Thursday, November 01, 2018

Setia Pada Status Jomblo

KabarMakkah.Com


Temanku yang satu ini unik. Fatimah namanya. Aku bukan sedang membicarakan kepiawayannya membaca al Qur’an. Juga bukan ingin bercerita tentang keseriusannya belajar Islam. Untuk hal tersebut aku salut dan ingin mencontoh dirinya.

Tapi letak keunikan Fatimah yang kumaksud adalah prinsipnya tentang jodoh. Bukan mau gosip ya, cuma mau ambil pelajaran saja. Memang, dengan pemahaman agamanya, dia yakin kalau manusia diciptakan Allah swt berpasang-pasangan. Dia yakin bahwa jodohnya telah disediakan Allah swt. Meski belum saatnya bertemu.

Tapi anehnya dia berpinsip “biar dia datang dengan sendirinya”. What?? Apa itu artinya dia tak ingin berusaha menjemput jodoh?

Hemm, dia nggak berkata demikian. Bukan nggak mau berusaha. Tapi ada rasa malu teramat sangat dia rasakan, saat ditawari mengikuti mekanisme pencarian jodoh ala ala anak pengajian.

Biasanya nih ya, kami-kami yang anak ngaji ini bakal minta tolong sama guru ngaji untuk dipertemukan sama ikhwan yang sudah siap menikah. Tukar menukar proposal pernikahan ceritanya.

Di proposal tersebut tercantumlah biodata singkat, visi misi pernikahan, tipe calon yang diinginkan plus foto. Nah, yang begituan Fatimah malu. Dia merasa dengan cara seperti itu berarti dirinya sedang menawarkan diri pada lelaki. Apa benaknya memandang hal itu terlalu murahan? Semoga saja bukan itu maksudnya.

Aku belum pernah mendengar ada larangan dalam agama untuk meminta bantuan comblang ketemu jodoh. Malah memudahkan bertemunya lelaki dan perempuan untuk menikah adalah sebuah kebaikan.

“Nikahkahlah orang yang bujangan diantara kalian serta orang baik dari budak kalian yang laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32).

“Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhai akhlak dan agamnya, maka nikahkanlah ia, jika tidak kalian lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Turmudzi)

            Dalil-dalil tersebut menjadi dasar anjuran mencarikan jodoh buat seseorang. Trus, apa yang salah ya?

            Apa yang terjadi pada kesayangan nabi, Siti Khadijah, bukan sekedar menawarkan proposal pernikahan. Beliau bahkan terang-terangan menawarkan dirinya pada Rasulullah saw untuk dinikahi. Sebab mengetahui kemuliaan yang ada pada diri Muhammad saw.

Artinya, strategi cari jodoh yang populer di kalangan aktivis Islam zaman ini bukan hal yang buruk. Justru hal tersebut merupakan bentuk kehati-hatian. Penghubung perjodohan itu bisa menjaga keduanya dari potensi maksiat.

Cari jodoh lewat orang ketiga juga punya kelebihan, yaitu sudah recomended. Biasanya yang dipilihkan buat kita itu adalah kenalan si comblang. Mak comblang bakal berusaha memastikan terlebih dahulu mengenai jati diri masing-masing orang yang hendak dijodohkan. Si comblang pun tak ingin disalahkan dikemudian hari oleh pasangan yang berhasil menikah berkat jasanya.

Artinya, nggak usah malu mengikuti ajang perjodohan lewat comblang. Apalagi comblangnya guru ngaji, yang sayang sama kita. Insya allah akan memberi yang terbaik untuk muridnya.

Sampai saat ini temanku Fatimah masih menjomblo. Dia masih setia dengan prinsipnya. Kita nggak tahu rahasia Allah swt. Banyak juga kisah orang bertemu jodoh tanpa sengaja.

Contohnya saya, berusaha nyari jodoh lewat comblang eh dapatnya dari jalur pribadi. Suami saya dulunya manajer di sebuah bimbingan belajar tempat saya ngajar, hehe.

So, mau usaha lewat jalur mak comblang atau nunggu sang pangeran datang, moga segera bertemu dengan si dia ya Fatimah. Amin.

0 Comments

Post a Comment