30 November 2016
Ide Kreatif Guru Menghadapi Murid
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
28 November 2016
Kaya Pemikiran, Kepekaan dan Kepedulian
Judul Buku : Mendatangi Kesulitan
Penerbit : AzzaMedia
Ketebalan : 133 Halaman
Tahun terbit : cetakan pertama, 2015
ISBN : 9-786027-247413
Peresensi : Eva Arlini
Kaya
akan pemikiran, menggambarkan kepekaan dan kepedulian pada berbagai
permasalahan bangsa, merupakan kesimpulan dalam benak saya sehabis membaca buku
ini. Berisi kumpulan tulisan penulis yang diterbitkan di Harian Waspada Medan
tiap hari Senin dan Kamis.
Kolom
Foliopini namanya, sesuai dengan jumlah kata dalam tulisan tersebut, satu
folio, tidak boleh lebih. Ada sekitar 30 judul tulisan, yang masing-masing mengandung
hikmah dan harapan akan kebaikan negeri ini.
Judul
pertama “Mendatangi Kesulitan”, sekaligus menjadi judul buku ini, yang awalnya
saya kira menjadi tema bagi semua tulisan yang ada di dalamnya. Judul ini
berisi pesan bagi kita untuk berani mengalami hambatan dan kesulitan dalam
bidang yang kita geluti, guna menempah diri menjadi lebih berkualitas.
Banyak
mengeluh hanya akan membentuk kita menjadi orang yang terlihat hanya punya
kekurangan, tergerus sebagai manusia yang sebenarnya punya kelebihan. Tulisan
dalam judul ini dilatarbelakangi fakta yang penulis jumpai tentang seorang
mahasiswa yang menyatakan kesulitannya menembus narasumber karena hanya berasal
dari pers mahasiswa di kampusnya.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
23 November 2016
Secantik Barby
![]() |
Forbe |
“Wajah kakak bersihkan kenapa?”
(Aku menatap wajahnya dengan tatapan heran).
“Ia tahi lalat kakak hilangkan aja?
“Loh kenapa? Inikan Allah yang kasih. Mana boleh dihilangkan.”
“Biar cantik kayak barby”.
***
Jelang mengisi pesantren kilat untuk
suatu majelis ta’lim remaja pada Ramadhan lalu, saya disapa seorang gadis
kecil. Namanya Fira. Begitulah dialog kami. Fira si gadis kecil imut dan lucu, berumur
sekitar 4 tahun itu memberi ‘nasihat’ untuk merubah keadaan wajah saya, agar
bisa secantik tokoh kegemarannya, barby.
Tanpa disadari oleh Fira, sudah terbentuk persepsi dalam benaknya,
tentang sosok ideal seorang wanita. Standarnya adalah wajah mulus dan putih,
serta hidungnya yang mancung. Ia sudah mengenal kata cantik dari tokoh boneka
barby.
Apa sampai disitu saja? Tak sesederhana
itu. Boneka barby produksi barat itu bukan cuma berwajah cantik, tapi tubuhnya
juga langsing dan berpakaian serba terbuka. Bisa jadi dalam memandang
penampilan terbaik seorang wanita pun, Fira akan mengukurnya dari penampilan
boneka barby yang fashionable bergaya kebarat-baratan. Kalau anak muda di
barat sana, sampai ada yang rela mengeluarkan uang jutaan dolar hanya agar
dirinya bisa menyerupai boneka barby.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
20 November 2016
Kehilangan
![]() |
VOA Islam |
Kehilangan adalah satu satu momen yang tidak
kita sukai. Sekedar kehilangan benda-benda kesayangan, apalagi kehilangan orang
yang disayangi. Kehilangan itu menyedihkan. Kehilangan itu menyakitkan.
Kehilangan itu menyisakan ruang hampa di hati. Meski begitu, tiap orang
berbeda-beda dalam merespon sebuah kehilangan. Tergantung bagaimana ia
memandang kehidupan.
Baru saja dua orang temanku mengalami peristiwa
kehilangan. Teman pertama kehilangan anak pertamanya yang baru saja dilahirkan.
