Wednesday, January 05, 2022

Boneka Lagi Viral, Ini 3 Alasan Selebritis Memeliharanya

 

https://www.tribunnews.com/


Kalau anak-anak main boneka nggak ada yang aneh ya. Nah, gimana ceritanya kalau justru kini orang dewasa yang bermain boneka?

Yup, tren memelihara boneka pada orang dewasa muncul lagi. Pasalnya ini dilakukan oleh selebritis yang tampil di sosmed. Seperti Ivan Gunawan, Furi Harun dan beberapa lainnya. Aku lebih suka pakai kata pelihara ya, daripada adopsi atau mengasuh.

Kedua kata terakhir itu menurutku lebih layak dipakai buat bayi betulan. Dalam video youtubenya, Ivan membandingkan orang yang memelihara kucing atau anjing yang diperlakukan seperti anak sendiri.

Mereka boleh kenapa aku nggak, menurutnya. Jadi, hewan kan dipelihara ya. Cocok deh, aku pakai kata pelihara buat boneka-boneka para orang dewasa ini. Dari pengakuan selebritis tersebut, setidaknya ada 3 alasan mereka memelihara boneka.

Pertama, teman main.

Yang ini alasan Ivan Gunawan. “Seru aja jadi punya mainan. Jadi bisa belanja-belanja baju bayi, pokoknya seru-seru sendiri, gila-gila sendiri, bikin happy sendiri aja,” katanya pada salah satu kesempatan.

***

Semakin kita dewasa, umumnya semakin banyak peran yang kita mainkan. Bukan lagi sebagai anak dan pelajar seperti waktu kecil. Kita menjadi isteri atau suami. Ayah atau ibu.

Pemimpin dalam bisnis atau pekerja. Bagian dari masyarakat yang berinteraksi dengan teman, tetangga dan lain-lain. Yang paling utama dari semua itu adalah kita hamba dari Pencipta, Allah swt.

Semua peran itu bakal menyibukkan kita. Kita pun butuh aturan untuk bisa bikin semua peran jadi balance. Dibalik itu semua ada bahagia dan ketenangan yang kita cari. Disinilah kita butuh tuntunan.

Sebagai muslim, kita beruntung punya al Quran dan as Sunnah. Al Quran diturunkan Allah swt sebagai petunjuk hidup kita. Isinya lengkap. Solutif. Bisa menjelaskan segala sesuatu.

Al Quran bentuk kasih sayang Allah swt pada manusia. Yang mentaatinya bakal merasa tenang dan senang di dunia, terlebih di akhirat.

Allah swt berfirman: Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An Nahl: 89)

***

Jadi kalau Ivan sudah gede masih bermain, berarti masih banyak peran dalam hidupnya yang kosong. Dia bukan hanya bermain loh. Tapi lama-lama dipermainkan oleh imajinasinya sendiri.

Dia perlakukan boneka itu kayak manusia. Sampai-sampai dia marah kalau bonekanya dibilang boneka. Dia juga kesal dengan teguran. Dia anggap nasihat sebagai kebencian.

Dia tak ingin diganggu dengan keasyikannya bermain. Bikin happy bareng ‘anaknya’ katanya. Salah alamat dong say, nyari happy ke benda-benda mati. Al Quran itu amazing. Jangan dianggurin. Sayang loh.

Entar di hari perhitungan kita bisa menyesal, kenapa tak memanfaatkan waktu secara maksimal untuk beramal salih. Selagi Allah swt beri kesempatan, kembalilah hidup wajar sebagai muslim.

Kedua, menolong arwah bayi.

Ini alasan yang dibuat Furi Harun. Dia mengaku seorang indigo. Karena status tersebut, dia mendadak tahu segalanya tentang hal ghaib.

Dia bilang ratusan boneka yang dipeliaranya sejak beberapa tahun lalu itu berisi arwah bayi-bayi yang diaborsi atau anak korban kekerasan orangtua yang meninggal dengan rasa dendam. Bayi-bayi itu tinggal dalam boneka sementara saja, sampai mereka kembali pada Tuhan.

Sebagai pengasuh bayi bayi boneka itu, dia mengajarkan kebaikan pada mereka. Mengajak mereka berdoa hingga dikasih makan segala. Saat Furi bilang sudah waktunya ‘arwah bayi-bayi’ itu balik ke Tuhan, berpisah deh mereka.

Sayangnya dia juga mengaku muslim. Padahal di instagramnya dia berbagi foto saat dia ikut merayakan Rahajeng Purnama. Itu adalah perayaan agama Hindu untuk memuja sesembahan dalam kepercayaan agama tersebut.

Dia melarung sesaji dan melukat. Melukat itu upacara pembersihan jiwa dalam agama Hindu. Sempat tampak Furi bawa bonekanya di momen ini. Bingung kan jadinya, sebenarnya dia beragama apa?

Dia pun memberi kesan horor pada boneka koleksinya. Jadi dapat job deh gara-gara itu. Dia juga bilang bonekanya bisa meramal. Terakhir, melalui instagramnya dia menjual bonekanya pada yang berminat.

Ada beberapa artis beli boneka dari dia. Sebagai single mother dari 3 orang anak, dengan inilah dia mengais rupiah.

***

Banyak ustaz menjelaskan bahwa tak ada yang namanya indera ke enam. Tidak dikenal istilah indigo dalam Islam. Tak ada manusia yang diberi Allah swt kelebihan melihat rupa asli jin selain nabi dan Rasul.

Jika dia mengaku melihat jin, kemungkinannya dua. Dia dusta atau sedang diganggu jin yang menjelma menjadi wujud tertentu. Rasulullah saw mengajarkan ruqyah mandiri dengan membaca ayat-ayat al Quran untuk mengusir jin, jika memang diganggu jin.

Tak ada manusia yang bisa mengetahui masa depan. Hanya Allah swt yang mengetahui hal itu (QS. Luqman:34)

Tentang arwah gentayangan, itu juga tidak benar. Islam menjelaskan jika semua makhluk yang telah mati, mereka berada di alam barzakh hingga kiamat tiba.    

Ketiga, percaya mistik.

Kepercayaan pada jimat sebagai pelindung atau pemberi keberuntungan masih banyak. Bentuknya bermacam-macam. Bisa keris, batu akik atau lainnya.

 Boneka itu jimat berbentuk modern Dipelihara untuk mendapat perlindunga, seperti yang dilakukan Lucinta Luna dan sejumlah orang lainnya.

***

           Sebenarnya yang lebih parah dari itu semua adalah kehidupan bermasyarakat dan bernegara hari ini, yang membiarkan paham-paham aneh itu eksis.

Berhubung sistem yang diterapkan dalam kehidupan kita berasaskan sekuler, maka kehidupan pun dibiarkan liberal. Sifatnya individualis. Selama mereka tidak mengganggu orang lain, ya biarkan saja.

Padahal dalam Islam, ada ajaran saling mengingatkan. Saling menasihati. Orang yang berbuat salah tak boleh dibiarkan dengan kesalahannya.

Menurut Islam, fungsi negara adalah pelindung (junnah). Pemimpin harus melindungi rakyatnya dari gangguan pihak luar serta melindungi rakyatnya dari api neraka.

Segala larangan Allah swt termasuk bentuk kesyirikan seperti memelihara boneka, harusnya dicegah untuk eksis. Bukan justru diberi ruang berekspresi seperti saat ini.

Ya, semoga semua ini berakhir saat kebangkitan Islam tiba.

0 Comments

Post a Comment