Friday, December 10, 2021

Lelaki Pengidap Sindrom Peter Pan

 

https://snews.pro/

“Mak, ntah apa maksud si Nuri. Masak tiba – tiba dia diamin Putra. Ngeram dia di kamar nggak keluar – keluar. Muak kali Putra nengok dia. Baru lagi nikah udah kayak gitu dia.”

Begitu cara Putra melampiaskan kebingungannya dengan sikap isterinya. Dia curhat sama emaknya tentang kelakukan isterinya. Sambil mondar mandir dihadapan emaknya, dia ngomel.

Lain waktu Putra ke rumah emaknya. Dia uring – uringan. Emaknya bertanya, “Ada apa Put?”

“Itu si Nuri mak. Merepet aja dia. Panas kupingku dengarnya.”

Pernah juga mereka ribut agak parah. Tiba – tiba Putra ke rumah emaknya membawa tas berisi pakaian. Emak yang keheranan bertanya, “Loh, kenapa Put?”

“Diusir si Nuri aku mak.”

Isteri Putra berani mengusir, karena mereka berdua tinggal di rumah warisan orangtuanya. Putra dimatanya adalah suami pemalas dan selalu bikin kesal. Jadi saat merasa amarahnya memuncak, Putra pun disuruh pergi dari rumah itu.

Beberapa hari kemudian, datanglah isteri Putra menjemputnya. Dengan gagah berani isteri Putra datang ke rumah mertua, menghadapi mertua dan ipar – iparnya.

Disitu jumawa si Putra. Merasa banyak yang membela. Isterinya dipojokkannya. Disebut – sebutnya semua kesalahan isterinya. Sementara kesalahannya sendiri disembunyikannya.

Isteri Putra yang sedang disidang diam saja. Dia meminta maaf pada semua yang ada disana. Putra merasa hari itu menjadi hari kemenangannya. Lalu mereka pun kembali bersama.

***

            Putra adalah sosok fiksi, tapi terinspirasi kisah nyata. Bagaimana kira – kira kalian menilai Putra wahai pembaca?

Bagi saya, dialah yang disebut pria yang sedang terkena sindrom peter pan.

Peter pan itu tokoh dalam cerita anak – anak karya sastrawan asal Skotlandia, JM Barrie. Peter Pan digambarkan sebagai bocah laki – laki berkarakter nakal, bisa terbang dan menolak menjadi dewasa.

Pada perkembangannya, watak tokoh peter pan yang sangat kekanakan itu dijadikan sebagai nama gangguan psikologis oleh Dan Kiley pada 1983, dengan sebutan sindrom peter pan.

Sindrom ini dilekatkan pada orang yang secara usia sudah dewasa, namun secara pemikiran dan tingkah laku tidak menunjukkan kematangan sebagai orang dewasa.

Ciri-ciri orang yang mengalami sindrom peter pan, yakni:

Ø Suka membantah

Ø Manja

Ø Pemarah, suka mengamuk ketika keinginannya tidak terpenuhi.

Ø Malas, tidak suka bekerja keras.

Ø Tidak bertanggung jawab.

Ø Selalu bergantung pada orang lain, bahkan dalam hal-hal kecil.

Ø Tidak bisa menerima kritikan.

Ø Tidak berani mengambil keputusan dan menanggung risiko.

 

Meski terkait dengan masalah psikologis, ternyata sindrom peter pan bukan termasuk gangguan mental sejenis depresi, bipolar, atau gangguan obsesif kompulsif (OC).

Berbagai sumber menyebutkan, penyebab paling utama seorang lelaki dewasa terkena sindrom peter pan karena pola asuh yang salah sejak masa kanak – kanak.

Ekspresi kasih sayang dari orangtua yang kurang ilmu, akan membahayakan pembentukan pemikiran dan tingkah laku anak. Mungkin anak sering dibanggakan secara berlebihan, selalu dituruti kemauannya, selalu dibela, hingga sifat – sifat kekanakan terus melekat pada dirinya meski ia sudah dewasa.

***

Sayangnya, saat ini banyak profil lelaki dengan ciri-ciri sindrom peter pan. Dengan usia mereka yang sudah dewasa, meski dengan mental yang buruk, mereka tetap harus meneruskan hidup mereka. Mereka tak menyadari kesalahan mereka. Jadi mereka tak berusaha berubah.

Seperti tokoh fiksi Putra di atas, ia menikah, menjadi suami dan ayah. Alhasil, lelaki seperti Putra pun menyebabkan derita bagi anak dan isterinya. Mereka yang diharapkan giat bekerja, justru bermalas – malasan.

Mereka yang disangka bisa jadi teman diskusi isteri, justru selalu menunjukkan keraguan dalam berpendapat. Tak berani mengambil keputusan. Malah memilih menghindari isteri, lantas asyik main di luar bersama teman – temannya atau curhat dengan emaknya.

