Wednesday, February 23, 2022

Mentang-Mentang Artis, Meremehkan Nasihat Orangtua

 

https://widiutami.com/


Dalam sebuah podcast, dua orang artis menyinggung soal orangtua mereka. Kata yang satu, setiap dia habis pulang dari Bali atau berpakaian seksi, ibunya suka kirim video peringatan tentang azab kubur dan ceramah – ceramah ustaz.

Dia mengaku ibunya memang religius. Berkerudung. Artis satunya lagi rupanya mengalami hal yang sama. Mereka berdua pun kemudian menertawakan sikap orangtua mereka.

Mereka yang tertawa, aku yang merasa sakit. Tawa mereka menyiratkan peremehan terhadap orangtua mereka. Seketika aku membayangkan menjadi ibu mereka. Betapa sedihnya jika nasihat kita tak lagi didengar oleh anak.

Kebanyakan orang sepertinya punya pemikiran yang sama. Ketika dirinya sudah dewasa, sudah berpenghasilan sendiri, artinya mereka adalah manusia yang bebas. Tak boleh ada yang memberi penilaian pada prilaku mereka dengan nilai salah.

Kalau memuji sih boleh saja. Hal itu akan dianggap sikap apresiatif dan memotivasi. Tapi kalau berupa penilaian salah, disertai nasihat pula, meski dari orangtuanya sendiri malah dianggap nyinyir, terlalu ikut campur urusan orang lain, resek, kurang kerjaan, yang begitu-begitu deh pokoknya.

Paham individualis ala barat begitu dalam menjangkiti kaum muslimin. Sehingga mereka tak memahami lagi, bahwa nasihat adalah bagian dari agama mereka. “Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para sahabat bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum.”

Ustaz Yuana Ryan Tresna, Pengasuh Ma'had Darul Hadits Khadimus Sunnah menjelaskan maksud hadist tersebut. Nasihat pada Allah swt adalah mengimani dan mentaatiNya.

Nasihat kepada kitab (al Quran) maksudnya mengimani dan mengamalkan isinya. Nasihat kepada Rasul maksudnya mengimani dan meneladani Rasulullah saw. Nasihat pada imam maksudnya melakukan koreksi atau muhasabah pada pemimpin.

Nasihat pada kalangan kaum muslimin umumnya adalah berdakwah. Saling menasihati adalah karakter umat Islam. Allah swt memahami betul tentang makhluk ciptaanNya yang penuh khilaf, lupa dan lalai. Sehingga dakwah menjadi kebutuhan.

Disamping itu, nasihat adalah wujud kasih sayang dan perhatian. Apalagi orangtua. Secara umum orangtua manapun pasti menyayangi anak-anaknya. Tak ada yang meragukan hal itu.

Ketika orangtua menegur kesalahan anak-anaknya dan mengajak untuk mengingat Allah swt, itu artinya mereka khawatir akan keselamatan anaknya di akhirat kelak. Sebab orang-orang yang beriman sadar, tak ada manusia yang bisa lolos dari perhitungan amal di akhirat.

Namun dengan alasan sudah dewasa, demi mencari uang, uangnya buat orangtua juga, banyak orang mengabaikan peringatan dari orangtuanya. Harta telah membuatnya merasa hebat dan kuat. Mereka pikir harta membuatnya aman dari ancaman neraka.

Kalau sudah terlanjur memiliki anak yang sudah dewasa dan jauh dari agama serta tak ingin mendengar nasihat, orangtua hanya bisa berdoa dan bermuhasabah, seperti apa selama ini orangtua mendidik anaknya.

Jika sejak awal orangtua sudah memberi kasih sayang dan perhatian sepenuh jiwa serta sudah berusaha mendidik mereka menjadi hamba Allah yang taat, maka sikap anak tersebut bukanlah salah mereka.

Pendidikan memang tak cukup hanya di dalam rumah. Tumbuh kembang fisik dan pemikiran manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Akses informasi dari media pun turut mempengaruhi cara berpikir kita.

Kehidupan kita hari ini diwarnai sekulerisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga yang berkembang adalah individualisme, hedonisme, materialisme dan isme-isme buruk lainnya. Alhasil corak umum yang kuat di tengah-tengah kita ya seperti itu.

Namun kalau ternyata anak-anak yang anti nasihat itu pada dasarnya memang tidak mendapatkan haknya dididik dengan baik oleh orangtua, karena kesibukan orangtua mencari nafkah misalnya, maka orangtua harus memohon ampun pada Allah swt dan minta maaf pada anak.

Katakan pada anak-anak itu bahwa orangtua mengakui kesalahan yang dulu dan ingin anak-anaknya salih dan saliha, karena ingin bersama mereka berkumpul di surga.

Dari apa yang aku amati, bagi orangtua meminta maaf dan mengaku salah sama anak itu berat. Kebanyakan orangtua selalu merasa benar dihadapan anak.

Mereka merasa telah susah payah bekerja dan berjuang selama hidup mereka untuk kebaikan anak. Sehingga anak yang harus mengerti mereka. Yang begitu juga tidak benar dong ya.

Karena orangtua dan anak sama sama manusia yang bisa khilaf, lupa dan lalai. Semoga setiap hubungan anak dan orangtua bisa harmonis ya dan bisa sama-sama jadi hamba Allah swt yang taat. Aamiin ya Allah.

0 Comments

Post a Comment