Innalillahi wa inna ilaihi
raaji’uun. Seorang remaja salih kehilangan nyawa setelah melakukan aktivitas
nahi munkar atau mencegah perbuatan maksiat. Namanya Rayhan Oktaviannur
Rahmadani. Usianya 16 tahun. Ia pelajar SMAN 1 Tanah Grogot kelas 12. Ia juga dikenal
sebagai atlet futsal Kabupaten Paser.
Almarhum menjadi korban
pengeroyokan oleh 9 orang tak dikenal. Pengeroyokan terjadi karena almarhum
menegur seseorang yang tengah pacaran di hutan kota.
Sebelum mengembuskan nafas
terakhir, almarhum sempat mendapat perawatan intensif di RSUD Panglima Sebaya
selama dua hari. Lalu dirujuk ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Disana
almarhum sempat dirawat selama 30 menit, hingga akhirnya wafat.
Sekilas tentang sosok remaja
ini. Menurut keluarga, Rayhan adalah sosok penyabar di kalangan keluarga dan
teman – teman sekolahnya.
Ya Allah, almarhum telah
melaksanakan salah satu amal salih, yakni mengingatkan orang untuk menghindari
tindak maksiat. Almarhum adalah salah seorang remaja yang memahami kewajiban
amar ma’ruf nahi munkar.
Pemuda seperti dirinya
jarang. Kebanyakan sebaliknya. Seperti mereka yang ditegurnya karena berpacaran dan para pengroyok, yang kemungkinan besar pemuda juga. Namun zaman ini memang zaman edan. Diajak pada
kebaikan, orang justru ngamuk dan bertindak anarkis bahkan hingga menghilangkan
nyawa. Miris sekali ya.
Inilah buah penerapan sistem
sekuler liberal. Sistem ini mengajarkan manusia untuk berbuat tanpa aturan
agama. Tak kental pelajaran agama yang didapat di rumah, sekolah dan
masyarakat.
Alhasil para pemuda banyak
yang jauh dari agama. Mereka pun pemarah. Kalau kemarin – kemarin, orang
ditegur kalau tidak suka ya sebatas penolakan lisan saja. Namun kini, semakin
banyak aksi kekerasan yang dilakukan para pemuda.
Bukan hanya perundungan
seperti yang terjadi pada almarhum Rayhan. Namun aksi begal, tawuran, narkoba,
mabuk dan judi pun ada remaja yang melakukannya.
Paling ringan, kenakalan
remaja adalah merokok. Tak jarang ku lihat anak SD merokok. Cuma bisa
geleng – geleng kepala saja melihatnya. Karena aku pun sudah memahami tingkat
emosi pemuda masa kini. Aku takut menegur mereka. Takut disakiti.
Potensi kepemudaan mereka
jadi tersia-siakan karena mereka dididik oleh sistem sekuler liberal. Andai
saja syariah Islam kaffah yang diterapkan di tengah – tengah kehidupan kita, in
sya allah potensi pemuda akan terarah sesuai keinginan Sang Pencipta Allah swt.
Akhir kata, semoga almarhum Rayhan mendapat predikat husnul khatimah dan berhak menikmati surga, aamiin ya Allah.
0 Comments
Post a Comment