https://jateng.inews.id/ |
Beberapa kasus cekcok antar tetangga
sempat viral beberapa waktu lalu. Diantaranya perselisihan Keluarga Ibu
Sunarsih dan Ibu Sutikah di Kudus, Jawa Tengah.
Anak lelaki Bu Sunarsih mengaku sejak
lama keluarga mereka merasa kurang nyaman dengan prilaku tetangganya itu.
Puncaknya, anak lelaki Bu Sunarsih menutup akses jalan rumah bu Sutikah dengan
tembok, dimana akses jalan rumah bu Sutikah adalah tanah milik keluarga Bu
Sunarsih.
Hal serupa terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. Seseorang bernama Sun Riyanti menyekat jalan rumah tetangganya, Mimin Sujiati dengan tembok. Sebab jalan tersebut adalah tanah miliknya.
Hal itu dilakukan Sun karena tersinggung
dengan status Mimin di media sosial. Sun Riyanti biasa melakukan kegiatan
sosial di rumahnya. Sementara Mimin mengeluh di media sosial bahwa dia
terganggu dengan kegiatan itu.
Padahal keduanya masih memiliki hubungan
persaudaraan. Namun hubungan itu retak karena ketersinggungan yang sebenarnya
masih bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik.
Ilmu Bertetangga Dalam Islam
Dalam berinteraksi, bagaimana agar tidak
menjadi orang yang mudah tersinggung dan mudah menyinggung, tentu menjadi
bagian dari ilmu yang penting.
Kedua kasus di atas dan banyak kasus
lainnya, terjadi karena hal itu. Satu pihak mudah tersinggung dan satu pihak
lagi mudah menyinggung. Berteman, bersaudara, berumah tangga atau bertetangga,
sama masalahnya.
Jika keduanya bisa bertemu di tengah,
tentu hubungan tak akan retak. Bertemu di tengah maksudnya bisa saling
memahami. Saling mengerti hak dan kewajiban masing-masing. Disinilah Islam
hadir memberi tuntunan dalam bertetangga.
Dalam Islam, urusan bertetangga harus
diperhatikan. Hal ini belum lama ku ikuti kajiannya dalam Kitab Riyadus Shalihin
bab 39 berjudul: Hak Tetangga & Berwasiat Padanya, yang diasuh oleh Ustaz
Yuana Ryan Tresna.
Mewujudkan rumahku surgaku, bukan hanya
menjalin hubungan baik dengan sesama anggota penghuni rumah. Tapi juga
berhubungan baik dengan tetangga.
Kalau muslim mau tinggal di suatu tempat,
bukan hanya harus memperhatikan kondisi rumahnya. Tapi juga harus memperhatikan
kebaikan lingkungan, alias tetangga. Karena tetangga mempengaruhi kenyamanan
hidup.
Allah swt berfirman: “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu”. (an-nisa:36)
Kalau direnungi ayat tersebut, sebetulnya
muslim diperintahkan Allah swt untuk berbuat baik pada semua orang. Karena dalam
hidup manusia pasti berhubungan dengan semua yang disebutkan dalam ayat itu.
Hanya saja, ketika berada dalam kondisi
harus memilih, maka ayat tersebut menuntun untuk mendahulukan orangtua, dan
seterusnya sesuai urutan yang ada pada ayat itu.
Bentuk-bentuk perbuatan baik pada
tetangga dijelaskan pula oleh Rasulullah saw. Seperti disunnahkan memperbanyak
kuah ketika memasak, agar bisa berbagi pada tetangga.
Bila hanya bisa berbagi pada satu dua
orang tetangga, maka harus dipilih yang paling dekat pintu rumahnya dengan
pintu rumah kita. Tidak boleh membiarkan tetangga dalam keadaan kelaparan,
sementara kita bisa makan dengan kenyang.
Di hadis nabi pula dikatakan, tidak
beriman seseorang yang mengganggu tetangga dengan lisan dan tangannya. Dalam
situasi masyarakat yang kurang memahami Islam seperti sekarang, orang yang mengganggu
tetangganya dengan lisan dan tangannya banyak ya.
Semisal menghidupkan musik dengan suara
keras. Menggosipi tetangganya. Membakar sampah yang asapnya sampai ke rumah
tetangga dan lain sebagainya. Hal-hal itu menimbulkan rasa tidak nyaman
tetangga kita, dan tentunya mendapat dosa bagi pelakunya.
Kalau saja masing-masing muslim memahami
tuntunan Allah swt tentang hidup bertetangga, tentu hidup ktia menjadi indah. Sayangnya
lagi-lagi kita harus mengakui lemahnya institusi pendidikan negeri kita yang
tak mengajarkan Islam secara kaffah. Hingga banyak yang tak mengerti cara
bertetangga sesuai Islam.
Bersyukurlah bagi sesiapa yang memiliki tetangga yang baik dan menjadi tetangga yang baik. Mari terus bersemangat belajar memahami Islam, agar cara hidup kita menjadi benar.
itulah makanya aku berinetraski dengan tetangga seperlunya saja mencegah keributkan karena gak semua orang bisa bersikap dewasa untuk bisa saling menghormati
ReplyDelete