Tuesday, November 06, 2018

Mereka Yang Wafat Dalam Ketaatan Itu Buatku Cemburu

Tribun Islam


Aku cemburu pada mereka yang setia berada dalam kebaikan hingga ajal menjemput. Setidaknya dalam dua bulan istimewa di tahun 1439 Hijriyah yakni Ramadhan dan Syawal, empat kematian menyejukkan hatiku.
Liputan6.com

Pertama; Wafatnya seorang pria tampan plus hartawan yang dermawan asal Australia bernama Ali Banat cukup mengharukan. Sejak beberapa bulan sebelumnya ia divonis dokter terkena kanker. Diperkirakan hidupnya hanya beberapa bulan saja.

Reaksi yang indah ditunjukkannya dalam menghadapi takdir Allah swt itu. Meski sedih ia menguatkan diri. Dalam renungannya dia merasa patut bersyukur.

Tak ada umpatan. Dia justru memandang penyakit mematikan itu sebagai hadiah. Inilah cara Allah swt menyadarkannya bahwa amal salih lebih berharga dari harta. Kelak, di hari penghisaban amal salihlah yang akan menjadi pembela.

Ia pun merasa istimewa. Sebab sangat jarang, ada manusia yang bisa mempersiapkan kematian seperti dirinya. Allah swt berkenan memberinya peluang untuk setia di jalan kebaikan sampai akhir kehidupan. Membeli tiket ke surga dengan kedermawanan. Sembari tetap menjalani proses pengobatan, dia serahkan keputusan pada Allah swt. Keimanan yang luar biasa.
Today's Muslim

Kedua; kematian gadis pemberani dan baik hati asal Palestina, Razan Annajar juga cukup mengguncang jagat media sosial.

Jika berhadapan dengan penjajah Israel, resiko kematian memang sangat dekat. Tapi jiwa anak-anak muda Palestina seperti Razan memang ditempa untuk menjadi pejuang. Ia tak takut pada ganasnya sang penjajah. Dia memilih setia pada kebaikan, menjadi tim kesehatan bagi pejuang Palestina yang sedang protes atas klaim bahwa Yerusalem ibukota Israel.
indonews.id

Ketiga; Duka mendalam pun dirasakan oleh umat atas meninggalnya mantan rocker ternama yang hijrah total ke jalan Islam, Ustaz Hari Moekti. Sejak bertaubat, diketahui bahwa beliau senatiasa mengisi hari-harinya dengan ngaji dan dakwah.

Beliau mengaku sangat malu mengenang diri yang pernah mengajak orang lain kepada maksiat saat jadi rocker. Berkali-kali ia memohon maaf pada siapa saja yang dulu menyukai keartisannya. Beliau amat takut keartisannya dulu menjadi penghalang jalannya ke surga.

Dua bulan sebelum menghembuskan nafas terakhir, beliau operasi pasang cincin di jantung. Bayangkan, pagi operasi di Jakarta, sore sudah berada di Medan untuk ceramah. Bahkan kematian menjemputnya sesaat sebelum mengisi kajian Islam di Cimahi. Kesetiaannya di jalan dakwah patut ditiru oleh siapa saja yang mengaku berjuang untuk Islam.

Keempat; Berpulangnya aktivis dakwah dari Medan. Beliau tidak dikenal dunia seperti almarhum Ali Banat dan almarhumah Razan Annajar. Beliau pun bukan tokoh Islam nasional seperti almarhum Ustaz Hari Moekti. Beliau hanya pembelajar Islam asal Medan yang berusaha setia di jalan dakwah. Tapi insya allah kedudukannya di hadapan Allah swt tak kalah dengan yang lain.

Kami warga Medan mengenalnya sebagai pejuang tangguh. Usia lanjut tak menyurutkan langkahnya. Pengorbanan di jalan dakwah amat dicintainya.

Pernah suatu kali diadakan agenda dakwah akbar di Stadion Teladan Medan. Untuk menyukseskan acara tersebut beliaulah salah satu yang terdepan. Beliau rela berdiri berpanas panasan di sekitar lampu lalu lintas untuk membagi-bagikan brosur acara.

Dibanyak kesempatan beliau yang sudah sepuh ini selalu berupaya berperan dalam agenda dakwah. Beliau mengambil peran yang biasa dilakukan oleh pemuda, yakni menggunakan tenaga. Mengangkat sound system, menjadi tim keamanan dan lain sebagainya. Hingga akhir hayat beliau menyandang gelar sebagai pengemban dakwah.

Wahai pejuang kebaikan. Wahai para pembela Islam. Wahai kalian yang setia pada Allah swt dan RasulNya. Aku iri pada kalian. Semoga Allah swt berkenan menjadikanku setia di jalan Islam. Semoga kematianku indah seperti kalian. Amin.

0 Comments

Post a Comment