(Reportase Acara)
Alhamdulillah, senang sekali berkesempatan mengikuti Event Hijrah Bareng – Bareng yang diadakan oleh Komunitas Pencinta Hijrah. Tepatnya pada Rabu pagi 2 Muharram 1443 atau 11 Agustus 2021. Sekitar 120.000 an orang menonton acara ini, tayang di saluran khusus yang disiapkan panitia.
Acara ini bertabur para tokoh muslim
milenal. Mereka cukup dikenal karena kisah hijrahnya yang inspiratif. Ada drg.
Carissa Grani yang belum lama menyandang status muallaf. Dewa Eka Prayoga
mewakili kalangan pebisnis. Ahmad Rusdan Utomo, Ph.D dari kalangan ilmuwan ahli
biologi molekuler. Terakhir ada tokoh yang sudah tak asing lagi yakni Ustaz
Felix Siauw. Acara berjalan dalam bentuk talk show, mengulas proses hijrah para
narasumber.
Selain keempat tokoh di atas, hadir pula
Ustaz Ismail Yusanto, Cendikiawan Muslim dan Ustaz Yuana Ryan Tresna yang
merupakan seorang ulama hadist. Keduanya hendak mempertajam arah pembicaraan
dalam event ini.
Memilih Hijrah Setelah 5 Tahun Berproses
Mencari Hakikat Hidup
Narasumber pertama adalah ustaz Felix
Siauw. Pengguna media sosial dari kalangan milenial bisa jadi banyak yang sudah
mendengar kisah hijrah beliau. Ustaz Felix juga berbagi kisahnya serta berbagai
ilmu Islam di channel youtube pribadinya.
Namun secara singkat latar belakang
hijrahnya diceritakan dalam agenda ini. Intinya beliau hijrah karena serius
berpikir tentang hakikat kehidupan. 5 tahun ia berproses mencari makna hidup,
sejak kelas 2 SMP sampai kuliah semester 3.
Puas mencari, alhasil ia memilih Islam
yang dibuktikannya sebagai agama rasional, sempurna dan ajarannya menyeluruh.
Ia meninggalkan agama sebelumnya yang tak mampu menjawab pertanyaan –
pertanyaannya tentang hakikat hidup.
Ustaz Felix tak luput dari ujian hijrah. Keluarganya menentang keputusannya menjadi muallaf. Ia sampai berdebat dengan bapaknya tentang pilihannya itu. Alhamdulillah, Ustaz Felix mampu melewati ujian tersebut.
Baca Juga: (Resensi Buku) Inspirasi Memperbaiki Cara Menggunakan Waktu
Ia meyakini bagi siapapun yang bersikap
tawadhu’ yakni jujur pada kebenaran dan tak henti mencari kebenaran, maka
mereka akan mudah menerima kebenaran tersebut. Namun orang yang sombong dan
lalai sebagaimana sifat syetan akan sulit untuk hijrah.
Ustaz Felix berpesan, hijrah jangan
sekedar berubah secara fisik atau berubah menjadi lebih baik. Namun perubahan
itu harus memberi pengaruh bagi yang lain. Hijrah wajib berjamaah agar
kehidupan Islam yang kita inginkan dapat terwujud nyata.
Hidayah Itu Amat Berharga
Narasumber kedua, drg. Carissa berkisah
tentang pengalaman hijrahnya. Ia menyebut hijrahnya sebagai hikmah pandemi
covid-19. Ya, beliau awalnya tersentuh hidayah pada maret 2020 bersamaan
munculnya kasus covid-19 di Indonesia.
Mbak Carissa tertarik dengan ajaran Islam
dari sisi kesehatan yang dipraktekkan oleh beberapa muslim yang ditemuinya.
Ajaran Islam tentang cadar, berwudhu, sholat dan lain sebagainya. Semua
membuatnya kagum. Sebab prilaku bersih yang dibutuhkan untuk terhindar dari
covid-19 ternyata telah diajarkan oleh Islam.
