dok. pribadi |
Salah satu yang dikangeni saat
Ramadhan emang takjil ya. Lebih banyak pilihan makanan lebih dari biasanya di
bulan Ramadhan. Karena disediakan khusus bagi muslim yang ingin berbuka puasa. Aku
juga begitu sih. Senang melihat ramainya penjual makanan berbuka di bulan
Ramadhan.
Tapi aku punya penyikapan sendiri
untuk urusan takjil ini. Senang melihatnya bukan berarti rajin membelinya.
Sampai hari ini aku belum ada membeli takjil sendiri. Sejak beberapa tahun
belakangan aku memilih untuk mengatur pola makan agar lebih sehat. Sehingga kue
– kue yang manis apalagi gorengan tak menjadi menu pilihanku untuk berbuka.
Minuman dingin berwarna warni yang
berjejer di jual di pinggir tampaknya begitu segar. Tapi itupun sama, tak
menjadi menu pilihan berbuka bagiku. Aku lebih memilih buah dan mengkonsumsinya
dalam bentuk jus atau es buah. Disebut es buah, saat buah dipotong kecil –
kecil dengan bermacam jenisnya lalu dikasih madu dan air dingin.
Namun bukan berarti aku sama sekali
nggak makan jajanan yang di jual di luaran. Kadang juga makan kalau ada yang
memberi hehe. Hanya jika ada yang memberi aku baru mau memakannya. Kalau beli
sendiri aku memilih tidak.
Mengetahui sedang viral istila war
takjil, semacam aktivitas berburu takjil oleh muslim bahkan non muslim di Ramadhan
ini, aku turut senang. Karena lumayan hal itu keuntungan bagi para pedagang.
Sedikit komentar sampinganku tentang para pedagang di bulan Ramadhan. Khususnya
para lelaki muslim, aku perhatikan banyak sekali yang tidak berpuasa.
Mereka merokok ataupun makan di
tengah hari Ramadhan. Aku pernah bilang kepada salah satu dari mereka. “Bapak
jualan ini berharap rizki dari Allah kan? Yang memberi rizki Allah kan? Kenapa
berharap rizki dari Allah tapi tak patuh dengan perintah Allah?”, ucapku sambil
geleng – geleng kepala.
Si bapak penjual daging hanya senyum
saja. Inilah diantara hal miris yang bisa ditemui di Bulan Ramadhan. Suasana
ibadah jadi kurang karena banyak muslim abai pada pemahaman dan pelaksanaan
aturan Islam. Jadi rindu suasana Ramadhan dalam naungan pemerintahan Islam.
Sebab pemerintahan berbasis akidah
Islam sudah pasti mewarnai lingkungan kehidupan kita dengan syariat Islam.
Muslim yang lalai dipaksa untuk membiasakan diri taat pada Allah. Agar mereka
pun bisa merasakan indahnya surga.
0 Comments
Post a Comment