Publikasi Kelasnya |
Pada waktu Rasul saw menyapa isteri – isteri
beliau, terkadang isteri beliau sedang ada tamu muslimah yang ingin bertanya
seputar masalah perempuan. Nah, disini aku juga jadi tahu, kalau rumah
Rasulullah saw tempat tinggal Aisyah, memiliki dua pintu masuk.
Pintu masuk pertama tembus ke Masjid Nabawi, karena rumah Rasul nempel satu dinding dengan Masjid Nabawi. Saat ada tamu laki – laki datang ke rumah Rasul saw, mereka akan masuk dari pintu itu dan langsung menuju ruang tamu.
Sementara untuk para muslimah yang ingin
bertamu, mereka masuk lewat pintu yang satunya lagi, dan langsung bertemu
Aisyah di ruang kamar. Kalau para muslimah itu ingin bertanya pada Rasul saw,
maka mereka akan bertanya dari dalam kamar. Semenatra Rasul saw menjawab dari
ruang tamu.
Jadi dari sini kita memahami kalau pada dasarnya
pergaulan antara lelaki dan perempuan dalam Islam terpisah. Meskipun ada hadist
– hadist lainnya, yang pada akhirnya membuat para ulama berkesimpulan bahwa
interaksi lelaki dan perempuan secara langsung dibolehkan pada kondisi –
kondisi tertentu.
Pada waktu duha sekitar pukul 8, setelah
selesai mengunjungi para isterinya, Rasul saw kembali ke masjid untuk melayani
umat. Disitu Rasulullah saw mengadakan majelis ilmu, mengajarkan para sahabat
yang hadir disana tentang pemahaman Islam.
Majelis duha Rasulullah saw itu istimewa.
Para sahabat disana belajar Islam dan terkadang diberi Allah swt kesempatan
melihat datangnya wahyu. Diceritakan dalam suatu hadist, pada kajian duha Rasul
saw di Masjid Nabawi, datang seorang pria berpakaian serba putih.
Lelaki itu merapatkan dungkulnya dengan
dungkul Rasul saw. Lalu dia bertanya pada Rasul saw apa itu iman, Islam dan
ihsan. Disitu Rasul menjawab bahwa iman adalah rukun iman yang 6. Islam adalah
rukun Islam yang 5.
Ihsan adalah beribadah seolah melihat
Allah swt. Kalau tidak bisa anggap Allah sedang melihat kita. Hadist ini sangat
terkenal, terdapat di kumpulan hadis arba’in oleh Imam Nawawi. Setelah lelaki
berbaju putih itu pergi, para sahabat bertanya pada Rasul saw siapa lelaki itu.
Rasul saw menjawab, itu Malaikat Jibril.
Setelah Majelis Duha selesai sekitar jam
10 ya kalau tidak salah, maka Rasul saw kembali ke rumah beliau untuk
mengerjakan pekerjaan rumah sebagaimana orang pada umumnya. Beliau menjahit
pakaiannya bila ada yang robek. Kadang Rasul saw berbelanja bila sedang ada
yang bisa dibelanjakan, dan lain sebagainya.
Setengah jam menjelang salat zuhur beliau
tidur sekitar 30 menit. Beliau bangun ketika Bilal mengumandangkan azan. Lalu
Rasul saw bersiap untuk salat. Rasul saw berwudhu lalu salat sunnah di rumah.
Setelah itu Rasul saw ke masjid untuk mengimami salat zuhur.
Selesai salat zuhur, umumnya Rasul saw
akan kembali membuka majelis ilmu sebagai sarana para sahabat belajar Islam.
Terkadang bila ada yang mengundang Rasul saw ke rumahnya, maka Rasul akan
pergi.
Rasul saw berupaya selalu menyambut
setiap undangan yang diberikan para sahabatnya. Disinilah akhlak beliau sangat
menyentuh hati kita. Terkadang, tanpa diundang pun Rasulullah akan berkunjung
ke tempat para sahabat baik individu, maupun secara komunitas. Disitu Rasul saw
menunjukkan perhatiannya pada para sahabat.