Dua minggu setelah ia mendatangi
sekretariat muallaf center. Disana tiga jam ia mendapat penjelasan tentang
Islam seperti rukun iman, rukun Islam dan sebagainya.
Selama mendengar penjelasan tak henti air
matanya menetes. Ia merasa menemukan apa yang selama ini dicari. Setelah itu ia
berkata ingin belajar Islam lebih lanjut. Namun ucapan selanjutnya dari pihak
muallaf center membuatnya mantap untuk langsung bersyahadat saat itu juga.
Setiap pilihan pasti memiliki
konsekuensi. Pilihannya memeluk Islam mendapat penentangan dari keluarga
termasuk suami. Pada akhirnya dia harus berpisah dengan suami karena mereka tak
sejalan.
Pasca berpisah dengan suami ujian keimana
makin berat. Ia mendapat penghakiman dari berbagai pihak. Ia disebut menjadi
penyebab hancurnya rumah tangganya. Ia disalahkan atas nasib anak – anaknya
yang jadi korban atas perceraian tersebut.
Baca Juga: Berharaplah Hanya Kepada Allah
Namun mbak Carissa tetap istiqamah. Ia
merasa hidayah yang diperolehnya amat berharga. Ia yakin Allah swt akan
memberinya sesuatu lebih besar dari apa yang ia korbankan demi iman.
Sebagai closing statemen mbak Carissa
memberi tips agar istiqamah dalam hijrah. Pertama, menjaga dzikir kepada Allah
swt. Dengan dzikir maka diri akan terus ingat pada Allah swt dan menggantungkan
diri hanya pada Allah swt. Kedua, mengkarabkan diri dengan al Quran.
Ketiga, mempererat ukhuwah. Keempat,
bersama dengan orang – orang yang memberi suport. Kelima, terus belajar Islam.
Sebab muslim disuruh Allah swt melaksanakan Islam secara kaffah dalam al Quran
surat al Baqara ayat 209. Bila tidak berislam kaffah sama saja kita mengikuti
langkah syetan.
Hijrah Tak Cukup Hanya Dengan Iman,
Tetapi Harus Ada Perubahan Sikap
Narasumber selanjutnya adalah Pak Ahmad
Rusdan. Ilmuwan satu ini menempuh pendidikan yang cukup panjang di negeri Paman
Sam, Amerika. 17 tahun ia tinggal di negeri liberal itu.
Alhamdulillah selama disana ia terjaga
dari pengaruh liberalisme karena beberapa hal. Pertama, doa orangtua. Ini ia
yakini sebagai sebab utama Allah swt menjaga keimanannya di perantauan.
Kedua, memiliki teman – teman pilihan. Ia
memiliki dua teman akrab. Keduanya memotivasinya untuk lebih dekat kepada Allah
swt. Teman yang satu menghadiahkan buku berjudul Jalan Menuju Iman. Buku ini
menarik, karena isinya logis. Dari situ ia pun bertemu teman – teman yang
mengajak ke mesjid.
Baca Juga: Tetesan Ilmu
Teman akrab satunya lagi menyampaikan
pesan yang berkesan hingga selalu ia ingat. Katanya, kemanapun kamu pergi ingat
satu hal, pilih tempat yg bagus untuk agamamu. Dari sini Pak Ahmad bisa
berhijrah menjadi lebih baik.
Pesan Pak Ahmad, hijrah tak cukup hanya
dengan iman, tetapi harus ada perubahan sikap. Sikap seorang muslim adalah
menyatukan ilmu dengan Islam. Ilmu harus sejalan dengan Islam. Ditambah lagi,
hijrah itu jangan sendirian. Jangan mau masuk surga sendirian. Jangan egois.
Harus ngajak ngajak yang lain.
