https://www.herworld.co.id/ |
Membaca buku merupakan kebutuhan bagi
manusia. Buku adalah makanan otak. Memenuhi kebutuhan otak berarti menyehatkan
otak. Berarti pula menjadi upaya meningkatkan kualitas diri seseorang.
Sedikit orang di masa kini dan di negeri
ini, yang menyadari kebutuhan akan membaca buku. Beruntung aku menjadi yang
sedikit itu. Meski pun aku bukan termasuk yang terbaik dari mereka. Jumlah buku
yang bisa ku selesaikan masih jauh lebih sedikit daripada yang seharusnya.
Tapi ya lumayanlah. Setidaknya kedekatan
dengan buku sudah ada. Kedepannya semoga ku bisa memperbaiki kualitas dan
kuantitas dalam membaca buku. By the way, ada sekitar 6 buah buku yang ke
depannya berencana akan ku selesaikan. Targetnya sih tahun ini selesai. Semoga
bisa deh. Aamiin.
Berikut daftar buku bacaanku ke depan:
Pertama, Buku berjudul JAS HITAM (JANGAN
SEKALI-KALI MENGHITAMKAN SEJARAH ISLAM) karya Rachmad
Abdullah.
Salah satu genre buku favoritku ialah
tentang sejarah. Apalagi sejarah keislaman. Bagiku penting melihat kehidupan
muslim di masa lalu, untuk mengambil berbagai pelajaran darinya.
Pertama kali melirik buku ini karena
judulnya dan gambar di covernya. Sinopsis bukunya pas dengan seleraku, tentang
sejarah. Penulisnya tidak ku kenal. Tetapi sebuah grup baca di whatsapp yang
kumasuki merekomendasikan buku ini. Penulisnya seorang aktivis Islam dan cukup
menguasai bidangnya kata mereka. Ya sudah aku coba.
Sebagian isi buku ini sudah ku baca.
Ceritanya penulis berupaya meluruskan sejarah tentang Islam yang menurutnya
disimpangkan oleh orang-orang tertentu. Standar yang digunakan untuk meluruskan
sejarah itu adalah ayat-ayat al Quran dan hadist. Tema yang dibahas banyak,
dengan penjelasan yang cukup singkat.
Kedua, Buku berjudul JAS PUTIH (JADIKAN
AJARAN DAN SEJARAH ISLAM MEMUTIH) karya Rachmad Abdullah.
Nah buku berjudul Jas Hitam dan Jas Putih
ini adalah buku dwilogi. Jadi cerita awal ketemu dan tertarik dengan buku ini
sama dengan penjelasan pertama. Kalau buku pertama meluruskan opini yang salah
tentang Islam. Pada buku kedua ini penulis menjelaskan apa yang dianggapnya
penting mengenai sejarah Islam yang benar versi al Quran dan hadist.
Setelah diperhatikan lagi, untuk
mendapatkan judul buku yang menarik, caranya terlalu dipaksakan ya. Perhatikan
saja huruf R pada kata sejarah. Dipaksakan mengambil huruf ‘P’ dari situ. Tapi
okelah, hanya sebatas judul. Semoga isinya bagus.
Ketiga, Buku berjudul Rumus Aghniya,
Solusi Tepat Menjadi Miliarder Muslim Penuh Berkah karya al Habib Muhammad bin
Alwi bin Umar Alaydrus.
Buku ini bukan pilihanku. Suamiku yang
membelinya, tapi bukan karena tertarik sekali untuk membacanya. Kebetulan buku
ini ada di sekitar buku tentang Nahwu yang ingin dibeli suamiku. Maka untuk
memenuhi kuota pengiriman dibeli saja. Alhasil buku itu tak terbaca oleh
suamiku.
Tapi kulihat judulnya cukup menarik. Buku
terjemahan pula. Tulisan seorang ulama, mengenai cara menjadi kaya dengan
pendekatan agama. Bagus juga. Jadi deh daftar bacaanku.
Keempat, Buku berjudul Peradaban Emas
Khilafah Islamiyah karya KH. Hafidz Abdurrahman.
Buku sejarah lagi. Ditulis seorang kiayi
pengasuh sebuah pondok pesantren plus aktivis Islam. Aku kenal beliau sebagai
ulama, orang yang cukup ilmu. Tentu saja aku tertarik untuk membaca karya
beliau.
Buku ini adalah buku kesekian dari beliau
yang aku miliki. Buku ini menjelaskan mengenai hal-hal baik yang pernah terjadi
di masa peradaban Islam dulunya. Untuk membangun dan mempertahankan optimisme
terhadap kebangkitan Islam, kebaikan-kebaikan penerapan Islam kaffah layak
menjadi asupan bacaan.
Kelima, Buku berjudul Pintar Fiqh Waris, Cerdas
Membagi Waris Untuk Dasar & Umum karya Muhammad Ichsan Maulana.
Asal muasal keberadaan buku ini di
tanganku mirip dengan buku ketiga. Bedanya, buku ini memang dibelikan untukku. Suamiku
yang memilihkan judulnya. Sekalian dibeli saat suamiku membeli buku kebutuhan
belajarnya tentang Nahwu & Sharaf.
Kebetulan ilmu waris memang masih menjadi
misteri bagiku hingga saat ini. Susah sekali memahami seluk beluk waris. Meski
berkali-kali belajar, tapi belum bisa paham sebagaimana memahami tata cara
salat ataupun puasa.
Ilmu waris memang rumit. Hitungannya.
Model kasusnya yang banyak. Ditambah lagi praktek membagi warisan sesuai Islam
hari ini memang langka dilakukan oleh masyarakat. Kalaupun ada yang
mempraktekkan ya ketemunya sesekali. Sebab hukum waris hanya berjalan saat
wafatnya seseorang. Jadi prakteknya benar-benar jauh dari kehidupan.
Maka pas deh, buku ini bisa menjadi bahan
belajarku yang kesekian kalinya. Siapa tahu penjelasan dari penulis bisa
membuatku lebih memahami tentang ilmu waris dan kelak bisa mempraktekkannya.
Semoga deh.
Keenam, Buku berjudul Adab Penghafal al
Quran karya Imam Nawawi, dan buku berjudul Adab Penuntut Ilmu karya Ibrahim al
Ustman.
Kedua buku ini berbeda judul dan berbeda
penulis, tapi kenapa aku menyatukannya ke dalam satu poin?
Jawabnya, karena keduanya adalah bucil
alias buku kecil. Lalu tema bukunya sama yakni tentang adab belajar. Satu
tentang adab untuk belajar menghafal al quran, satunya adab belajar secara
umum.
Lagi-lagi buku ini adalah tambahan
pembelian buku oleh suamiku. Tapi tak apa lah, toh judulnya bagus dan penulisnya
cukup berkualitas. Ini namanya rezeki tak terduga. Suamiku yang beli buku, eh
aku kecipratan dapat buku juga. Alhamdulillah. Siapa tahu kelak aku bisa
menjadi hafizh al Quran 30 juz dan menjadi pembelajar Islam yang lebih baik
lagi bermanfaat bagi sesama.
Sekali lagi deh, harapanku semoga semua
buku ini bisa selesai maksimal akhir tahun 2021. Aamiin.
Kalau teman-teman bagaimana? Sedang
berencana baca buku apa?
0 Comments
Post a Comment