Kemarin
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dikejutkan dengan pengakuan seorang mahasiswa
baru (maba) yang mengaku bergender Non-Biner. Hal ini diketahui dari sebuah
video yang viral.
Dalam video
tersebut terlihat seorang mahasiswa baru yang memakai almamater serta kaca mata
dipanggil dosen untuk maju ke depan. Lalu, mahasiswa yang namanya berinisial NA
itu maju dan ditanya oleh dosen tentang identitas jenis kelaminnya.
Sontak sang
dosen kaget saat NA menjawab bahwa dirinya adalah seorang non-biner. Si dosen
tak bisa menahan diri hingga akhirnya meminta panitia untuk mengeluarkan NA
dari ruangan. Peristiwa ini viral setelah ada salah seorang hadirin merekamnya
dalam bentuk video.
Biasanya kita
hanya mengenal dua jenis kelamin ya. Kalau tidak lelaki ya perempuan. Namun
zaman ini manusia makin kreatif tak tentu arah. Hingga ‘lahirlah jenis kelamin
baru’, salah satunya Non-Biner.
Non-biner
merupakan istilah kekinian bagi seseorang yang mengenali dirinya bukan sebagai
perempuan maupun laki-laki. Hal ini jelas membingungkan. Kalau si NA, jelas penampakannya adalah seorang lelaki. Namun dia tak merasa lelaki, tak juga
perempuan. Sungguh membingungkan hidupmu kawan.
Orang yang
ingin memanggilnya pun jadi bingung. Mbak bukan. Mas juga bukan. Kalau dalam
bahasa inggris, dia tak bisa dipanggil she or he. Tapi konon tetap bisa disapa
dengan they or them.
Ternyata
identitas gender semacam itu juga memiliki perkembangannya lagi. Dengan istilah
– istilah seperti off the binary, genderfluid, agender, bigender, boi, butch,
androgynus, dan gender neutral.
Tentu saja
kreatifitas semacam itu tak bisa dibenarkan secara akal sehat. Mereka – mereka ini
tak mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan Sang Pencipta Allah swt. Secara
jelas Allah swt menjelaskan bahwa hanya ada 2 jenis kelamin manusia yang
diciptakan. Yakni laki – laki dan perempuan.
“dan bahwasanya
Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. (QS. An Najm: 45)
Munculnya paham
– paham menyimpang tersebut tak lain karena kehidupan serba bebas yang terjadi
saat ini. Pergaulan bebas, pemenuhan hasrat seksual pun bebas. Meski negeri
kita masih cenderung memegang budaya ketimuran khas orang – orang beragama,
namun seiring berjalannya waktu, jika liberalisme terus diterima di negeri ini,
berbagai penyimpangan akan menyebar.
Kemarin-kemarin,
belum ada orang seberani NA, yang mengakui dirinya menyimpang dari norma-norma
yang ada. Namun sepertinya ke depan, jika kita tidak tegas melawan berbagai
pelanggaran hukum Islam, akan semakin bermunculan NA NA lainnya.
Tidakkah kita mengkhawatirkan kondisi buruk ini?
0 Comments
Post a Comment