Ketika Memilih Jalan Hijrah, Maka Harus
Terikat Dengan Hukum Syara’
Cerita hijrah berbeda dari pengusaha
muslim, Dewa Eka Prayoga. Titik balik perubahan itu terjadi setelah ia
mengalami dua ujian besar dalam hidupnya. Pertama, tahun 2012 bisnisnya
bangkrut karena ditipu. Ia mengalami krisis ekonomi yang parah. Kedua, tahun
2016 ia mengalami sakit langka hingga kritis.
Dari dua ujian itu ia belajar bahwa hidup
harus siap dengan resiko apapun. Akan selalu ada ujian dalam hidup. Ia pun
mulai memahami diri harus dekat pada Allah swt.
Ia pun memahami, ketika diri memilih
jalan hijrah, maka harus terikat dengan hukum syara’. Sebagai pengusaha pasti
akrab dengan riba. Jika Allah swt haramkan riba, maka jangan dilakukan.
Berhijrah berarti juga terus belajar
Islam. Belajar konsep rezeki, konsep ujian dan konsep kehidupan lainnya agar
bisa hijrah secara total. Apalagi seorang pebisnis, harus belajar syariah Islam
tentang berbisnis agar terhindari dari larangan Allah swt.
Baca Juga: Mereka Yang Wafat Dalam Ketaatan Itu Buatku Cemburu
Menurut Kang Dewa tantangan terberat
untuk hijrah adalah istiqamah. Hal itu bisa diatasi dengan mengajak yang lain
untuk hijrah bareng – bareng. Ia dan Ustaz Felix sepakat, kalau cara termudah
dan tercepat untuk berbagi pesan kebaikan adalah memanfaatkan media sosial.
Jika belum bisa berdakwah dengan lisan atau menulis, maka gunakan tombol share.
In sya allah bisa bertemu di surga dengan orang orang yang kita ajak.
Kang Dewa memiliki slogan yang menggugah
pebisnis untuk hijrah. Katanya, “tutup saja bisnismu jika sibukmu lebih
mementingkan laba daripada surga”.
***
Di akhirnya Ustaz Yuana menjelaskan
panduan hijrah menurut Islam. Hijrah memiliki makna bahasa dan makna syar’i.
Secara bahasa sesuai hadist Nabi saw, makna hijrah secara umum adalah
meninggalkan apa saja yang Allah larang dan pindah dari satu hal ke hal lain.
Secara syar’i, makna hijrah dijelaskan
oleh berpindahnya Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah. Hal itu berati
perpindahan dari darul harb (tidak menerapkan Islam) ke darul Islam (menerapkan
Islam).
Hijrah nabi saw menandakan kebangkitan
Islam, setelah 13 tahun Rasulullah saw dan sahabat menjalankan agama dengan
susah di Mekkah. Hijrah nabi saw juga menandakan awal berdirinya negara Islam
Madinah.
Ustaz Yuana mengutip syair dari kitab
milik Imam Suyuti. “Kami membangun sebagaimana generasi pendahulu kami
membangun dan kami berbuat sebagaimana mereka berbuat.”
Inilah panduan hijrah. Yakni mencontoh
hijrahnya generasi terbaik di masa nabi saw dan sahabat, tabi’in dan tabitu
tabi’in. Hijrah kepada tatanan hidup Islam, hijrah secara sistem.
Sementara Ustaz Ismail menambahkan bahwa
esensi berhijrah ialah untuk mengukuhkan iman dan takwa. Maka demi mewujudkan
iman dan takwa tidak bisa tidak, kita harus menegakkan aturan Islam dalam
kehidupan.
Caranya dengan mengajak muslim lainnya berhijrah bareng – bareng. Dengan bergerak bersama kita akan memiliki energi besar untuk terus berikhtiar melakukan perubahan, sampai Islam diterapkan secara total dalam kehidupan kita.
Baca Juga: Berburu Tiket Ke Surga
0 Comments
Post a Comment