https://pxhere.com/ |
Nur, meremaja di akhir tahun 90-an. Dia
awam soal agama. Dia tak salat lima waktu. Dia berpakaian mengikuti kebiasaan
remaja umumnya. Mengikuti fashion. Dia tak kenal halal haram. Bergaul dengan siapa saja.
Meski begitu, Nur memiliki prinsip yang
dipegangnya erat sejak akalnya matang untuk berpikir. Prinsipnya adalah no sex
before marriage. Bukan apa-apa. Dia hanya tak ingin bernasib sama seperti
ibunya.
Dulu ibu Nur terjatuh dalam seks bebas saat duduk di bangku sekolah SMA kelas 2. Lelaki itu terpaksa menikahi ibu Nur. Ujung cerita pernikahan itu pahit. Ibu Nur dicampakkan lelaki itu yang terpikat wanita lain. Kelamnya masa muda ibunya membuat Nur selalu waspada pada laki-laki.
Sayangnya Nur tak sepenuhnya bisa menjauhi
lelaki. Wajar saja. Di sekelilingnya ada laki-laki. Gurunya. Teman sekolahnya.
Tetangganya. Lagi pula, Nur seorang gadis penuh pesona bagi banyak lelaki.
Wajahnya imut, polos, matanya indah,
senyumnya manis. Menjelang remaja saja, sudah banyak lelaki yang menyadari
kecantikan Nur. Dimulai dari guru kursus bahasa inggrisnya. Saat itu Nur baru
kelas enam SD.
Sang guru sampai datang ke rumah Nur
untuk mendapatkan perhatian Nur. Tiba di rumah Nur sang guru baru sadar, bahwa
Nur anak bau kencur. Belum layak didekati. Ada lagi beberapa remaja lelaki
tetangga Nur yang silih berganti melirik Nur.
Tapi Nur tetap lugu menghadapinya. Tak
merasa dirinya sedang jadi incaran jelalatnya mata lelaki. Dia asyik menikmati
dunia kanak-kanaknya, yang tak lama lagi segera pergi.
Memasuki SMP, Nur mulai puber.
Tanda-tanda kedewasaan seorang perempuan dirasakannya. Dia pun akhirnya
menyadari betapa cantik dirinya. Banyak lelaki yang naksir pada dirinya.
Baru tahun pertama di SMP, tiga orang
kakak kelasnya dari berbagai tingkatan berlomba mendekatinya. Itu baru murid
SMP. Sementara sekolah Nur satu komplek dengan anak SMA. Beberapa anak SMA pun
PDKT sama Nur.
Saat itu berkembang opini, siapa yang
punya cowok penunggang motor GL Pro, dialah yang paling keren. Karena motor GL
Pro dikenal mahal waktu itu. Di kalangan para cewek pun berkompetisi mencari
pasangan yang dianggap paling keren, penunggang motor GL Pro.
Jumlah cowok bermotor GL Pro hanya
sedikit, jadi persaingan cukup sengit. Dasar Nur si cewek jelita yang jadi idola
banyak cowok, mendapatkan cowok bermotor GL Pro bukanlah hal sulit. Cowok itu
datang mendekat tanpa Nur bersusah payah berkompetisi dengan cewek-cewek
lainnya.
Bangga menjadi pemenang diantara
teman-temannya, hari itu Nur bersedia diantar pulang oleh cowok bermotor GL
Pro. Setelah diantar pulang, cowok itu minta imbalan, hari minggu Nur harus mau
diajak jalan. Nur pun mengiyakan.
Kepada sahabatnya, Nur menceritakan
pengelamannya bersama cowok GL Pro. Sahabat Nur memiliki pergaulan yang cukup
luas. Menurut pengetahuan sahabat Nur, semakin mahal tunggangan seorang cowok,
semakin bebas pergaulannya.
Sahabat Nur memperingatkan agar Nur
berhati-hati dengan cowok itu. Nur biasa saja menanggapi peringatan sahabatnya.
Rupanya Nur menikmati pengalaman barunya, dibonceng pakai motor berkelas.
Hari minggu tiba, Nur dijemput cowok GL
Pro. Nur membayangkan, hari itu bakal jadi hari yang indah buatnya. Karena
diajak jalan-jalan pakai motor keren. Mungkin diajakin makan, nonton, ke taman
atau apalah yang penting asyik.
