Monday, December 20, 2021

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-4)

 

Dari mengikuti dialog berdurasi satu jam oleh NajwaSihab dan teman-temannya ini, aku memiliki sejumlah catatan.

*** 

Dalam pandangan Islam, tindak pelecehan seksual jelas merupakan kejahatan. Sanksi Islam akan menghukum pelakunya dengan hukuman yang tegas. Jika pelecehan itu berbentuk perkosaan, maka hukumannya sama dengan hukuman bagi pezina.

Jika dia sudah menikah, dia akan dirajam sampai mati. Jika belum menikah akan dicambuk seratus kali, lalu diasingkan ke suatu tempat. Jika pelecehannya tak sampai bentuk perkosaan, maka dikenakan baginya hukuman ta’jir, yakni hukuman yang ditentukan khalifah, dengan memperhatikan efek jera.

Yang paling penting, sanksi Islam tak bisa dibeli oleh siapapun. Tak ada banding setelah kesalahan terbukti dan hukuman telah dijatuhkan. Semua sama dihadapan hukum.

Seperti kata Rasulullah saw bahwa seandainya putrinya Fatimah mencuri, maka Rasulullah saw sendiri yang akan memotong tangannya. Khalifah Umar bin Khaththab juga pernah menghukum anaknya sendiri yang meminum khamr.

Begitu yang disebutkan dalam Kitab Nizhamul ‘Uqubat Wa Akhmaul Bayyinat Fil Islam karya Abdurrahman al-Maliki dan Ahmad ad-Daur.

Islam juga memandang, bahwa perempuan yang membuka aurat itu salah. Sebab Allah swt memerintahkan perempuan untuk menutup auratnya sesuai petunjuk al Quran dan sunnah.

Menjadi korban pelecehan ataupun tidak, jika perempuan membuka aurat tetap dinilai salah oleh Islam. Perintah menutup aurat adalah salah satu cara Islam menjaga kehormatan perempuan.

Islam pun memandang tersebarnya pornografi dan pornoaksi itu salah. Sehingga segala tontonan ataupun bacaan berbau porno yang tersebar di masyarakat harusnya dihentikan total.

Pornografi menjadi hal paling berpengaruh pada tindak kejahatan pelecehan seksual. Dalam sistem sekuler liberal hari ini, pornografi mudah sekali tersebar luas. Ini yang luput dari pembahasan Najwa dan kawan-kawan, bahwa para pelaku pelecehan itu berbuat jahat bukan semata karena mereka merasa lebih kuat dari perempuan.

Tapi otak para lelaki itu sudah teracuni hal-hal berbau porno yang marak di sekitar kita. Semua ini terjadi karena individu, masyarakat maupun negaranya kurang agama. Sehingga membiarkan liberalisme meracuni hidup kita.

***

Demikian halnya soal para suami bejat yang jahat pada isterinya. Sebenarnya aturan Islam lengkap mengatur tentang rumah tangga. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Seperti larangan menggauli isteri saat haid dan melalui dubur. Rasulullah saw menyatakan bahwa kebaikan seorang lelaki diukur dari prilakunya pada isterinya. Jadi Islam justru memerintahkan suami berlaku baik pada isterinya.

Artinya, meski isteri harus patuh pada suami, termasuk ketika suami minta jatah, tapi dalam memintanya suami tetap harus berlaku baik. Suami harus memperhatikan kondisi isterinya dan berlaku lemah lembut dalam bergaul dengan isteri.

Rasulullah saw merupakan contoh terbaik dalam memperlakukan isteri. Bacalah sejarah kehidupan pernikahan nabi. Niscaya hati kita akan meleleh dengan kebaikan akhlak Rasulullah saw pada isteri-isteri beliau

***

Kalau fakta saat ini memang luar biasa. Kehidupan yang sekuler ya begini. Jangankan hanya memaksa isteri berhubungan seks, suami yang menjual isterinya pada lelaki hidung belang pun banyak. Jangankan KDRT, suami yang membunuh isteri juga banyak. Isteri yang membunuh suami, orangtua yang menjual anak pun ada.

Jadi kehidupan hari ini memang edan, tindak kejahatan marak. Bukan karena kurangnya pemahaman kesetaraan gender. Tapi karena kurangnya pemahaman agama pada sebagian besar masyarakat serta negara.

Ini yang perlu direnungi. Islam sebagai aturan hidup bernegara diabaikan, bahkan dibenci. Sementara mereka kebingungan mengatasi masalah sosial yang solusinya sebenarnya ada dalam Islam. Ini sebenarnya yang jadi akar masalah.

***

Alhasil, kalau aku bilang sih, dalam sistem sekarang jadi perempuan atau laki-laki sama susahnya. Sama beratnya. Sama kebingungannya. Sama serba salahnya. Sama-sama tak paham Islam. Sama-sama tak diatur Islam.

Sama-sama menghadapi persoalan sosial kemasyarakatan dan politik yang tak kunjung selesai. Sebab masih betah diurusi oleh sistem kapitalis sekuler dan liberal yang jadi biang masalah.

Aku tak butuh ide kesetaraan gender. Tapi aku butuh petunjuk hidup dari Allah swt yang menciptakanku. Aku yakin Allah swt yang paling baik dalam memberi aturan bagi hidup semua manusia.

Baca Juga: 

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-1)

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-2)

Catatan Atas Dialog Isu Perempuan Oleh Najwa Sihab Dan Kawan-Kawan (Bag-3)

0 Comments

Post a Comment