Mereka yang diminta kepeduliannya untuk bersama – sama menanggung beratnya beban rumahtangga, justru cuek dan sibuk dengan urusannya sendiri. Tak peka menolong isteri yang kesusahan mengurus bayi dan rumah.

Anak yang berharap ayah bisa bersikap bijaksana dan hangat, justru pemarah, dingin dan kaku pada mereka. Alhasil keluarga jadi berantakan.

Isteri yang sebenarnya tulang rusuk, harus berubah menjadi tulang punggung menggantikan suami pengidap sindrom peter pan. Anak – anak pun jadi hidup lebih keras melebihi usianya.

***

Dalam Islam dikenal adanya pendidikan masa mumayiz. Mumayiz berasal dari kata mayyaza, artinya membedakan sesuatu dari yang lain.

Prof. Dr. Rawwas Qal’ahji dalam bukunya Mu’jam Lughah Lil Fuqaha, menjelaskan tentang mumayiz, yakni anak yang belum baligh, yang bisa membedakan antara bahaya dan manfaat.

Mengenai berapa usia anak dikatakan telah mumayiz, para ulama berbeda pendapat. Imam Nawawi dalam kitabnya Tahrir Alfadz at-Tanbih, dalam bab Haji mengatakan bahwa anak yang mumayiz adalah yang telah memahami khitab (seruan hukum Islam).

Artinya, kapan anak memasuki masa mumayiz, itu bisa dikenali sejak anak sudah mulai mampu diajak membedakan berbagai hal.

Di masa itulah anak diajarkan tentang seperti apa iman yang kokoh dan produktif. Anak diajak memahami hakikat tujuan hidup sebagai hamba Allah. Dipahamkan kewajibannya sebagai muslim. Disampaikan apa saja tanggungjawab yang harus dipikulnya.

Kalau dia anak laki – laki, maka dia diajarkan seperti apa tugas, hak dan kewajiban laki – laki dalam Islam. Apa saja tanggung jawabnya sebagai laki – laki. Islam mengatur bahwa laki – laki adalah seorang pemimpin dan pencari nafkah.

Maka dia harus dilatih menyelesaikan masalah pribadinya sendiri. Dilatih untuk berperan dalam keluarga dan masyarakat. Hal yang sama diajarkan kepada anak perempuan. Agar masing – masing anak kelak disaat dewasanya bisa menjalankan peran dalam hidup dengan baik.

Hal itu dari sisi pendidikan oleh orangtua. Lebih dari itu, sebagai aturan hidup yang sempurna, Islam juga melibatkan masyarakat dan negara dalam membentuk generasi yang dewasa dan islami.

Masyarakat sebagai lingkungan tempat tumbuh kembang anak – anak, akan diatur oleh Islam agar menciptakan suasana kebaikan di dalam interaksi mereka. Sementara negara diwajibkan oleh Islam menjalankan sistem pendidikan Islam.

Sistem pendidikan Islam wajib berasaskan akidah Islam. Kurikulumnya juga dirancang untuk membentuk kepribadian Islam yang utuh pada anak, meliputi akidah, tsaqofah dan penguasaan iptek.

Negara wajib menyediakan pendidikan tersebut sepaket dengan seluruh fasilitas lengkap yang dibutuhkan, dan semuanya gratis disediakan untuk seluruh warga negara, muslim dan non muslim, kaya dan miskin, sama.

Mengenai masalah pendanaan pendidikan ini diatur oleh sistem ekonomi Islam, yang misi utamanya memang untuk pemerataan kesejahteraan. Maka, tentu saja hal ini berkaitan dengan penerapan sistem politik Islam.

***

Dengan kata lain, dalam kondisi dimana saat ini kita masih diatur oleh sistem kapitalis sekuler, maka ajaran Islam yang bisa diamalkan terkait pendidikan anak mumayiz, hanya bisa sampai level orangtua.

Nanti ketika peradaban Islam yang dijanjikan oleh Allah swt telah kembali, maka ajaran Islam secara utuh bisa dijalankan, termasuk di dalamnya mewujudkan aturan bermasyarakat yang islami dan bernegara sesuai Islam.

Saat ini, untuk mengatasi para lelaki dewasa yang sudah terlanjur berperangai layaknya tokoh peter pan, maka orang – orang di sekitarnya harus mendukungnya memperbaiki diri.

Orang – orang terdekat harus terus memotivasinya untuk menjadi dewasa. Bisa ditambah dengan bantuan psikolog. Bisa pula mengajaknya ikut pengajian yang merangsangnya berpikir dengan benar. Meski sangat sulit, namun upaya tetap harus dilakukan.

Referensi:

https://www.halodoc.com/artikel/kenali-sindrom-peter-pan-vs-sindrom-cinderella-complex-pada-anak

https://www.youtube.com/watch?v=pZ_wQI878yM


Info Menarik: 

Raja Baclink Tawarkan Backlink Berkualitas, Agar Website Jadi Teratas


0 Comments

Post a Comment