Belum sempat ia memberikan air susunya buat bayinya. Bahkan belum lagi ia
mendengar tangis si bayi, Alla swt telah mengambilnya kembali.
Tidak sampai dua jam pasca dilahirkan,
bayi itu meninggal dunia. Inna lillahi wa inna laihi raji’un. Kabar dari bidan
yang menangani proses melahirkan temanku itu, respon ibu si bayi melegakan. Ia
tidak bereaksi yang menyebabkan kondisinya mengalami bahaya Tentu ia bersedih,
tapi tidak menangis meronta-ronta.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
Antara Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Belum lama baca buku “Mendatangi
Kesulitan” karya jurnalis senior, Pak Dedi Sahputra, masih segar dalam ingatan
saya ada bahasan mengenai komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal (bahasa
lisan) terkadang di atas komunikasi non verbal (bahasa tubuh). Artinya,
barangkali seseorang bisa saja mengeluarkan kata-kata tanda setuju, padahal mimik
wajahnya, sorot matanya lebih jujur untuk berkata bahwa ia kurang setuju.
Kemaren tanpa sengaja saya bertemu
kenalan di mesjid. Mereka bertiga mahasiswa sebuah kampus negeri di Medan, salah
satu dari mereka nyambi jualan jilbab (gamis). Sebelum shalat, saya lihat
mereka sedang melipat beberapa potong jilbab yang dijual. Saya melihat ada yang
menarik hati saya, jilbab bermotif batik, model payung dan berwarna hijau mint.
Selesai shalat saya ajak mereka keluar mesjid untuk lihat-lihat jualan mereka.
Tak lama saya putuskan untuk beli jilbab
yang menarik hati saya itu. Tapi, saya hanya bawa uang setengahnya. Lalu saya
memastikan apa boleh bayar setengahnya dan sisanya dibayar belakangan.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
15 November 2016
Ajang Pencarian Bakat Bikin Prihatin
![]() |
Erhan Ardianda | Personal Blog |
Ajang
pencarian bakat semisal Dangdut Academy yang baru-baru ini kembali
diselenggarakan ole salah satu stasiun TV Swasta tak pernah sepi peminat.
Ramai-ramai peserta yang kebanyakan pemuda ngantri untuk mengadu nasib di ajang
ini. Audisi dilaksanakan di area basis pemuda bahkan pemuda yang berpredikat
intelektual, yaitu di kampus.
Di
Medan, acara itu diadakan di Gedung Serba Guna Universitas Medan Area (Unimed).
Sudah pasti para mahasiswa ikut ambil bagian dalam ajang ini. Seperti yang juga
pernah kusaksikan sendiri, ajang Indonesian Idol pernah diselenggarakan di
tempat yang sama.
Ada
dua alasan kiranya yang mendasari minat pemuda ikut lomba pencarian bakat.
Pertama, menyalurkan apa yang mereka sebut sebagai bakat itu. Kedua, ingin
mengubah nasib. Keduanya berujung pada keinginan meraih uang.
Dalam
kacamata sekuler liberalis saat ini, ikut-ikutan ajang berbau hiburan seperti
itu tak ada yang salah. Fine fine aja. Bahkan dianggap positif. Kan menyalurkan
bakat. Mending berkarya dibidang musik, ketimbang terjerumus pakai narkoba atau
semacamnya.
Secara,
cari kerja itu susah, lumayan kan dapat kerjaan yang pendapatannya pasti
lumayan kalau terkenal. Tingginya angka pengangguran dan kesenangan masyarakat
pada dunia hiburan benar-benar dimanfaatkan oleh pebisnis enternainment. Hingga
dengan mudah para kapitalis itu meraup keuntungan besar dari penyelenggaraan
event pencarian bakat ini.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..
13 November 2016
(Review) Muslimah Negarawan Yang Diinginkan Islam
Istilah
muslim negawaran sudah pernah saya dengar sebelumnya. Meski tak begitu mencari
tahu arti sebenarnya yang dimaksud dengan muslim negarawan, tapi teman-teman
aktivis kampus yang menggaungkannya membuat saya bisa berkesimpulan, kalau muslim
negarawan yang dimaksudkan terkait sosok yang terlibat dalam pemerintahan dan
punya karakter Islami sebagai pemangku jabatan dalam lingkup kenegaraan.
