Monday, December 20, 2021

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-2)

Dari mengikuti dialog berdurasi satu jam oleh Najwa Sihab dan teman-temannya ini, aku memiliki sejumlah catatan. 

Kedua,
fitrah perempuan ingin lelaki yang hebat melebihi dirinya.

Ditanyakan pada para nara sumber tentang respon mereka kalau pasangannya punya gaji lebih besar. Nadiem bilang sih nggak masalah. Malah bangga. Menurut Tompi hal ini bisa sangat berat jika yang full kerja adalah isteri dan yang full ngurus anak adalah suami.

Sebab Tompi bisa merasakan betapa sulitnya mengurus anak, bahkan hanya untuk meminta anak kecil makan. Disini terlihat ya, bahwa mengurus anak terutama balita itu naluriah pada perempuan.

Reza juga mengaku ogah kalau diminta di rumah saja sementara isterinya yang bekerja. Yang menarik, Najwa ditanya balik, apa dia mau punya pasangan yang kualitasnya di bawah dirinya.

Kenyataannya Najwa punya suami seorang pengacara yang gajinya lebih tinggi dari dirinya. Intelektualitas suaminya juga tak lebih rendah dari dirinya. Ia cocok dengan pasangan seperti itu.

Jadi yang sudah fitrahnya, jangan maksa diotak atik deh. Benar, perempuan juga bisa sukses di dunia kerja. Tapi tetap saja peran utamanya adalah urusan rumah. Kalau mau dibalik agar tercipta kesetaraan gender, keduanya bisa sama-sama nggak nyaman.

Fakta saat ini memang sungguh miris. Banyak lelaki lemah karakternya. Malas bekerja. Labil. Pemarah. Suka lari dari masalah. Tidak bertanggungjawab. Sehingga sebagian perempuan tampak mengungguli laki-laki soal pribadi dan keuangan.

Namun tak lantas diubah, malah perempuan jadi pemimpin rumah tangga. Para lelaki harusnya didorong untuk menjalankan perannya dengan baik. Menjadi pemimpin yang bertanggungjawab dan mengayomi, tanpa unsur diktator. 

Ketiga, industri kecantikan membahayakan perkembangan pribadi anak perempuan kita.

Mereka mendiskusikan tentang standar kecantikan. Awalnya Najwa mempersoalkan standar kecantikan dimata para lelaki. Kebanyakan lelaki menyukai cewek berkulit putih, langsing dan tinggi. Hal ini berefek buruk bagi kepribadian para cewek yang tak ditakdirkan tercipta dengan paras menarik bagi cowok.

Namun pembicaraan mengerucut pada bahaya industri kecantikan. Dengan kekuatannya, ia mampu membentuk opini tentang satu standar kecantikan tertentu. Image langsing, putih, tirus dan semacamnya ala industri kecantikan dipasarkan lewat media. Produk-produk pemutih dan sejenisnya pun laris manis dipasaraan

Industri hiburan turut mendukung dengan menampilkan cewek-cewek good looking sebagai pemeran utama dalam film maupun sinetron. Media sosial turut memberi ruang bagi para cewek berekspresi menonjolkan sisi menarik dirinya.

Belum lagi munculnya berbagai aplikasi face edit, yang memperbesar keinginan perempuan terutama remaja, untuk memenuhi standar kecantikan seperti yang digambarkan.

Nadiem mengatakan bahwa ada research tentang hubungan depresi dengan instagram. Ternyata hubungannya kuat. Disini dia khawatir kalau tiga putrinya akan terpengaruh sistemik insecure tentang body image and face yang diciptakan industri kecantikan.

Dalam hal ini terungkap ya sebenarnya, kekuatan para kapitalis berperan penting menciptakan masalah pada perempuan. Ekploitasi daya tarik perempuan dilakukan oleh para kapitalis dunia industri.

Perempuan masuk ke dunia hiburan, ada di tempat-tempat hiburan, menjadikan daya tarik fisiknya sebagai penghibur lelaki nakal. Yang semua itu merendahkan kehormatan perempuan.

Tata kelola perekonomian ala kapitalis pun  telah menciptakan kemiskinan sistemik. Darisitu tercipta kebutuhan terhadap pekerjaan di dunia hiburan, yang mudah dimasuki oleh perempuan  good looking. Karena perempuan butuh makan ataupun ingin memenuhi gaya hidup.

Hal ini aku pikir jauh lebih mengerikan ketimbang bicara soal mewujudkan kesetaraan. Ini soal para manusia yang menjadikan uang sebagai Tuhan. Hal ini membuatku sadar, betapa buruk kehidupan manusia tanpa diatur oleh hukum-hukum Allah swt.

Baca Juga: 

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-1)

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-3)

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-4)

0 Comments

Post a Comment