Saya yakin, yang menuduh Islam tidak
toleran, apalagi itu diucapkan oleh muslim sendiri, dia belum melek Islam. Saya
semakin kagum dengan agama saya. Salah satunya karena baiknya ajaran Islam
tentang bersikap pada nonmuslim. Dalam rubrik Ustadz Bertanya di Tabloid Media
Umat pernah dibahas hukum berta’ziyah kepada nonmuslim.
Bagaimana sikap kita jika ada tetangga nonmuslim meninggal dunia? Sebagai masyarakat yang hidup di satu
lingkungan pasti hati ini tak enak dong kalau tak berbelasungkawa. Ternyata
Islam memang membolehkan muslim melayat kafir.
Demikian pendapat jumhur ulama seperti
pendapat Imam Nawawi dan Imam Ibnul Qayyim. Imam Nawawi bilang boleh hukumnya
seorang Muslim berta’ziyah kepada seorang dzimmi karena kerabatnya yang dzimmi
meninggal dunia, lalu mengucapkan, “Semoga Allah mengganti musibah yang menimpa
Anda dan semoga Allah tidak mengurangi jumlah anda”. (Imam Nawawi dalam al
Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab)
Dalil dari perkataan sang imam adalah al
Qur’an surat al Mumtahanah ayat 8, bahwa muslim boleh berbuat baik pada
nonmuslim, selama ia tak memusuhi atau memerangi kaum muslim.
Dalil lainnya adalah hadist yang
menyatakan bahwa Rasulullah saw pernah mengunjungi seorang pemua Yahudi yang sedang sakit, (HR. Bukhari).
Penjelasan lainnya, ada rambu-rambu yang
harus diperhatikan seorang muslim dalam berta’ziyah pada nonmuslim. Pertama,
pastikan nonmuslim tersebut bukan pembenci Islam yang nyata.
Sebab kalau ia memerangi kita, memusuhi
kita, mengusir kita dari tanah kita, karena mereka membenci agama kita, maka
yang berlaku dalil lain. Dalam al Qur’an surat al Mumtahanah ayat 9, bersikap
baik pada mereka justru dilarang.
Jadi terang deh sikap kita pada Israel
yang merampas tanah kaum muslim Palestina. Atau Amerika yang membunuhi muslim
di Irak serta jadi pendukung Israel, cukuplah bagi mereka ayat Allah swt
seperti al Mumtahanah ayat 9 tersebut.
Kedua, saat berta’ziyah cukup doakan
keluarga yang ditinggalkan agar bersabar. Boleh juga kita berucap semoga Allah
swt mengganti musibah mereka dengan yang lebih baik. Kalau berdoa agar Allah
swt merahmati jenazah ataupun mengampuni dosanya, tidak boleh. Larangan ini
pernah ditujukan pada Rasulullah saw saat beliau meminta ampunan atas pamannya
tercinta Abu Thalib. Sampai wafatnya Abu Thalib tidak masuk Islam.
Ketiga, saat berta’ziyah jangan ikuti
ritual agama mereka dalam prosesi pemakaman. Tata cara agama mereka berbeda
dengan kita, tak boleh diikuti.
Larangan tasyabbuh (meniru) nonmuslim dalam hal ajaran agama mereka berlaku umum, termasuk untuk hari natal nanti. Toleransi yang boleh dilakukan hanyalah membiarkan mereka dengan perayaannya, bukan mengucapkan selamat apalagi ikut merayakan.
Larangan tasyabbuh (meniru) nonmuslim dalam hal ajaran agama mereka berlaku umum, termasuk untuk hari natal nanti. Toleransi yang boleh dilakukan hanyalah membiarkan mereka dengan perayaannya, bukan mengucapkan selamat apalagi ikut merayakan.
Islam itu lembut tapi tegas. Islam itu
toleran tapi jelas batas-batas prinsipilnya. Menjadi muslim mudah kok. Ikuti
syariat Islam maka kita bisa bersikap tepat dalam kehidupan. Insya allah.
Bener banget mbak.
ReplyDeleteTapi saya kalu tidak salah pernah baca n dengar cerita ttg seorang muslim yg menjenguk non muslim yang sering mengolok2 dirinya dan islam. Tapi justru karena sifat si muslim yang baik ini.. Yg malah menjenguknya padahal ia selalu mengganggu si muslim tadi... Si non muslim ini jadi malah terbuka hatinya
��
betul mbak.. itu terjadi sama Ustadz Fadlan Garamatan.. Beliau ketika berdakwah diolok-olok tapi tetap baik.. Tapi kalau Allah dan Rasul yang diolok beliau marah mbak..jadi tergantung siapa yang diolok mbak..Rasul pun ketika diolok olok bersabar, tapi ketika Allah swt yang diolok olok Rasul marah..Sungguh Islam begitu jernih, mampu menuntun kita pada sikap yang benar dalam menyikapi segala hal..alhamdulillah...
Delete