Dari mengikuti dialog berdurasi satu jam oleh NajwaSihab dan teman-temannya ini, aku memiliki sejumlah catatan.
***
Dalam pandangan Islam, tindak pelecehan
seksual jelas merupakan kejahatan. Sanksi Islam akan menghukum pelakunya dengan
hukuman yang tegas. Jika pelecehan itu berbentuk perkosaan, maka hukumannya
sama dengan hukuman bagi pezina.
Jika dia sudah menikah, dia akan dirajam
sampai mati. Jika belum menikah akan dicambuk seratus kali, lalu diasingkan ke
suatu tempat. Jika pelecehannya tak sampai bentuk perkosaan, maka dikenakan
baginya hukuman ta’jir, yakni hukuman yang ditentukan khalifah, dengan
memperhatikan efek jera.
Yang paling penting, sanksi Islam tak bisa dibeli oleh siapapun. Tak ada banding setelah kesalahan terbukti dan hukuman telah dijatuhkan. Semua sama dihadapan hukum.
Seperti kata Rasulullah saw bahwa
seandainya putrinya Fatimah mencuri, maka Rasulullah saw sendiri yang akan
memotong tangannya. Khalifah Umar bin Khaththab juga pernah menghukum anaknya
sendiri yang meminum khamr.
Begitu yang disebutkan dalam Kitab
Nizhamul ‘Uqubat Wa Akhmaul Bayyinat Fil Islam karya Abdurrahman al-Maliki dan
Ahmad ad-Daur.
Islam juga memandang, bahwa perempuan
yang membuka aurat itu salah. Sebab Allah swt memerintahkan perempuan untuk
menutup auratnya sesuai petunjuk al Quran dan sunnah.
Menjadi korban pelecehan ataupun tidak,
jika perempuan membuka aurat tetap dinilai salah oleh Islam. Perintah menutup
aurat adalah salah satu cara Islam menjaga kehormatan perempuan.
Islam pun memandang tersebarnya
pornografi dan pornoaksi itu salah. Sehingga segala tontonan ataupun bacaan
berbau porno yang tersebar di masyarakat harusnya dihentikan total.
Pornografi menjadi hal paling berpengaruh
pada tindak kejahatan pelecehan seksual. Dalam sistem sekuler liberal hari ini,
pornografi mudah sekali tersebar luas. Ini yang luput dari pembahasan Najwa dan
kawan-kawan, bahwa para pelaku pelecehan itu berbuat jahat bukan semata karena
mereka merasa lebih kuat dari perempuan.
Tapi otak para lelaki itu sudah teracuni hal-hal
berbau porno yang marak di sekitar kita. Semua ini terjadi karena individu,
masyarakat maupun negaranya kurang agama. Sehingga membiarkan liberalisme
meracuni hidup kita.
***
Demikian halnya soal para suami bejat yang
jahat pada isterinya. Sebenarnya aturan Islam lengkap mengatur tentang rumah
tangga. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Seperti larangan menggauli isteri saat
haid dan melalui dubur. Rasulullah saw menyatakan bahwa kebaikan seorang lelaki
diukur dari prilakunya pada isterinya. Jadi Islam justru memerintahkan suami
berlaku baik pada isterinya.
Artinya, meski isteri harus patuh pada
suami, termasuk ketika suami minta jatah, tapi dalam memintanya suami tetap
harus berlaku baik. Suami harus memperhatikan kondisi isterinya dan berlaku
lemah lembut dalam bergaul dengan isteri.
Rasulullah saw merupakan contoh terbaik
dalam memperlakukan isteri. Bacalah sejarah kehidupan pernikahan nabi. Niscaya
hati kita akan meleleh dengan kebaikan akhlak Rasulullah saw pada isteri-isteri
beliau
***
Kalau fakta saat ini memang luar biasa.
Kehidupan yang sekuler ya begini. Jangankan hanya memaksa isteri berhubungan
seks, suami yang menjual isterinya pada lelaki hidung belang pun banyak.
Jangankan KDRT, suami yang membunuh isteri juga banyak. Isteri yang membunuh
suami, orangtua yang menjual anak pun ada.
Jadi kehidupan hari ini memang edan,
tindak kejahatan marak. Bukan karena kurangnya pemahaman kesetaraan gender.
Tapi karena kurangnya pemahaman agama pada sebagian besar masyarakat serta
negara.
Ini yang perlu direnungi. Islam sebagai
aturan hidup bernegara diabaikan, bahkan dibenci. Sementara mereka kebingungan
mengatasi masalah sosial yang solusinya sebenarnya ada dalam Islam. Ini sebenarnya yang jadi akar masalah.
***
Alhasil, kalau aku bilang sih, dalam
sistem sekarang jadi perempuan atau laki-laki sama susahnya. Sama beratnya.
Sama kebingungannya. Sama serba salahnya. Sama-sama tak paham Islam. Sama-sama
tak diatur Islam.
Sama-sama menghadapi persoalan sosial
kemasyarakatan dan politik yang tak kunjung selesai. Sebab masih betah diurusi
oleh sistem kapitalis sekuler dan liberal yang jadi biang masalah.
Aku tak butuh ide kesetaraan gender. Tapi
aku butuh petunjuk hidup dari Allah swt yang menciptakanku. Aku yakin Allah swt
yang paling baik dalam memberi aturan bagi hidup semua manusia.
Baca Juga:
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-1)
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-2)
Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-3)
0 Comments
Post a Comment