perempuan. Dalam arti, menempatkan kedudukan perempuan setara dengan lelaki.
Dengan begini diyakini posisi perempuan tak susah lagi.
Dari mengikuti dialog berdurasi satu jam
oleh Najwa Sihab dan teman-temannya ini, aku memiliki sejumlah catatan.
Pertama, menjadi ibu adalah karir terbaik bagi perempuan.
Sub topik pertama yang dibahas, tentang
pengaruh perempuan dalam keluarga para nara sumber. Rata-rata menjawab kalau
mereka memiliki ibu yang hebat, kuat dan berwibawa.
Arie Kriting mendapatkan ajaran dari
keluarganya. Laki-laki adalah nakhoda. Tapi yang menyuruh belok kanan dan belok
kiri adalah perempuan. Artinya, meski lelaki adalah pemimpin, namun pendapat
ibu didengar oleh ayah.
Aku jadi teringat dengan peristiwa di
masa Rasulullah saw. Saat Rasulullah saw dan isterinya Ummu Salamah pergi
berhaji bersama rombongan dari Madinah, terjadi masalah dengan orang Quraisy
Mekkah.
Terhadap
masalah itu Rasulullah saw mengambil satu keputusan yang tak populer di
kalangan sahabat. Para sahabatnya merajuk kecuali Abu Bakar. Sahabatnya tak mau
mendengar perintahnya untuk mencukur rambut sebagai penutup umrah.
Rasulullah sempat resah dan meminta
pendapat isterinya. Lalu Ummu Salamah dengan tenang bilang ke Rasulullah
untuk bercukur, dia yakin para sahabat Rasul itu akan mengikuti prilaku Rasul. Nabi
saw menuruti isterinya, ternyata isterinya benar.
Arti ibu bagi para nara sumber juga
sangat besar. Mereka bisa sukses seperti saat ini tak lain berkat didikan ibu.
Ajaran ibu masih melekat hingga mereka dewasa.
Seperti Reza Rahadian, ingat diajarkan
oleh ibunya sejak kecil untuk melindungi dan menghormati perempuan. Melindungi
perempuan bukan berarti memandang perempuan itu lemah, namun sebagai bentuk
penghormatan.
Dari penuturan mereka aku makin mengagumi
ajaran Islam yang menempatkan peran utama perempuan sebagai ibu dan pengatur
rumah tangga.
Perempuan terasa berharga dan terhormat
dihadapan keluarga dan publik karena pengaruh positifnya. Ketika mereka
maksimal dengan perannya, maka bahtera rumah tangga bisa kuat mengarungi
kehidupan.
Tak salah Islam memerintahkan manusia untuk menghormati ibu tiga kali lebih besar dari ayahnya. Sebab sosok ibu memang luar biasa, dia punya pengaruh paling penting bagi kesuksesan semua manusia.
Jadi tidak ada masalah sebenarnya dengan
sturuktur rumah tangga, dengan ayah sebagai pemimpin, ibu manajer dan anak-anak
anggotanya. Ayah dan ibu bisa menjadi hebat dengan perannya masing-masing tanpa
harus setara. Mereka bisa bekerjasama dan kompak meciptakan keluarga yang
harmonis dan bahagia.
to be continued...
Baca Juga:
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-2)
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-3)
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-4)
Perempuan selalu berada pada posisi yang lemah, susah untuk melapor..ini itu.
ReplyDeletenasjwa sihab..selalu mengangkat masalah2 yang kritis dalam perbincangannya..