Saturday, June 12, 2021

HSG Ternyata Tidak Akurat

  

https://hellosehat.com/

Pasca operasi karena mengalami kehamilan di luar rahim pertama kali pada April tahun 2013 lalu, aku tidak mendapatkan keterangan yang memuaskan mengenai sebab terjadinya kasus itu padaku. Saat aku bertanya, “Itu kenapa ya dok?”

Dokter hanya menjawab, “Iya bisa”. Sudah begitu saja.

Sekitar tiga bulan kemudian aku melakukan USG ke sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak. Hasil USG bagus. Lalu dokter merekomendasikanku untuk melakukan pemeriksaan HSG di sebuah laboratorium. Menurutnya itu cara terbaik mengetahui masalah pada saluran tuba. Kehamilan di luar rahim berhubungan erat dengan masalah di saluran tuba.

Secara pengertiannya, HSG atau Histerosalpingografi merupakan model pemeriksaan menggunakan sinar Rontgen (sinar-X) untuk melihat kondisi rahim dan daerah sekitarnya seperti saluran telur.

Saat itu biaya pemeriksaan HSG sekitar satu juta. Kebetulan keuangan kami saat itu sedang tidak memungkinkan membiayai pemeriksaan itu. Jadilah HSG tertunda hingga berjalan sekitar 4 tahun. Pada tahun 2017, setelah kondisi keuangan kami makin membaik aku pun pergi ke laboratorium untuk cek HSG.

Prosedur HSG yang aku ingat saat itu, aku diminta memperbaharui surat pengantar dari dokter. Tidak bisa memakai surat rekomendasi empat tahun lalu. Aku juga diminta datang di hari ke sepuluh dihitung dari haid pertama. Lab mengatakan dari dokter yang merujuk nanti akan dikasih obat untuk kebutuhan HSG ini.

Ternyata tidak ada obat dari dokter. Hanya surat pengantar saja. Aku pun menjalani pemeriksaan. Ku rasakan proses pemeriksaan itu sangat menyakitkan. Terutama saat ada cairan yang ditembakkan ke dalam perutku, itu rasanya seperti senggugutan berkali kali lipat.

Sebelumnya dokter yang melakukan pemeriksaan memang bilang, aku akan merasakan setengah sakitnya melahirkan. Ntah mungkin karena tidak ada obat dari dokter perujuk atau memang harus begitu aku pun tak tahu. Pasca pemeriksaan seharian aku lemas tak berdaya.

Setelah mendapat hasilnya aku kembali kepada dokter kandungan itu. Dokter bilang saluran tuba-ku bagus, tidak ada masalah. “Oh, berarti masalah di saluran tuba yang menyebabkanku hamil di luar rahim sudah tidak ada”, Pikirku.

“Selanjutnya bagaimana dok?” Tanyaku

“Bawa suami kesini. Kita lakukan pemeriksaan sperma suami. Jika ternyata ada masalah dalam hal jumlah atau kekuatan, maka kita bisa bantu untuk inseminasi.”

Inseminasi adalah salah satu prosedur medis untuk membantu sperma langsung mencapai saluran indung telur (tuba falopi) hingga terjadi pembuahan dan kehamilan.

Ku sampaikan hal ini kepada suamiku. Namun tidak begitu ditanggapi. Sebab suamiku yakin tidak ada masalah padanya. Terbukti di tahun 2013 kemarin aku bisa hamil. Sampai disini kami berdua merasa tidak punya masalah apa-apa untuk bisa memiliki keturunan. Kami pun menjalani hari-hari seperti biasa.

Hanya saja jika mendengar nasihat dari orang-orang tentang cara – cara alami mengupayakan kehamilan, aku mengikutinya. Seperti minum jus tomat campur apel dan wortel setiap hari selama 3 bulan, minum air rebusan buah zuriyat, minum madu, makan kurma muda dan lain sebagainya aku ikuti.

Waktu berlalu hingga tahun 2020, namun kehamilan tak kunjung terjadi. Alhamdulillah keuangan kami makin membaik. Kebetulan kakak ipar cerita tentang temannya yang berhasil hamil hingga sudah melahirkan setelah lama mendamba anak. Si teman ikut program inseminasi dengan seorang dokter kandungan berpengalaman di Kota Medan. Kakak ipar menyarankan kami mencoba ke dokter itu.

Dari sini aku dan suami memutuskan untuk mencoba. Rupanya dokter ini sudah biasa menangani kasus-kasus pasangan yang sulit memiliki keturunan. Alhamdulillah banyak yang berhasil. Ada tiga tahapan yang disediakan sebagai program kehamilan.

Pertama, terapi obat untuk kondisi yang memungkinkan untuk hal ini. Kedua, inseminasi. Ini dilakukan jika ada suatu masalah yang tak memungkinkan untuk tahap pertama dilakukan. Ketiga, bayi tabung. Prosedur bayi tabung adalah upaya terakhir yang bisa dilakukan jika berdasarkan pemeriksaan, tahap pertama dan kedua tak bisa dilakukan.

Dari hasil USG terbaru dan hasil HSG ku yang lalu, aku terbilang normal. Hanya saja ada sedikit keputihan yang terinfeksi jamur dan cukup diatasi dengan obat. Aku dan suami pun menjalani terapi obat sembari menjaga makanan sehat, olahraga, istirahat yang cukup serta berhubungan di waktu-waktu subur.

Alhamdulillah bulan Ramadhan yang lalu aku hamil. Hanya saja kabar kurang baiknya, aku kembali hamil di luar rahim. Mau tak mau aku harus operasi. Dokter melakukan prosedur operasi dengan metode laparascopy.

Dari sinilah aku mengetahui fakta mengejutkan tentang kondisi saluran tubaku. Pasca operasi aku diberitahu suami bahwa toba falopi sebelah kiri sudah tidak ada. Sementara kehamilan ektopik (di luar rahim) yang ke dua ini terjadi di saluran tuba-ku yang sebelah kanan. Penanganan terbaik menurut dokter adalah mengangkat janin sekaligus memotong saluran tuba yang tinggal satu-satunya itu. Selanjutnya upaya hamil dapat dilakukan dengan proses bayi tabung.

Ini benar-benar sangat mengejutkanku. Bukankah hasil HSG ku menyatakan bahwa saluran tuba kanan dan kiri normal. Berarti masih ada, lengkap kedua tuba falopi itu. Kenapa setelah laparascopy hasilnya begini.

Maka aku berkesimpulan hasil laparascopy lebih akurat daripada HSG. Sebab pada laparascopy, camera langsung masuk ke dalam perut sehingga jelas terlihat kondisi di dalamnya. Ini pengalamanku. Bagiku HSG tidak akurat. Aku tak tahu, barangkali ada pengalaman yang berbeda.  

Bertahun-tahun aku menyangka kalau saluran tuba ku masih lengkap. Bertahun-tahun aku percaya diri kalau aku baik-baik saja. Ternyata sejak operasi yang pertama dokter telah memotong saluran tubaku sebelah kiri, tanpa pemberitahuan dan meminta persetujuanku.

Ditambah lagi menurut dokter yang menanganiku saat ini, kehamilan di luar rahim yang kedua terjadi karena efek penanganan dari operasi pertama yang kurang baik. Aku kecewa. Tapi mau bagaimana lagi.

Ya setidaknya sekarang keadaanku lebih jelas. Langkah yang bisa diambil ke depan pun lebih merasa yakin. Semoga setelah ini Allah swt memudahkan jalan kami memiliki keturunan. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

0 Comments

Post a Comment