https://www.klikdokter.com/ |
Di wilayah tempat tinggalku ku temui beberapa pemuda yang suka berjalan di
pinggir jalan dengan pandangan kosong. Seperti tanpa arah dan tujuan. Muka
kusam. Baju lusuh. Rambut berantakan. Usut punya usut sebagian besar mereka
adalah mantan pencandu narkoba.
Pemuda adalah tentang masa depan, tentang harapan perbaikan, tentang
perubahan ke arah lebih baik. Namun sayang sekali, narkoba telah merenggut
potensi masa muda mereka. Hilang akal sehat pemuda karena narkoba.
Kabar buruknya, Indonesia menjadi salah satu tujuan penyelundupan narkoba
dari luar negeri. Suarapemredkalbar (1/9/2022) memberitakan bahwa Kalimantan
Barat menjadi titik utama serbuan narkoba sekaligus lokasi transit peredarannya
ke seluruh Indonesia.
Peredaran narkoba ini lebih menyeramkan. Sebab melibatkan jaringan kriminal
besar transnasional. Ada dukungan juga dari pemodal raksasa yang royal
membagikan uang ke aparat guna melancarkan bisnisnya.
Sedih ya, menghadapi kenyataan bahwa oknum aparat terlibat tindak kriminal.
Padahal mereka berfungsi sebagai penjaga keamanan. Bila mereka sendiri
melakukan kejahatan, lantas siapa lagi yang bisa dipercaya menjamin kenyamanan
hidup masyarakat dari tindak kriminal?
Oknum aparat terlibat kejahatan itu fakta. Banyak faktanya. Media online
Suara (16/8/2022) mengabarkan bahwa Badan Reserse Kriminal Polri menangkap
Kasat Reserse Narkoba Polres Karawang Ajun Komisaris Polisi ENM karena memiliki
narkoba dan diduga terlibat peredaran 2.000 butir pil ekstasi.
Sebelum kasus ini, sudah ada ratusan oknum polisi yang tertangkap karena
kasus narkoba. Semisal mantan Kapolsek Astanaanyar Kompol YP dan 11 anak
buahnya.
Lalu oknum polisi di Mojokerto menggunakan ekstasi, hingga tiga oknum
polisi pengedar narkoba di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang divonis mati.
Kemudian, anggota polisi di Ambon, Maluku, dan perwira di Polda Riau yang
ditangkap karena menjadi pengedar narkoba.
Berdasarkan data Polri,
pada 2018 sebanyak 297 anggota kepolisian terjerat kasus narkoba. Pada 2019,
jumlahnya naik hampir dua kali lipat menjadi 515 orang. Sementara di 2020,
sebanyak 113 polisi dipecat karena pelanggaran berat, diantaranya narkoba.
Kalau jumlah oknum
polisi yang terlibat kejahatan cukup banyak, tidak bisa hanya dimaklumi dong.
Harus dievaluasi organisasi Polri. Ada yang harus diperbaiki. Secara umum, kita
bisa merasakan kalau kehidupan sekuler, kapitalistik dan materialistik hari ini
memang memudahkan orang untuk berbuat tanpa berpikir akibatnya.
Menjalani hidup tak
sepenuhnya berpegang pada aturan Sang Pencipta. Boro – boro ingat Allah swt
saat berbuat. Boro – boro ingat pahala dan dosa. Banyak yang malah fokus pada
keinginan mencapai tujuan tanpa memperhatikan caranya, benar atau salah, merugikan
orang lain atau tidak. Alhasil, banyak
orang bertindak gegabah.
Jadi memupuk keimanan pada Allah swt untuk kemudian menjalani hidup sesuai aturannya, penting banget untuk kita semua ya. Agar kita bisa tertib dalam berprilaku. Beradab. Berakhlak. Kita semua perlu berubah ke arah Islam, dari level individu hingga negara.
Referensi: https://muslimahnews.net/2022/09/07/11075/
0 Comments
Post a Comment