hanya ilustrasi, by soeara peladjar bangkit |
Tiga remaja putri itu sedang menikmati
jalan hijrah. Tahap demi tahap ilmu Islam mereka lahap dengan semangat. Senyum
mengembang hampir sepanjang kajian Islam berjalan. Mata berbinar. Mengangguk
kala yang didengarnya kebenaran. Mengkerutkan dahi saat yang dijelaskan bentuk
bentuk kemaksiatan.
Sekitar dua bulan kebersamaan kami.
Berbagi pemahaman dasar Islam. Buruknya pacaran. Jahatnya curang. Indahnya
menutup aurat. Mulianya hidup dalam naungan Islam. Semua sudah mereka dengar.
Tak semua terserap mungkin. Tapi yang butuh dipahami sepertinya sudah dipahami.
Alhamdulillah, sedikit demi sedikit
perubahan terjadi. Dua dari mereka bercita-cita menjadi guru, guru saliha.
Satunya bercita-cita menjadi dokter, dokter saliha. Ketiganya sepakat untuk
mengejar prestasi lebih dari sebelumnya. Bukan semata ingin pujian. Tidak hanya
karena ingin unggul dari sesama. Namun karena belajar adalah bagian dari
ibadah. Orang cerdas nan taat disukai Allah swt. Semua muslim selayaknya
bersemangat menjadi yang terbaik.
Bukan hanya bicara prestasi di sekolah,
tapi juga dalam hal perbaikan ibadah. Ingin menjadi yang terbaik dihadapan
Allah swt. Belajar bahasa arab. Memperbaiki cara menutup aurat. Berusaha
menjaga pergaulan. Berjanji akan mengajak teman lainnya untuk berhijrah. Sebab
sebagaimana hijrahnya muslim yang lain, mereka merindukan surga.
Mereka terus berlomba – lomba berburu
tiket ke surga. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang – orang bertakwa”
(TQS. Ali ‘Imran: 133).
0 Comments
Post a Comment