Tuesday, September 13, 2022

Gawat, Negeri Kita Jadi Tujuan Penyelundupan Narkoba

 

https://www.klikdokter.com/

Di wilayah tempat tinggalku ku temui beberapa pemuda yang suka berjalan di pinggir jalan dengan pandangan kosong. Seperti tanpa arah dan tujuan. Muka kusam. Baju lusuh. Rambut berantakan. Usut punya usut sebagian besar mereka adalah mantan pencandu narkoba.

Pemuda adalah tentang masa depan, tentang harapan perbaikan, tentang perubahan ke arah lebih baik. Namun sayang sekali, narkoba telah merenggut potensi masa muda mereka. Hilang akal sehat pemuda karena narkoba.

Kabar buruknya, Indonesia menjadi salah satu tujuan penyelundupan narkoba dari luar negeri. Suarapemredkalbar (1/9/2022) memberitakan bahwa Kalimantan Barat menjadi titik utama serbuan narkoba sekaligus lokasi transit peredarannya ke seluruh Indonesia.

Peredaran narkoba ini lebih menyeramkan. Sebab melibatkan jaringan kriminal besar transnasional. Ada dukungan juga dari pemodal raksasa yang royal membagikan uang ke aparat guna melancarkan bisnisnya.

Sedih ya, menghadapi kenyataan bahwa oknum aparat terlibat tindak kriminal. Padahal mereka berfungsi sebagai penjaga keamanan. Bila mereka sendiri melakukan kejahatan, lantas siapa lagi yang bisa dipercaya menjamin kenyamanan hidup masyarakat dari tindak kriminal?

Oknum aparat terlibat kejahatan itu fakta. Banyak faktanya. Media online Suara (16/8/2022) mengabarkan bahwa Badan Reserse Kriminal Polri menangkap Kasat Reserse Narkoba Polres Karawang Ajun Komisaris Polisi ENM karena memiliki narkoba dan diduga terlibat peredaran 2.000 butir pil ekstasi.

Sebelum kasus ini, sudah ada ratusan oknum polisi yang tertangkap karena kasus narkoba. Semisal mantan Kapolsek Astanaanyar Kompol YP dan 11 anak buahnya.

Lalu oknum polisi di Mojokerto menggunakan ekstasi, hingga tiga oknum polisi pengedar narkoba di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang divonis mati. Kemudian, anggota polisi di Ambon, Maluku, dan perwira di Polda Riau yang ditangkap karena menjadi pengedar narkoba.

Berdasarkan data Polri, pada 2018 sebanyak 297 anggota kepolisian terjerat kasus narkoba. Pada 2019, jumlahnya naik hampir dua kali lipat menjadi 515 orang. Sementara di 2020, sebanyak 113 polisi dipecat karena pelanggaran berat, diantaranya narkoba.

Kalau jumlah oknum polisi yang terlibat kejahatan cukup banyak, tidak bisa hanya dimaklumi dong. Harus dievaluasi organisasi Polri. Ada yang harus diperbaiki. Secara umum, kita bisa merasakan kalau kehidupan sekuler, kapitalistik dan materialistik hari ini memang memudahkan orang untuk berbuat tanpa berpikir akibatnya.

Menjalani hidup tak sepenuhnya berpegang pada aturan Sang Pencipta. Boro – boro ingat Allah swt saat berbuat. Boro – boro ingat pahala dan dosa. Banyak yang malah fokus pada keinginan mencapai tujuan tanpa memperhatikan caranya, benar atau salah, merugikan orang lain atau tidak.  Alhasil, banyak orang bertindak gegabah.

Jadi memupuk keimanan pada Allah swt untuk kemudian menjalani hidup sesuai aturannya, penting banget untuk kita semua ya. Agar kita bisa tertib dalam berprilaku. Beradab. Berakhlak. Kita semua perlu berubah ke arah Islam, dari level individu hingga negara.


Referensi: https://muslimahnews.net/2022/09/07/11075/

0 Comments

Post a Comment