Belum jauh meninggalkan rumah Nur, cowok
itu membawa motornya memasuki sebuah gang kecil. Tepat di sisi sebuah sungai
kecil yang sepi, cowok itu menghentikan motornya.
“Loh kok kesini”. Nur bertanya keheranan.
“Kita disini dulu-lah. Disini enak
suasananya. Tenang. Kita bisa ngobrol santai. Kita kan belum kenalan lebih
jauh. Habis dari sini kita jalan lagi. Kita disini dulu ya”. Cowok itu
meyakinkan Nur.
Nur terpaksa mengiyakan. Padahal tempat
yang disebut si cowok suasananya enak itu, sama sekali tidak enak menurut Nur. Nur
pun merasa kecewa, dibawa ke tempat seperti itu.
Hanya saja dia tak berani berontak atau
teriak. Dia khawatir justru disakiti sama cowok itu. Nur pun mencoba tetap
tenang. Cowok itu meminta Nur duduk di tepi sungai. Sementara cowok itu mulai
melancarkan aksinya.
Dia mengucapkan kalimat rayuan sembari
mulai memegang tangan Nur, hingga bermaksud mencium bibir Nur. Hati Nur sangat
gelisah. Dia merasa terjebak dalam suasana yang sama sekali tidak dia harapkan.
Sekuat tenaga Nur mengontrol nafsu si
cowok. Tak dibiarkannya cowok itu menyentuhnya, kecuali sebatas tangan. Sebisa
mungkin Nur meladeni ucapan cowok itu dengan kalimat-kalimat manis pula. Agar
si cowok mencukupkan diri mengobrol saja.
Nur menjanjikan kalau kencan yang kedua
kali nanti Nur bersedia menuruti apapun mau si cowok. Nur berhasil. Hingga
berlalu dua jam, mereka hanya ngobrol. Setelah itu Nur minta pulang.
Cowok GL Pro pun mengiyakan. Padahal
sebelumnya si cowok menjanjikan bakal ngajak Nur jalan lagi. Tapi tak masalah
bagi Nur. Dia cukup lega karena bisa pulang dan selamat dari sentuhan cowok
itu.
Di hari yang dijanjikan Nur, cowok itu
datang menjemput Nur. Namun Nur tak mau menemui cowok itu. Nur tak pernah mau
lagi pergi bersama cowok itu. Atau sekedar menemuinya untuk mengobrol pun Nur
tak sudi.
Cowok itu mencoba berjuang meluluhkan
Nur. Tapi Nur benar-benar tak selera lagi dengan motor GL Pro si cowok.
Beberapa bulan memperjuangkan keinginannya, akhirnya cowok itu pun tak lagi
muncul dihadapan Nur.
Setelah itu, dua tiga lelaki sempat
mengisi masa remaja Nur. Namun Nur tetap ingat pada prinsipnya, no sex before
marriage. Dia tak pernah membuka kesempatan sedikitpun ke arah sana. Dia tak
pernah memberi hati sepenuhnya pada lelaki. Dia paham cara itulah yang bisa
menjaganya dari hubungan yang kebablasan.
Hingga di masa perkuliahan, hidayah
menghampiri Nur. Dia mengikuti jejak teman-temannya, memperbaiki diri dengan
mengaji ilmu-ilmu Islam. Nur terharu, ternyata prinsipnya selama ini benar
dimata agama.
Seks before marriage alias zina memang
dibenci oleh Allah swt. Bukan saja rugi di dunia, zina akan menjerumuskan
pelakunya ke neraka. Nur pun meluruskan niatnya, menjauhi zina bukan sekedar
agar mendapatkan hidup yang baik di dunia, tapi juga supaya terhindari dari
kehinaan di akhirat.
Bukan hanya menjauhi zina, segala bentuk hubungan khusus dengan lelaki yang bukan mahramnya pun dihindari Nur. Sebab hal itu dilarang Allah swt. Dia berusaha menjaga kesucian diri dan hatinya, untuk lelaki yang kelak menjadi imam dalam rumahtangganya.
0 Comments
Post a Comment