Sunday, February 21, 2016

Apa Hubungan Keluarga Harmonis dengan Jumlah Anak?



Hari ini, mempertahankan keutuhan rumahtangga bagi orang kebanyakan terasa sulit. Namun, di tengah menjamurnya perceraian artis, rumah tangga artis pasangan Ikang Fauzi dan Marisa Haque terbilang adem ayem. Dua puluh delapan tahun membina keluarga, mereka berhasil menunjukkan pada khalayak, kalau rumah tangga mereka harmonis. Lalu apa resepnya?

"Kuncinya sederhana dan gampang, yakni jangan miliki banyak anak. Itu rahasianya," katanya saat wawancara dengan wartawan Okezone.com. Loh kok, memang apa hubungannya keluarga harmonis dengan punya dua anak? Kata Ikang, memiliki dua anak punya sensasi yang dekat dalam menjaga hubungan keluarga. Dari sisi pembagian waktu, berlibur dengan keluarga jadi lebih mudah dilaksanakan. Katanya lagi, punya dua anak itu lebih mudah dari sisi komunikasi. Terakhir Ikang berpesan, "Jangan lagi beranggapan banyak anak banyak rezeki, karena semakin ke depan zaman akan semakin sulit dan ini akan membawa keterpurukan bagi generasi muda Indonesia.

Kalau begitu, bagaimana dengan artis Krisdayanti, Ratna Listi, Djenar Maesa Ayu dan artis-artis lainnya yang memiliki dua orang anak namun pernah bercerai juga? Artis yang punya anak lebih sedikit lagi yakni satu orang atau bahkan belum punya anak pun banyak yang bercerai. Maka tak ada hubungannya antara rumahtangga yang harmonis dengan jumlah anak. Sebab mereka yang memiliki jumlah anak banyak atau sedikit sama-sama berpotensi bercerai. Lagipula, kalau dibaca pada sumber lainnya, akan ditemukan jawaban berbeda dari Ikang Fauzi mengenai rahasia kerukunan rumahtangganya. 

Seperti wawancara Ikang dengan liputan6.com, bahwa rumahtangga mereka langgeng karena saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, saling menghargai, berusaha menjaga kebersamaan dengan keluarga terutama dalam hal beribadah dan berbagai resep lainnya. Jadi, kenapa Ikang Fauzi memberi pernyataan berbeda saat melakukan wawancara bersama okezone.com sekitar bulan Desember lalu? Ternyata oh ternyata, Ikang Fauzi mewakili suara BKKBN untuk mensukseskan program Keluarga Berencana (KB). 

Tak heran Ikang memberi pernyataan yang bersesuaian dengan BKKBN, sebab Ikang dan Marisa pernah menjadi ikon BKKBN Jawa Timur. Sampai-sampai berani menolak bahkan mengajak orang lain, untuk melepaskan keyakinan bahwa Allah Swt menjamin rezeki setiap manusia yang terlahir ke dunia. Berani benar, padahal Allah Swt berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang akan memberi Rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (TQS Al-Israa [17]: 31). Jelaslah bahwa jumlah anak banyak tak akan menghalangi rezeki dari Allah Swt, apalagi menimbulkan disharmonis dalam keluarga. Rasulullah Saw sendiri memang menyenangi umat beliau yang berjumlah banyak. Rasulullah Saw bersabda: “Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain.”(HR. Abu Dawud no. 2050).

Propaganda pembatasan kelahiran terus digencarkan oleh BKKBN. Laki-laki dan perempuan, dari artis hingga mahasiswa direkrut untuk menjadi duta KB. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang percaya, bahwa penyebab terjadinya kemiskinan hingga memunculkan problem dalam keluarga karena jumlah anak yang banyak. Masyarakat juga ingin dicekoki paham, bahwa negara kewalahan dan tidak sanggup menyediakan berbagai kebutuhan penduduk jika jumlahnya terus bertambah. Sebab sumber daya alam yang kita miliki terbatas. Negara ingin masyarakat maklum kalau negara merasa rakyatnya sebagai beban. 

Tunggu dulu, benarkah argumen demikian? Kita harus bersikap kritis, mempertanyakan mengapa negara mengarahkan kita sebagai muslim untuk menjauhi keyakinan kita terhadap Allah Swt. Jelas dalam al Qur’an Allah Swt menjamin rezeki setiap manusia yang lahir. Artinya, berabapun manusia yang lahir, sumber daya alam yang kita miliki pasti akan mampu mencukupi kebutuhan kita. Lagipula Allah Swt memiliki cara tersendiri dalam pengendalian populasi. Bukankah selalu ada kematian, perang, bencana alam, kecelakaan dan musibah lainnya yang berpotensi merenggut nyawa manusia?

Alasan pemerintah sebenarnya dibalik program pengendalian jumlah penduduk ini tak lain adalah mengekor opini yang dikembangkan oleh negara-negara Barat kapitalis. Pemerintah Indonesia bersedia didikte oleh Barat dan disuguhi berbagai solusi atas persoalan yang ada di dalam negeri. Barat menyatakan bahwa masalah kemiskinan adalah akibat tingginya pertumbuhan penduduk. Padahal para kapitalis dari kalangan Baratlah sesungguhnya penyebab problem kelaparan, kemiskinan, kerusakan lingkungan dan ketimpangan sosial yang terjadi di dunia. Barat telah memaksakan penerapan sistem ekonomi kapitalis pada dunia termasuk Indonesia. Sistem ekonomi kapitalis membebaskan manusia untuk bersaing memperoleh kehidupan layak. Sementara pemerintah tidak boleh campur tangan dalam mengatur ekonomi. Hal inilah yang pada akhirnya menguntungkan para pemodal dan meminggirkan orang lemah. Survei membuktikan, harta 62 orang terkaya di dunia sama dengan harta 3,5 milyar penduduk bumi. 

Bicara mengenai keluarga harmonis, berarti bukan bicara mengenai jumlah anak. Namun bagaimana keluarga tersebut menerapkan nilai-nilai Islam dalam keluarga. Dalam menghadapi propaganda Barat, hendaknya kita menyadari bahwa kita butuh solusi Syariat Islam dan institusi Khilafah Islamiyah ‘ala minhajjin nubuwah. Syariat Islam dan Khilafah akan melindungi umat dari propaganda menyesatkan tentang masalah kependudukan. Fakta lainnya, sebenarnya negara-negara Barat sedang ketakutan menyaksikan kekuatan demografi umat karena pertumbuhan penduduknya tinggi, sementara mereka sedang menghadapi problem lose generation. Khilafah Islamiyah juga akan memastikan hilangnya problem kelaparan dan kemiskinan tanpa menjajakan program pembatasan kelahiran yang diharamkan dan tanpa memunculkan masalah-masalah sosial berikutnya. 
Wallahu a’lam bishawab.

4 Comments:

  1. Hmmm..menyimak aja... Secara lagi ikutin program memiliki keturunan...:)

    ReplyDelete
  2. semoga sudah dapat momongan ya mbak

    ReplyDelete
  3. banyak anak lebih baik. peluang dapat doa lebih banyak asal di manage dengan baik.

    ReplyDelete