Terkadang pula di siang hari itu Rasul
saw berjalan-jalan ke pasar untuk melihat – lihat keadaan pasar. Jadi tak
selalu orang yang mendatangi Rasul. Nabi kita yang mulia ini pun bersedia
mengunjungi orang lain. Masya allah.
Tiba waktu ashar, saat azan oleh Bilal
bin Rabbah berkumandang, maka Rasul saw akan tiba kembali di Masjid Nabawi
untuk mengimami salat ashar. Namun ada kalanya, saat Rasul sedang menyelesaikan
masalah umat yang butuh waktu panjang dan tak memungkinkan bagi Rasul kembali
ke Masjid Nabawi, maka Rasul saw akan salat ashar di tempat dimana Rasul saw
sedang berada.
Selesai salat ashar, Rasul saw akan
kembali mengunjungi isteri – isterinya satu persatu untuk menyapa mereka.
Setelah itu Rasul saw salat maghrib. Di sela antara salat maghrib dan isya, aku
tak ingat apa aktivitas nabi.
***
Nah ada lagi sedikit yang aku ingat, jarak
antara adzan dan iqamah pada waktu salat subuh adalah sekitar 30 menit. Hal ini
terjadi karena Rasulullah saw memberi waktu bagi para sahabat yang rumahnya
jauh dari masjid agar bisa ikut salat berjamaah di masjid.
Saat itu penerangan belum seperti
sekarang. Belum ada listrik. Jadi butuh waktu lama bagi mereka yang rumahnya
jauh dari masjid untuk bisa sampai ke masjid. Hal yang sama juga terjadi pada
waktu salat ashar.
Di sela waktu itu, Rasul saw pergunakan
untuk salat sunnah lalu mendatangi rumah Fatimah dan Ali untuk bermain dengan
cucu – cucu Rasul saw, Hasan dan Husein. Masya allah.
Ada lagi, seringnya di majelis duha, ada
sahabat yang membawakan makanan untuk dimakan oleh hadirin disana. Terkadang
Rasul saw yang menyediakan masakan untuk dimakan di majelis itu.
Saat di siang hari, Rasul saw
memerintahkan pada masing – masing sahabat untuk mengajak beberapa orang ahlu
suffah makan di rumah mereka. Ahlu suffah adalah orang miskin yang datang pada
Rasul saw. Mereka masuk Islam dan diberi tempat tinggal oleh Rasul saw di salah
satu bagian Masjid Nabawi.
Para ahlu suffah itu tinggal di salah
satu bagian Masjid Nabawi untuk sementara waktu. Setelah mereka memiliki
pekerjaan dan mampu memiliki tempat tinggal, mereka akan berpindah dari Masjid
Nabawi.
***
Demikianlah semampu ingatan saya merekam
kajian dari Ustaz Arafat tentang kebiasaan Rasululla saw. Sungguh gambaran
singkat itu memperlihatkan lengkapnya peran Rasulullah saw yang dijalankan
secara maksimal.
Rasul saw sebagai utusan Allah yang
menyampaikan wahyu dari Allah swt pada kaum muslimin saat itu. Rasul saw
sebagai kepala negara, mengurus rakyatnya dengan mendidik mereka, menyantuni
yang miskin dari mereka dan menyelesaikan perselisihan di antara mereka.
Rasul saw sebagai suami, romantis dan
perhatian serta adil pada isteri – isterinya. Rasul sebagai kakek, sayang dan
perhatian pada cucu – cucunya. Rasul sebagai sahabat yang perhatian pada
sahabatnya. Masya allah, tiada teladan terbaik selain engkau ya Rasulullah saw.
Semoga kelak kita mendapat pengakuan dan syafaat serta dapat bertemu nabi
tercinta Muhammad saw di surga. Aamiin.
Bagi yang ingin ikut kelasnya, bisa daftar ke link ini ya: bit.ly/kajianarafat
Baca Juga: Catatan Dari Kelas Online ‘Find Out Rasulullah’s Habbits’ (Part 1)
0 Comments
Post a Comment