Sunday, August 28, 2022

Mahasiswa Mengaku Berjenis Kelamin Non-Biner, Apaan Tuh?

 

 

Kemarin Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dikejutkan dengan pengakuan seorang mahasiswa baru (maba) yang mengaku bergender Non-Biner. Hal ini diketahui dari sebuah video yang viral.

Dalam video tersebut terlihat seorang mahasiswa baru yang memakai almamater serta kaca mata dipanggil dosen untuk maju ke depan. Lalu, mahasiswa yang namanya berinisial NA itu maju dan ditanya oleh dosen tentang identitas jenis kelaminnya.

Sontak sang dosen kaget saat NA menjawab bahwa dirinya adalah seorang non-biner. Si dosen tak bisa menahan diri hingga akhirnya meminta panitia untuk mengeluarkan NA dari ruangan. Peristiwa ini viral setelah ada salah seorang hadirin merekamnya dalam bentuk video.

Biasanya kita hanya mengenal dua jenis kelamin ya. Kalau tidak lelaki ya perempuan. Namun zaman ini manusia makin kreatif tak tentu arah. Hingga ‘lahirlah jenis kelamin baru’, salah satunya Non-Biner.

Non-biner merupakan istilah kekinian bagi seseorang yang mengenali dirinya bukan sebagai perempuan maupun laki-laki. Hal ini jelas membingungkan. Kalau si NA, jelas penampakannya adalah seorang lelaki. Namun dia tak merasa lelaki, tak juga perempuan. Sungguh membingungkan hidupmu kawan.

Orang yang ingin memanggilnya pun jadi bingung. Mbak bukan. Mas juga bukan. Kalau dalam bahasa inggris, dia tak bisa dipanggil she or he. Tapi konon tetap bisa disapa dengan they or them.

Ternyata identitas gender semacam itu juga memiliki perkembangannya lagi. Dengan istilah – istilah seperti off the binary, genderfluid, agender, bigender, boi, butch, androgynus, dan gender neutral.

Tentu saja kreatifitas semacam itu tak bisa dibenarkan secara akal sehat. Mereka – mereka ini tak mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan Sang Pencipta Allah swt. Secara jelas Allah swt menjelaskan bahwa hanya ada 2 jenis kelamin manusia yang diciptakan. Yakni laki – laki dan perempuan.

“dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. (QS. An Najm: 45)

Munculnya paham – paham menyimpang tersebut tak lain karena kehidupan serba bebas yang terjadi saat ini. Pergaulan bebas, pemenuhan hasrat seksual pun bebas. Meski negeri kita masih cenderung memegang budaya ketimuran khas orang – orang beragama, namun seiring berjalannya waktu, jika liberalisme terus diterima di negeri ini, berbagai penyimpangan akan menyebar.

Kemarin-kemarin, belum ada orang seberani NA, yang mengakui dirinya menyimpang dari norma-norma yang ada. Namun sepertinya ke depan, jika kita tidak tegas melawan berbagai pelanggaran hukum Islam, akan semakin bermunculan NA NA lainnya.

Tidakkah kita mengkhawatirkan kondisi buruk ini?

0 Comments

Post a Comment