Tuesday, November 05, 2019

Tips Menjaga Buku Dari Peminjam Nakal



My Own Picture
Mencintai benda milik kita wajar ya. Asalkan tidak melebihi cinta pada Allah dan Rasul. Saya mencintai buku milik saya. Dipinjam boleh. Asal dipulangkan. Sayangnya banyak kenalan bisa minjam tapi sulit memulangkan. Selama komitmen rutin baca buku sejak sembilan tahun lalu, setidaknya lebih dari dua puluh buku saya yang dipinjam nggak balik.

Saya pernah ke rumah seorang teman. Saat itu ada buku di sekitarnya. Dia berucap, "Ini buku siapa ya? Aku lupa siapa yang punya buku ini, sangking lamanya ku pinjam."

Saya jadi mengaitkan peristiwa teman itu dengan masalah saya. Bisa jadi teman teman yang pinjam buku saya ada yang ingin mengembalikannya. Tapi dia lupa siapa pemilik buku tersebut. Karena sudah lama meminjam. Apalagi memang tak semua buku saya tertulis identitas diri. Itu prasangka baiknya ya. Selebihnya, wallahu a'lam bishawab.

Yang lalu biarlah berlalu. Direlakan aja buku yang lenyap itu. Semoga buku itu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh orang tersebut. Jadi nggak sia sia buku itu ada ditangannya.

Nah, biar hal ini nggak terjadi lagi. Saya dan suami melakukan beberapa hal untuk meminimalisir kehilangan buku yang dipinjam.

Pertama, menetapkan aturan baca di tempat. Bagi kenalan biasa.

Bagi kenalan umum yang belum cukup diketahui sikap amanah pada dirinya, maka bentuk kewaspadaan kami adalah mempersilahkan mereka untuk baca di tempat. Rumah kami didesain untuk belajar bagi anak anak yang belajar dibimbingan belajar kami.

Jadi ada ruang diskusi yang disediakan. Diruang tersebut aktivitas membaca pun cukup nyaman. Makanya kami menetapkan aturan begini.

Resiko mempersilahkan orang mengambil dan meletakkan sendiri buku-buku kami adalah, berantakan. Hemm, persis seperti kondisi diperpustakaan. Saya pikir kerja yang paling berat dan menyita waktu bagi pustakawan adalah membereskan buku buku pasca sentuhan pengunjung. Saya cukup kesal dengan kebiasaan orang yang tak bisa meletakkan buku dengan benar seperti sebelum ia mengambilnya.

Makanya saya cukup cerewet mengingatkan mereka yang sedang pilih-pilih buku hendak dibaca, “Mohon diletakkan lagi sebagaimana keadaan semula.”


Kedua, menetapkan jangka waktu peminjaman. Yaitu maksimal dua minggu.

Bagi kenalan dekat yang ingin baca buku kami, boleh membawa pulang. Tapi untuk menghindari penundaan dalam membaca dan memulangkan buku, maka baiknya memang ada jangka waktu peminjaman. Sehingga memang peminjam serius menyelesaikan membaca buku tersebut.

Soalnya ada kejadian, peminjam buku cuma selera mata saja. Buku hendak dipinjam karena tertarik dengan judulnya, nama penulisnya, desain cover atau warna covernya. Setelah dipinjam sampai rumah buku diletak dan lama nggak dibaca.

Sampai berlama lama nggak dibaca, buku itu tertimpa dengan buku lainnya hingga tenggelam. Karena nggak kelihatan dipermukaan, buku jadi lupa dibaca dan dikembalikan. Maka menetapkan jangka waktu peminjaman kami anggap sebagai cara efektif mengatasi masalah satu ini.

Ketiga, meminta peminjam buku menceritakan isi buku.

Berkaitan dengan poin keempat, untuk memastikan buku benar – benar dibaca, maka kami ingin mendengar kesan peminjam buku terhadap buku tersebut. Melalui cara ini saya dan peminjam jadi bisa berdiskusi tentang buku tersebut. Alhasil, ilmu yang ada di buku tersebut lebih melekat dalam ingatan kami.

Keempat, membuat daftar peminjaman dan rajin mengingatkan tentang pengembalian buku.

Sekedar menetapkan jangka waktu peminjaman kami pikir belum efektif jika tidak ada kontrol. Maka untuk meminimalisir potensi terlambatnya pengembalian buku, harus dibuat daftar peminjaman berisi nama peminjam, judul buku, tanggal peminjaman dan pengembalian. Sehingga bila waktu pengembalian tiba buku belum kembali, akan diingatkan.

Kelima, menganjurkan untuk foto kopy.

Hal ini sebenarnya jarang kami lakukan. Atau bahkan belum pernah. Tapi biasanya teman yang tertarik membaca buku kami ada yang justru menawarkan sendiri buat foto kopy. Katanya biar membaca dengan santai. Nggak enak kalau membaca sambil diuber – uber. Hehe.

Tapi andainya teman yang hendak meminjam rumahnya jauh, bakal jarang ketemu, dia super sibuk, punya cukup uang, maka kami akan anjurkan ia untuk membeli saja buku tersebut atau foto kopy. Kami memandang hal itu sebagai cara terbaik.

Semoga tips yang saya bagikan bermanfaat bagi teman-teman

3 Comments:

  1. Sama buku yang dipinjemin jangan lupa di kasi nama dan no hp. Buat mencegah orang yg minjem lupa diri dia abis minjem dr siapa. Hehehee..

    Btw salam kenal ya mba 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener tu mbak hehe... salam kenal juga mbak

      Delete
  2. Saya juga heran, kok ada orang yang minjem buku, tapi lupa itu buku siapa. Dari sini jelas bahwa buku itu tidak dibacanya!

    ReplyDelete