Alhamdulillah syukur tiada terhingga,
karena Allah swt masih berkenan mempertemukan saya dengan Ramadhan dan syawal
tahun ini. Idul Fitri bertabur momen indah yang ingin dirasakan selalu.
Utamanya berkumpul dengan keluarga serta silaturahmi dengan sanak saudara juga
teman. Aktivitas yang jarang dilakukan di hari-hari selain idul fitri.
Setelah tahun lalu lebaran pertama di
rumah orangtua saya. Kali ini lebaran pertama saya dan suami langsung menuju
rumah mertua saya. Jarak antara tempat tinggal kami dan rumah mertua kurang
lebih dua jam. Kami memilih salat ied di kampung.
Maka berangkatlah kami menuju kampung
selepas salat subuh, sekitar pukul setengah enam. Jalanan begitu sepi hingga
perjalanan kami begitu mulus. Melalui beberapa rel kereta api, saya sempat
mengingatkan suami beberapa kali agar waspada.
Sebab beberapa hari sebelumnya dapat
cerita dari mamak saya, bahwa ada satu keluarga yang melakukan perjalanan mudik
di subuh hari tertabrak kereta api. Konon mereka membawa rasa rindu yang amat
sangat pada keluarga, hingga motor mereka melesat cepat di jalanan. Alhasil
takdir Allah swt menghendaki mereka menghembuskan nafas terakhir saat itu.
Alhamdulillah kami sampai kampung tepat
waktu. Tiba di rumah langsung berwudhu dan pergi salat ied. Tak seperti khutbah
salat ied tahun lalu, kali ini saya nggak ingat lagi isinya apa. Jadi nggak
bisa dituliskan disini. Yang pasti saya masih ingat suasana syahdu di pagi hari
idul fitri. Tak terasa air mata mengalir, mensyukuri nikmat Allah swt.
Selesai salat ied maaf-maafan, pembagian
THR buat para keponakan dan makan bareng seperti biasa juga dilakukan.
Wajah-wajah senyum ceria penuh gembira. Yang sempat berselisih, jadi baikan.
Yang nggak teguran, kini saling sapa. Berharap hubungan baik antar keluarga
langgeng sampai besok-besok.
Para ipar saya jarang main ke rumah
orangtua saya. Bahkan kunjungan terjadi hanya sekali ketika melamar saya dulu.
Hal itu terjadi karena jarak yang cukup menjadi penghalang untuk saling
berkunjung. Nah di lebaran ini para ipar saya ketemu waktu yang pas untuk
bareng-bareng silaturahmi ke rumah orangtua saya. Obrolan pun terjadi disertai
dengan canda tawa yang diakhiri foto bareng.
Setahun belakangn saya nambah teman.
Mereka yang memilih jalan hijrah hingga kita ngaji bareng. Di lebaran ini saya
pun berkunjung ke rumah-rumah mereka. Mereka terlihat bahagia dengan kedatangan
teman-teman hijrahnya. Kami ngobrol seputar pengalaman pulang kampung, suka
duka membuat kue dan lain sebagainya. Semoga idul fitri bisa jadi titik balik
bagi kita untuk menjadi orang baru yang kembali pada fitrah kebaikan Islam.
Makin hari makin baik. Amin.
0 Comments
Post a Comment