![]() |
https://www.dakwatuna.com/ |
Pada pertengahan Oktober lalu, aku dibuat
kaget dengan banyaknya berita suami menjual isterinya untuk layanan seks. Aku
tulis gelisahku disini https://www.evaarlini.com/2021/10/kerusakan-moral-sistemik-para-suami-ini.html.
Lumayan banyak yang merespon tulisan itu. Mereka ikut tercengang mengetahui kenyataan tersebut. Satu komentar terkait tulisan itu kembali mengusikku untuk menulis tanggapan. Bukan lagi soal prilaku suami tak bermoral yang merusak kehormatan isterinya. Tapi mengenai sisi lain.
Pemberi komentar itu menyayangkan sikap
isteri yang mengikuti ide gila suaminya, menjual jasa melayani lelaki lain.
Menurutnya itu terjadi karena isteri sangat bergantung dengan suami. Bergantung
bagaimana?
Karena ini soal uang, bisa kupastikan ia
bermaksud mengatakan, sebuah kesalahan jika isteri tak mandiri secara keuangan.
Isteri yang hidup hanya dari nafkah suami akan berujung pada kondisi buruk, diperlakukan
semena – mena oleh suami. Kesimpulannya, untuk menjaga diri dari penindasan
lelaki, sebaiknya para perempuan berusaha menghasilkan uang sendiri.
Pada situasi seperti sekarang ini, kita
dibuat tak berdaya pada anggapan, semua perempuan harus bisa mandiri secara
finansial. Disitulah letak harga dirinya. Disitulah letak kekuatannya.
Fakta yang terjadi selama ini mendukung pendapat itu.
Dalam setiap lingkaran pertemananku
setidaknya ada satu atau dua orang yang memiliki suami berperangai buruk. Suami yang tidak memberi nafkah. Suami yang
suka berkata kasar, bahkan memukul. Suami selingkuh.
Lebih banyak lagi suami yang tak mampu
mendidik isteri. Dia sendiri tak solat. Dia tak pandai mengaji. Bahkan ada yang
malah melarang isterinya menimba ilmu agama di pengajian.
Alasannya macam – macam. Takut isterinya
lalai urusan rumah. Cemburu. Khawatir isteri ikut aliran sesat. Intinya banyak
isteri dibuat tak nyaman oleh suaminya. Hemm, lelah aku mendengarnya. Sesak di
dada. Begitu banyak pria mengalami krisis identitas hari ini.
Menghadapi pria – pria lemah karakter
begitu, tak mungkin para isteri berdiam diri. Mau tak mau isteri terpaksa harus
berperan ganda, ikut menghasilkan uang untuk membangun harga diri.
Peran itu dilakukan bersamaan dengan merawat
rumah dan anak – anak. Sungguh berat. Dari permasalahan yang ada itulah orang –
orang membuat penilaian, bahwa tidak bisa tidak, perempuan harus mandiri secara
finasial.
Hal ini turut didukung oleh pemerintah.
Mereka membuatkan lembaga kementerian khusus untuk pemberdayaan perempuan.
Mereka mendukung dan mendorong perempuan untuk mandiri secara finansial.
***
Sebagai muslim, kita selayaknya selalu
ingat bahwa standar menilai segala sesuatu adalah al Quran dan as Sunnah. Sebab
Allah swt tak sekedar menciptakan kita. Allah swt telah mengutus para nabi dan
Rasul untuk memperkenalkan Sang Pencipta.
Khusus kepada umat Nabi Muhammad saw,
Allah swt turunkan syariah Islam dalam al Quran dan as Sunnah yang berperan
mengatur hidup manusia. Allah swt berfirman dalam al Quran surat al Baqarah
ayat 185:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)”.
***
Islam telah menjelaskan peran suami
isteri dalam pengaturan urusan rumah tangga. Salah satu tugas suami adalah
memberi nafkah (biaya hidup) pada isteri dan anaknya.
Allah SWT berfirman: “Dan kewajiban
ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (istri) dengan cara
ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.” (QS
Al-Baqarah 233).
Rasulullah SAW bersabda: “Dan mereka
(para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan
atas kamu sekalian (wahai para suami).’’ (HR Muslim 2137).
Maka dalam Islam, tak ada istilah isteri
bergantung pada nafkah suami. Seluruh manusia bergantung pada nikmat yang
diberikan Allah swt. Artinya, suami dan isteri bergantung kepada Allah swt.
Jadi tidak benar bergantung pada suami
melemahkan posisi isteri. Isteri tak perlu segan meminta hak nafkah pada suami.
Suami pun tak berhak semena – mena pada isteri hanya karena ia memenuhi semua
kebutuhan isteri.
***
Ketika
kenyataan hari ini memperlihatkan banyak suami yang tak bisa diandalkan, bahkan
menyakiti isteri, hal itu memang salah. Namun tak berarti letak kesalahannya
adalah paham patriarki, hingga solusinya perempuan harus bekerja.
Sebenarnya perempuan bekerja dalam Islam
boleh – boleh saja. Hanya saja cara berpikirnya yang perlu diperbaiki. Tidak
ada keharusan bagi perempuan untuk bekerja. Perempuan boleh bekerja, artinya
tidak bekerja pun tak mengapa.
Harga diri isteri tak diukur dengan
standar uang, melainkan ketaatan pada Allah swt. Sama halnya dengan suami,
perannya sebagai pemimpin tak membuatnya lebih hebat dari isteri. Suami dinilai
baik jika dia taat pada Allah swt dengan memperlakukan isteri secara baik.
***
Dalam
kasus suami yang jual isteri untuk layanan seks, sudah ku tuliskan, bahwa
mereka lakukan itu efek kesulitan ekonomi dan terpapar pornografi.
Dalam sistem kapitalis sekuler saat ini,
kesulitan ekonomi memang menjadi problem banyak orang. Walaupun tetap, tak bisa
dibenarkan kesulitan ekonomi jadi alasan prilaku amoral.
Tetapi himpitan ekonomi berkaitan dengan
problem pendidikan. Dimana orang – orang yang nekat berbuat jahat seperti para
suami berotak mesum itu sangat mungkin tak memperoleh hak pendidikan.
Toh, pendidikan kita hari ini memang tak
mampu mewujudkan pribadi – pribadi baik secara massal. Orang – orang berpendidikan
seperti warga kampus juga banyak yang melakukan pelecehan seksual. Hal ini
masih ditambah peran pornografi yang sangat mudah bermunculan saat ini.
Kenapa?
Ya karena kebebasan berprilaku diakui di
negeri ini. Sementara agama sebagai aturan hidup terpinggirkan. Inilah
kehidupan sekuler yang sedang dijalani oleh masyarakat kita hari ini.
Bila benar – benar mendalami permasalahan
asusila di masyarakat, sekaligus mengkomparasikannya dengan Islam, kita bisa ngeh
dengan akar masalahnya.
Ini bukan tentang belum terwujudnya kesetaraan gender. Namun ini semua soal penerapan sistem buatan manusia asal barat, yang penuh kekurangan dan kelemahan, sehingga membawa kerusakan.
Info Menarik: Raja Baclink Tawarkan Backlink Berkualitas, Agar Website Jadi Teratas
0 Comments
Post a Comment