Monday, November 28, 2016

Kaya Pemikiran, Kepekaan dan Kepedulian


Judul Buku   : Mendatangi Kesulitan
Penerbit       : AzzaMedia
Ketebalan     : 133 Halaman
Tahun terbit : cetakan pertama, 2015
ISBN             : 9-786027-247413
Peresensi     : Eva Arlini

Kaya akan pemikiran, menggambarkan kepekaan dan kepedulian pada berbagai permasalahan bangsa, merupakan kesimpulan dalam benak saya sehabis membaca buku ini. Berisi kumpulan tulisan penulis yang diterbitkan di Harian Waspada Medan tiap hari Senin dan Kamis.

Kolom Foliopini namanya, sesuai dengan jumlah kata dalam tulisan tersebut, satu folio, tidak boleh lebih. Ada sekitar 30 judul tulisan, yang masing-masing mengandung hikmah dan harapan akan kebaikan negeri ini.

Judul pertama “Mendatangi Kesulitan”, sekaligus menjadi judul buku ini, yang awalnya saya kira menjadi tema bagi semua tulisan yang ada di dalamnya. Judul ini berisi pesan bagi kita untuk berani mengalami hambatan dan kesulitan dalam bidang yang kita geluti, guna menempah diri menjadi lebih berkualitas.

Banyak mengeluh hanya akan membentuk kita menjadi orang yang terlihat hanya punya kekurangan, tergerus sebagai manusia yang sebenarnya punya kelebihan. Tulisan dalam judul ini dilatarbelakangi fakta yang penulis jumpai tentang seorang mahasiswa yang menyatakan kesulitannya menembus narasumber karena hanya berasal dari pers mahasiswa di kampusnya.

Ada judul “Pembuka Katub”. Keberadaan orang-orang yang menerobos lalu lintas menjadi contoh awal pada judul ini. Bahwa bila diperhatikan, prilaku menerobos lalu lintas ternyata diawali oleh orang yang lebih dulu menerobos. Artinya, sering kali keputusan yang melandasi sikap prilaku komunal dipengaruhi prilaku seseorang. Orang yang bertindak inilah yang disebut “pembuka katub”.  

Jadi kalau setelah peristiwa 11 September WTC mendadak soal terorisme jadi sangat penting, atau kalau sekarang isu ISIS mendadak jadi trending topik, dan Jokowi mendadak jadi presiden, maka kenalilah siapa sang “pembuka kutub” itu. Mereka ada di depan sebarisan sekelompok pemikir strategis yang hari-harinya “membaca” sikap, perilaku, dan apapun kecenderunganmu. Dengan data di tangan kanan, dan media massa di tangan kiri, mereka dengan leluasa mengenakan kaca mata di depan hidungmu. Hingga apapun yang engkau anggap penting kemudian adalah apa yang mereka inginkan kau anggap penting. (hal. 31)

Judul lainnya yang cukup berkesan tentang “Daya Tarik”. Seringkali pikiran dan tindakan seseorang dipengaruhi kata “menarik”, tanpa perlu alasan rasional yang mendasarinya. Dengan pesan yang “menarik” pula, penjajahan gaya baru bisa dengan mudah menjerat satu bangsa.

Ketika tawaran uang yang banyak begitu menggiurkan, maka kita menganggap pembangunan berbasiskan pinjaman (utang) yang paling cocok bagi kita. Ketika budaya pop yang disenandungkan secara massif itu begitu mengasyikkan, maka kita pun tergoda “memakainya”. Ketika kebebasan dan demokrasi itu terus merayu-rayu, kita pun menilainya paling tepat untuk diamalkan.” (Hal. 55)

Sebagai seorang wartawan, dengan jumlah halaman yang cukup singkat, penulis berhasil menyajikan tulisan yang padat informasi, juga terlihat berusaha menyederhanakan bahasa dengan gaya bertutur narasi. 

Meski tak bisa terelakkan adanya beberapa istilah yang kurang dimengerti, terutama istilah dalam dunia jurnalistik seperti proximity, profan dan lain sebagainya. Asalkan kita orang yang hobi membaca dan peduli pada sesama, buku in cukup menarik untuk membuka wawasan kita.

0 Comments

Post a Comment