Tuesday, December 20, 2016

Petualangan Yang Melelahkan (Riview Buku)



Judul buku    : Sarvatraesa Sang Petualang
Penulis          : Dian Nafi
Penerbit         : Diandra Pustaka Indonesia
Tahun terbit  : Cetakan pertama , 2013
Ketebalan      : 158 hal
ISBN               : 978-602-1612-04-0

Sarvatraesa, seorang lelaki tampan dan cerdas yang sukses berkarir sebagai dokter tentara. Ia memiliki istri yang setia dan dua orang buah hati, disenangi banyak teman dan adik-adik senior dalam bidang profesinya. Rasanya hidup Sarva sudah sempurna. Tak perlu memiliki masalah yang berarti dalam hidupnya.

Sayang, ia mencapai semuanya karena rasa dendam. Ia ingin membuktikan diri dihadapan Mayana, gadis yang dimasa SMA membuatnya jatuh cinta. Mayana berhasil membuat Sarva penasaran setengah mati karena sikap ‘jual mahal’ yang ia tunjukkan. Mayana dan Sarva sempat menjadi sepasang kekasih karena suatu insiden. Namun hubungan itu berakhir menyakitkan. Sarva tak pernah bisa memenangkan hati Mayana.

Dalam memuluskan jalannya mencapai kesuksesan di kampus, Sarva mendekati anak salah satu profesornya yang bernama Davina. Kebetulan Davina memang cinta berat pada Sarva. Meski Sarva terus terang tentang hatinya yang tertambat hanya pada Mayana, namun Davina tetap bersedia menikah dengan Sarva.

Davina menjadi istri super sabar menghadapi suaminya yang menjadi petualang cinta, memacari wanita di setiap daerah tempat suaminya bertugas. Sikap mertua yang merendahkan harga diri Sarva, memperkeruh hubungan Sarva dengan Davina . Sarva menjadi manusia bermasalah sepanjang hidupnya. Membawa-bawa beban berat sakit hati , hingga tega menyakiti banyak hati.

Tetapi sebagai makhluk yang memiliki awal dan akhir, petualangan Sarva juga ada akhirnya. Saat ia lelah dengan beban kerasnya hati, ia pun memilih mengikuti satu persen kebaikan yang tersisa dalam dirinya. Hal tersebut tak terlepas dari jasa istri dan guru spiritualnya yang setia mendampingi masa-masa sulitnya.

“Kini dia mulai paham dan mengerti. Di balik sebuah hati yang selalu belajar ikhlas, pelan-pelan akan muncul hati yang lembut. Keterburu-buruan berbalut ambisi dan dendam yang dia kira positif pada mulanya telah membawanya menjadi keras hati dan bebal (hal. 142)

“Di depannya kini sudah terlihat bentangan surga yang jelas dan indah. Jangan sia-siakan dengan mereguk kenikmatan surga di tempat lain yang bukan menjadi hakmu, seru Sarva pada dirinya sendiri dalam hati. (hal.146)

Saya benar-benar tidak suka dengan karakter ketiga tokoh sentral dalam novel ini. Sarva yang mem PHP banyak wanita, tega mengorbankan banyak hati hanya karena seorang wanita yang menolaknya. Lagian itu kan di masa SMA. Lebay amat mesti terus di bawa-bawa hingga usia makin dewasa.

Mayana yang tidak bersikap tegas pada Sarva. Kalau menolak ya bilang dengan jelas dan secara baik-baik dong biar orangnya mengerti. Sampai akhir cerita Mayana tetap misterius, tidak jelas jalan hidupnya.

Sementara Davina, bayangkan, sudah jelas-jelas cintanya bertepuk sebelah tangan kok mau-maunya dinikahi. Bagaimana ia bisa bertahan lama-lama hidup dengan lelaki buaya.

Betapa tak enak hidup seperti Sarvatraesa, yang senantiasa membawa beban berat dendam di hatinya. Betapa tak enak menjadi Davina, yang merendahkan harga dirinya. Memilih lelaki dengan standar cinta buta, jauh dari kriteria pasangan yang dianjurkan untuk dipilih menurut Islam. Dan janganlah bersikap seperti Mayana, yang lemah dalam menunjukkan sikap sesungguhnya.

Sepanjang cerita saya memang diliputi rasa kesal  dengan sosok lelaki bernama Sarvatraesa. Selain itu, tak banyak kalimat inspiratif yang bisa didapati dalam novel ini, kecuali di beberapa halaman terakhir saja. Namun tetap saja, setiap karya patut diapresiasi. Berharap karya-karya mbak Nafi selanjutnya semakin bagus. Sukses terus ya mbak.



2 Comments:

  1. Terima kasih atas review-nya ya. Aamiin aamiin ya rabbal alamiin. Terima kasih atas doa dan harapannya juga. Sukses terus buat Eva:)

    ReplyDelete