Kalau
istilah muslimah negarawan, terus terang saya baru mendengar sejak terbitnya buku yang cukup fenomenal di kalangan
aktivis dakwah ini. Mengapa saya katakan fenomenal, sebab meski diterbitkan
oleh penerbit minor, tapi terbitan pertamanya sudah habis terjual tak lama setelah
diterbitkan. Buku yang saya miliki adalah cetakan kedua, sudah ada cap “Best
Seller” nya.
Kiranya
istilah muslimah negarawan akan memberi kesempatan pada pikiran kita untuk
mengira bahwa isinya membahas peran muslimah dalam kedudukannya secara praktis
di ranah pemerintahan atau muslimah sebagai penguasa.
Ternyata
bukan, yang dimaksud dengan muslimah negarawan dalam hal ini bermakna berpegang
teguh pada identitas sebagai muslimah dan disaat yang sama juga “memberi nyawa”
terhadap setiap peran yang merupakan kewajiban utamanya untuk satu tujuan
kebangkitan umat, baik itu kewajiban sebagai ummu wa rabbatul bait, kewajibannya
dalam menuntut ilmu dan kewajibannya dalam melakukan dakwah serta perbaikan
ditengah masyarakat.
Mbak
Fika menulis buku ini karena ingin mengajak para muslimah untuk menghidupkan visi
politik dan menghiasi setiap peran muslimah dengan cita-cita besar, berdasarkan
refleksi dan pengalamannya baik sebagai penuntut ilmu, pegiat media dan ibu
generasi dalam bingkai tanggungjawab terhadap umat dan dakwah.
Tiga inti dari pembahasan dalam buku ini yaitu mengarahkan para muslimah agar menjadi negarawan dalam visi keilmuan, visi pergerakan opini dan visi pembentukan generasi. Tiga kerangka besar tersebut yang akhirnya membentuk muslimah hingga pantas disebut muslimah negarawan.
Tiga inti dari pembahasan dalam buku ini yaitu mengarahkan para muslimah agar menjadi negarawan dalam visi keilmuan, visi pergerakan opini dan visi pembentukan generasi. Tiga kerangka besar tersebut yang akhirnya membentuk muslimah hingga pantas disebut muslimah negarawan.
Menjadi
muslimah negarawan adalah peran besar yang layak dipilih oleh para muslimah.
Sebab mereka istimewa dengan perannya. Peradaban Islam bisa tegak dan jaya di
zamannya, melahirkan para pemimpin dan penakluk, tak terlepas dari peran
muslimah. Peran besar ini akan menghantarkannya ke syurga dan di dunia layak
diberikan predikat sebagai kehormatan tak ternilai harganya.
Cukup
menyenangkan membacanya, karena buku ini dilengkapi dengan berbagai kisah
inspiratif dari muslimah negarawan tempo dulu, seperti kisah Aisyah sang sumber
rujukan ilmu sepeninggal Rasulullah saw bagi kaum muslim saat itu, Khaizuran
yaitu ibu dari Khalifah pencinta ilmu; Harun Ar Rasyid, Asma binti Abu Bakar yaitu
motivator anaknya Abdullah bin Zubair dan kisah-kisah menggugah lainnya.
Beberapa kesalahan pengetikan di dalamnya tak mengurangi manfaat buku ini, insya allah, buku ini dapat membantu para muslimah mengerti peran pentingnya dan mendorong dirinya untuk membina diri menjadi muslimah negarawan yang diinginkan Islam.
Beberapa kesalahan pengetikan di dalamnya tak mengurangi manfaat buku ini, insya allah, buku ini dapat membantu para muslimah mengerti peran pentingnya dan mendorong dirinya untuk membina diri menjadi muslimah negarawan yang diinginkan Islam.
Terima kasih kunjungan dan komentar bijaknya ya. Silahkan berkunjung kembali untuk menemukan artikel bermanfaat untuk kamu..