Wednesday, January 12, 2022

Hamil Di Usia Tua Beresiko?

 



Belum lama aku menjenguk seorang teman yang sedang mengalami musibah. Anaknya wafat dalam kandungan di usia enam bulan. Anak ini sangat diharapkan kehadirannya. Sebab kedua kakaknya sudah cukup besar. Keluarga ini merindukan lagi kehadiran bayi di rumah mereka.

Rasanya pasti sedih sekali menghadapi kenyataan bahwa si bayi kembali pulang pada Penciptanya sebelum sempat menatap dunia. Sebelum sempat disentuh ayah, ibu dan kakak-kakaknya. Sebelum meramaikan rumah dan tumbuh besar di tengah keluarga.

Tapi alhamdulillah temanku ini cukup kuat mental. Dia sadar kalau Allah swt lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya. Apalagi bagi yang bersabar menghadapi musibah bakal diganjar pahala.

Plus si anak dijanjikan akan bisa berkumpul kembali dengan keluarga di surga. Hal ini membuat kesedihan mereka secepatnya sirna, tak berlarut-larut.

Ternyata temanku ini mengalami kehamilan eklamsia. Menurut keterangannya, ia mengalami tensi darah yang tinggi selama kehamilan. Jadi harus terus minum obat. Lalu perkembangan plasenta bayi sejak awal tidak normal.

Ukuran plasentanya kecil. Sehingga bayi di dalam perut kekurangan oksigen yang akhirnya wafat saat plasenta terputus. Saat ditanya pada dokter apa penyebab kondisi yang dialami temanku ini, dokter tak berani memastikan.

Hanya saja ada kemungkinan karena usia temanku ini sudah cukup tua untuk hamil. Ia sebaya denganku, berusia 36 tahun. Dokter memprediksi kalau seandainya hamil lagi, kondisi semacam itu bisa terulang lagi. Sehingga temanku dan suaminya memilih sterilisasi saja. Semoga mereka selalu bahagia dunia akhirat. Aamiin.

***

By the way, yang membuatku kepikiran adalah ucapan dokter tentang hamil di usia tua, umur 35 tahun ke atas. Usiaku juga sudah melewati 35 tahun dan berharap bisa memiliki momongan.

Secara kedokteran, hamil di usia 35 tahun ke atas memang dianggap beresiko mengalami gangguan. Tapi aku tetap ingin optimis, berharap Allah swt memberiku kesempatan merasakan menjadi ibu dari anak kandungku.

Allah swt maha kuasa. Apapun bisa terjadi jika Allah swt menghendaki. Ditambah lagi, aku mendapati fakta di sekitarku, ada beberapa teman dan kenalan yang hamil di usia lebih dari 35 tahun.

Alhamdulillah, mereka menjalani kehamilan dengan wajar dan melahirkan dengan selamat. Bahkan melahirkan secara normal. Anaknya pun sehat. Padahal kebanyakan dari mereka status ekonominya menengah ke bawah.

Ada tetanggaku yang memiliki 9 anak. Anak terakhirnya lahir di usianya yang ke 46 tahun. Tetanggaku satunya lagi menikah di usia 36 tahun dan memiliki 5 anak. Barusan aku menjenguk temanku yang baru saja melahirkan anak keduanya. Saat ini usianya 37 tahun.

Mengetahui pengalaman mereka membuatku semakin optimis bahwa manusia hanya mampu memprediksi, tapi Allah swt yang menentukan. Kalau diingat-ingat, banyak sekali tanda-tanda kekuasaan Allah swt semacam ini.

Saat dunia kedokteran mengatakan kalau seorang perempuan tidak haid maka mandul. Tetapi teman ibuku tetap bisa hamil meski seumur hidupnya belum pernah merasakan haid.

Adik dari temanku hamil dalam kondisi ada tumor jinak di dalam rahimnya. Dokter memprediksi kalau si bayi dalam kandungan akan kekurangan nutrisi karena harus berbagi nutrisi dengan si tumor.

Bahkan diyakini si bayi tak akan bisa selamat karena akan terjepit oleh si tumor. Namun hingga akhir masa kehamilan hal itu tak terjadi. Justru sang bayi bisa lahir dengan lancar. Tumor beserta bayi dikeluarkan secara operasi caesar.

Aku kembali ingat, kalau mendekatkan diri dengan ibadah pada Allah swt plus menjaga silaturahmi bisa mempertahankan semangat hidup. Mendekat pada Allah swt berarti menyadari kebesaranNya. Sementara dalam silaturahmi ada hikmah yang bisa kita dapatkan dari pengalaman orang lain. Masya allah.

0 Comments

Post a Comment