![]() |
Tribun Islam |
Aku cemburu pada mereka yang setia berada
dalam kebaikan hingga ajal menjemput. Setidaknya dalam dua bulan istimewa di
tahun 1439 Hijriyah yakni Ramadhan dan Syawal, empat kematian menyejukkan
hatiku.
![]() |
Liputan6.com |
Pertama; Wafatnya seorang pria tampan
plus hartawan yang dermawan asal Australia bernama Ali Banat cukup mengharukan.
Sejak beberapa bulan sebelumnya ia divonis dokter terkena kanker. Diperkirakan
hidupnya hanya beberapa bulan saja.
Reaksi yang indah ditunjukkannya dalam
menghadapi takdir Allah swt itu. Meski sedih ia menguatkan diri. Dalam
renungannya dia merasa patut bersyukur.
Tak ada umpatan. Dia justru memandang
penyakit mematikan itu sebagai hadiah. Inilah cara Allah swt menyadarkannya
bahwa amal salih lebih berharga dari harta. Kelak, di hari penghisaban amal
salihlah yang akan menjadi pembela.
Ia pun merasa istimewa. Sebab sangat
jarang, ada manusia yang bisa mempersiapkan kematian seperti dirinya. Allah swt
berkenan memberinya peluang untuk setia di jalan kebaikan sampai akhir
kehidupan. Membeli tiket ke surga dengan kedermawanan. Sembari tetap menjalani proses
pengobatan, dia serahkan keputusan pada Allah swt. Keimanan yang luar biasa.
![]() |
Today's Muslim |
Kedua; kematian gadis pemberani dan baik
hati asal Palestina, Razan Annajar juga cukup mengguncang jagat media sosial.
Jika berhadapan dengan penjajah Israel,
resiko kematian memang sangat dekat. Tapi jiwa anak-anak muda Palestina seperti
Razan memang ditempa untuk menjadi pejuang. Ia tak takut pada ganasnya sang
penjajah. Dia memilih setia pada kebaikan, menjadi tim kesehatan bagi pejuang
Palestina yang sedang protes atas klaim bahwa Yerusalem ibukota Israel.
![]() |
indonews.id |
Ketiga; Duka mendalam pun dirasakan oleh
umat atas meninggalnya mantan rocker ternama yang hijrah total ke jalan Islam,
Ustaz Hari Moekti. Sejak bertaubat, diketahui bahwa beliau senatiasa mengisi
hari-harinya dengan ngaji dan dakwah.
Beliau mengaku sangat malu mengenang diri
yang pernah mengajak orang lain kepada maksiat saat jadi rocker. Berkali-kali
ia memohon maaf pada siapa saja yang dulu menyukai keartisannya. Beliau amat
takut keartisannya dulu menjadi penghalang jalannya ke surga.
Dua bulan sebelum menghembuskan nafas
terakhir, beliau operasi pasang cincin di jantung. Bayangkan, pagi operasi di
Jakarta, sore sudah berada di Medan untuk ceramah. Bahkan kematian menjemputnya
sesaat sebelum mengisi kajian Islam di Cimahi. Kesetiaannya di jalan dakwah
patut ditiru oleh siapa saja yang mengaku berjuang untuk Islam.
Keempat; Berpulangnya aktivis dakwah dari
Medan. Beliau tidak dikenal dunia seperti almarhum Ali Banat dan almarhumah
Razan Annajar. Beliau pun bukan tokoh Islam nasional seperti almarhum Ustaz
Hari Moekti. Beliau hanya pembelajar Islam asal Medan yang berusaha setia di
jalan dakwah. Tapi insya allah kedudukannya di hadapan Allah swt tak kalah
dengan yang lain.
Kami warga Medan mengenalnya sebagai
pejuang tangguh. Usia lanjut tak menyurutkan langkahnya. Pengorbanan di jalan
dakwah amat dicintainya.
Pernah suatu kali diadakan agenda dakwah
akbar di Stadion Teladan Medan. Untuk menyukseskan acara tersebut beliaulah
salah satu yang terdepan. Beliau rela berdiri berpanas panasan di sekitar lampu
lalu lintas untuk membagi-bagikan brosur acara.
Dibanyak kesempatan beliau yang sudah sepuh
ini selalu berupaya berperan dalam agenda dakwah. Beliau mengambil peran yang
biasa dilakukan oleh pemuda, yakni menggunakan tenaga. Mengangkat sound system,
menjadi tim keamanan dan lain sebagainya. Hingga akhir hayat beliau menyandang
gelar sebagai pengemban dakwah.
Wahai pejuang kebaikan. Wahai para
pembela Islam. Wahai kalian yang setia pada Allah swt dan RasulNya. Aku iri
pada kalian. Semoga Allah swt berkenan menjadikanku setia di jalan Islam.
Semoga kematianku indah seperti kalian. Amin.
0 Comments
Post a Comment