Tuesday, March 05, 2024

Menerima Ketetapan Allah Berbuah Ketenangan

 

dok. pribadi

Pada suatu wawancara, seorang psikolog mengatakan bahwa konsep terbaru yang disimpulkan dunia psikologi tentang perbaikan mental seseorang adalah acceptence atau penerimaan. Artinya, saat seorang mengalami apa yang saat ini banyak disebut yakni anxiety atau kecemasan, sesungguhnya rasa tidak nyaman itu berasal dari kurangnya rasa penerimaan.

Sering sekali terjadi, seseorang memiliki ekspektasi tertentu pada seseorang maupun suatu keadaan. Namun apa yang diharapkannya terjadi, ternyata tidak terjadi. Maka dia kecewa. Kata kunci yang dipegang, ‘seharusnya begini’, ‘ seharusnya begitu’.

Ketika kekecewaan itu terus menerus dipupuk dalam hati, menjadi penyesalan berkepanjangan, itulah yang mempengarui suasana hati. Terjadi yang namanya kecemasan. Hal itu juga mempengaruhi masa di depan. Apa yang belum terjadi, dikhawatirkan tak sesuai dengan ekspektasi. Lagi – lagi itu bisa menambah kegelisahan dan kecemasan dalam hati.

Hal itu yang membuat hidup tak nyaman dijalani. Konsentrasi terganggu dan mempengaruhi produktifitas kita. Ada yang sampai bunuh diri.

Beberapa tahun lalu aku pernah bertemu seorang ibu yang kabarnya hampir gila. Katanya dia mengalami kecemasan sejak anaknya menikah. Anak perempuannya saat masih gadis berkecukupan dengan gajinya. Bisa beli apa saja yang ia mau. Tapi setelah menikah kehidupan ekonomi keluarga baru anaknya terbatas.

Anaknya tak lagi bekerja karena sudah memiliki anak. Hanya gaji suami yang mencukupi keluarga sang anak. Sehingga kehidupan keluarga kecil tersebut tampak hemat. Si ibu mengaku sering mendengar bisikan – bisikan yang ‘meneror’ dia untuk tak menerima keadaan itu. Sehingga hampir saja ia kehilangan kesadarannya.

Saat mendengar cerita si ibu aku belum mengerti dunia kejiwaan seperti saat ini. Aku tak pandai merespon dengan baik curhatannya. Hanya ku dengarkan saja. Seiring waktu, terutama ketika memiliki smart phone, mulai banyak informasi yang ku dapatkan tentang masalah psikologi.

Aku pun turut merasakan hal – hal terkait ini, meski tak sampai parah ya menurutku. Kini aku mengerti. Gimana ya kabar ibu itu sekarang?

Terakhir kali ku dengar ibu itu menyibukkan diri dengan bekerja, agar ia tak melulu memikirkan keadaan anaknya. Agar ia tak merasakan kecemasan yang berlarut – larut.

Penerimaan, dalam bahasan Islam adalah ridho atas ketetapan Allah. Masya allah, Islam sudah lebih dulu mengajarkan manusia bagaimana cara mengatasi gangguan pada jiwa bernama kecemasan. Ketenangan akan dirasakan saat mengingat Allah.

Mengingat Allah berarti ingat bahwa segala sesuatu terjadi bukan kebetulan melainkan diizinkan Allah untuk terjadi. Ingat Allah artinya ingat juga janjinya, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Ingat pada Allah berarti ingat janjiNya bahwa Dia takkan salah meletakkan beban di pundak yang salah.

Allah tidak membebani makhlukNya melainkan sesuai kesanggupan kita. Ingat pada Allah berarti ingat bahwa siapa yang bersabar, Allah bersamanya dan pahala didapatkannya.

Kata psikolog tersebut, orang yang mengalami anxiety bukan berarti kurang iman. Tapi jika dia meningkatkan ibadah, maka kecemasan itu akan berkurang. Karena pada dasarnya manusia bisa merasa tenang jika terhadap yang sudah berlalu dia berkata, ‘sudahlah, sudah ketetapan Allah’, lalu dia tahu kalau ada yang menjamin hidupnya akan baik – baik saja di masa depan.

Meletakkan keyakinan secara sempurna pada Allah swt akan membuat kita merasa ada pegangan. Allah takkan meninggalkan kita dalam keadaan berantakan. Allah akan menolong kita, memudahkan urusan kita, menjadikan kita versi terbaik melebihi sebelumnya ketika kita merespon ketetapannya dengan prilaku positif. Masya allah.

0 Comments

Post a Comment