Saturday, November 20, 2021

Ummu al-Hasan, Ulama Perempuan Masa Kejayaan Islam

 

Semakin menyelami ajaran Islam, yakinlah, akan semakin kau temukan indahnya Islam memperlakukan perempuan. Sama halnya dengan kaum lelaki, dalam Islam perempuan memiliki peluang yang sama untuk memiliki ilmu pengetahuan.

Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah saw. bersabda, “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim.” (HR Al Baihaqi)

Selain itu, menjadi orang berilmu adalah kebutuhan bagi muslim. Sebab setiap muslim diharuskan terikat dengan syariah Islam. Tanpa ilmu, seorang muslim takkan mungkin bisa menjalankan syariah Islam.

Imam Ahmad menjelaskan, “Wajib hukumnya menuntut ilmu yang dengannya seseorang bisa menegakkan agamanya.” Ditanyakan kepada beliau, “(Ilmu) seperti apa?” Beliau menjawab, “Ilmu tentang urusan-urusan yang ia tidak boleh bodoh tentangnya, seperti salatnya, puasanya, dan sebagainya.”

***

Satu kisah tentang ulama perempuan terukir di masa Khilafah Umayyah di Andalusia. Saat itu ada seorang muslimah bernama Ummu al Hasan. Nama lengkapnya Ummu al-Hasan binti Abi Liwa bin Asbagh bin Abdullah bin Wansus bin Yarbu al-Miknasi.

Amir Abdullah bin Abdurrahman III bin Muhammad dalam kitab Al Muskitah menceritakan tentang Ummu al-Hasan. Beliau adalah seorang perempuan cerdas dan memiliki semangat tinggi untuk belajar.

Ummu al-Hasan membuktikan semangat belajarnya dengan berguru pada guru terbaik yang dikenal masa itu. Dia adalah Imam Baqi’, seorang ulama yang merupakan murid kesayangan Imam Ahmad.

Ummu al-Hasan mempelajari ilmu-ilmu fikih serta hadis kepada gurunya Imam Baqi’. Dihadapan gurunya itu, Ummu al-Hasan menyetor hafalan dari Kitab Ad Duhur. Anak dari Imam Baqi’ yakni Ahmad bin Baqi’ turut menyimak bacaan Ummu al-Hasan sekaligus ikut memberi pengajaran pada muslimah tangguh itu.

Bagi Ummu al-Hasan, momen haji menjadi satu kesempatan untuk menambah ilmu. Ia berangkat ke Mekkah dan Madinah untuk beribadah haji. Perjalanannya ke dua kota suci itu cukup jauh.

Maka ia pun tak menyia – nyiakan waktu yang ada. Disana ia mengumpulkan sebanyak – banyaknya ilmu tentang fikih dan riwayat hadis. Sekembalinya dari haji, ia menyampaikan riwayat hadis yang ia peroleh pada gurunya Imam Baqi’.

Ternyata sang guru tak mengetahui hadis yang didengarnya dari Ummu al-Hasan. Maka Imam Baqi’ pun meriwayatkan hadis dari muridnya itu.

Kegigihan Ummu al-Hasan menuntut ilmu berhasil membuatnya menguasai fikih dan meriwayatkan hadis. Tak lama namanya pun dikenal di kalangan para ulama sebagai muslimah yang cerdas. Ia membuat karya keilmuannya berupa buku fikih dan hadis yang manfaatnya dirasakan oleh umat.

Ummu al-Hasan turut dikenal sebagai murid pilihan Imam Baqi’. Bahkan hampir di setiap kitab yang menuliskan tentang gurunya, nama Ummu al-Hasan turut serta disebutkan disana.

Sebagaimana lazimnya para ulama masa kejayaan Islam, Ummu al-Hasan tak hanya berilmu, tapi juga berkepribadian Islam. Akhlaknya tinggi, zuhud terhadap nikmat dunia serta bijak menghadapi masalah.

Alhasil banyak orang berkonsultasi pada Ummu al-Hasan mengenai berbagai persoalan syariat.

Pada kesempatan pergi haji ke dua kalinya, Ummu al-Hasan bersemangat dan berharap kembali dapat menambah ilmu. Tetapi rupanya Allah swt berkehendak lain. Ajalnya telah datang. Ummu al-Hasan meninggal dunia di Kota Mekkah. Ia pun dimakamkan disana.

***

Ummu al-Hasan hanya satu diantara muslimah intelektual yang tercatat dalam sejarah. Masa sebelumnya yakni generasi awal umat Islam ada Ummul Mukminin Aisyah ra., putri tercinta Rasulullah saw Fatimah az-Zahra ra., Ummu Salamah dan muslimah cerdas lainnya.

Masa setelah Ummu al-Hasan ada ilmuwan muslimah bernama Maryam al Astrulabi, Fatimah al Fihri sang pendiri Universitas al Qarawiyyin dan lain sebagainya.

Ciri khas muslim dan muslimah intelektual yang cuma ada dalam Islam yakni berilmu dan taat pada Allah swt. Bukan zaman sekarang maksudnya, dimana banyak muslim dan muslimah berilmu tetapi justru jadi pejabat korup.

Namun ciri pribadi muslim yang utuh dengan ilmu dan kesalihan itu akan banyak dijumpai dalam  peradaban Islam bernama Khilafah Islamiyah.

Referensi: https://www.muslimahnews.com/2021/11/15/ummu-al-hasan-muslimah-cerdas-dari-andalusia/


Baca Juga: Kala Perempuan Cerdas Dan Ambisius Bercita-Cita

                    Gadis Ini Diputusin Pacar Gegara Pakai Gamis, Gimana Nasibnya?

                    Badki, Perempuan Yang Terpaksa Jatuh Ke Lembah Prostitusi Demi..

                    Peran Ibu Mengakhiri Penjajahan (Resensi Buku)

                    Kasus Asusila Artis, Picu Bahasan Open Marriage

        

0 Comments

Post a Comment