Ini kali kedua saya buat catatan
Ramadhan. Bagi saya yang mudah sekali lupa, tiap momen berharga cocok sekali
untuk dicatat. Terutama Ramadhan, bulan paling istimewa bagi umat Islam.
Alhamdulillah, jika Ramadhan tahun lalu suami saya sakit dan bolong puasa
sekitar empat hari, kali ini sehat wal afiat sepanjang Ramadhan.
Diantara catatan istimewa itu...
Pertama
Kematian indah yang berkesan bagi saya. Sedih
sekaligus terharu mendengar kabar wafatnya dua orang pencinta kebaikan dari
dunia Islam di bulan Ramadhan. Yang satu bernama Ali Banat, seorang hartawan
asal Australia. Satunya lagi relawan kesehatan asal Palestina yang membantu
korban terluka pada aksi di Gaza, Razan Annajar.
Umumnya hartawan, hidup Ali Banat
dijalani dengan kemewahan. Namun semua berubah tatkala ia divonis dokter
terkena kanker.
Reaksi yang luar biasa darinya. Bukannya mengumpat
takdir Allah swt, dia justru memandang penyakit itu sebagai hadiah. Hidupnya
pun drastis berbeda dengan semula. Sejak itu ia dikenal sebagai muslim dermawan.
Penyakit itu menyadarkannya, bahwa harta kalah berharga dari kebaikan. Amal
baiklah yang kelak menjadi pembela dihadapan Allah swt.
Sementara Razan Annajar adalah seorang
wanita muda pemberani dan baik hati, yang menjadi bagian tim medis pada aksi
menolak klaim Yerusalem sebagai ibukota Israel. Tentara Israel laknatullah
alaih telah menembak Razan hingga tewas.
Keduanya pejuang kebaikan dan mati dalam
keadaan berbuat baik di bulan baik. Sedih, bahagia, terharu dan iri bercampur
aduk. Akankah saya berkesempatan bertemu maut dalam kondisi dan waktu yang baik
seperti mereka? Semoga
![]() |
YouTube |
Kedua
Saya malu, sebagai seorang pembelajar, membaca buku masih kumat kumatan. Kadang saat rasa ingin membaca buku muncul,
banyak buku yang dibaca. Sebaliknya kalau rasa bosan muncul, dalam sebulan
belum tentu menamatkan satu buku.
Harusnya kan mampu mengelola perasaan.
Membaca adalah kebutuhan saya yang fakir ilmu ini. Maka harusnya mampu
menghidupkan semangat membaca secara terus menerus.
Alhamdulillah, Ramadhan kali ini insya
allah menjadi titik balik bagi aktivitas membaca saya.
Di Ramadhan ini, waktu
saya banyak yang luang untuk membaca buku. Ini kesempatan untuk kembali
membentuk habbit membaca rutin.