Pictured by https://www.youtube.com/watch?v=jBw_Eta0HDM |
Dihargai dan bahagia Jadi Poin
Dihargai dan bahagia, dua hal yang
menjadi poin penting film india berjudul “Thappad”. Kisahnya sederhana, namun
mengena. Amritha adalah seorang perempuan india yang memutuskan menjadi full
housewife. Dengan alasan cinta, dia mengabdikan diri mengurus rumah tangga.
Senang hati dia melakukannya. Tak ada beban sama sekali. Sebab cinta mampu
menjadi mantra dahsyat penghilang segala penat mengurus suami dan rumah.
Sehari-hari Amu, panggilan Amritha oleh
orang-orang terdekatnya, bangun paling awal. Ia langsung membuka jendela kamar.
Lalu menuju dapur untuk membuat teh. Selesai membuat teh, ia pergi ke balkon
menikmati pagi sambil menyeruput teh. Setelah itu ia membawa teh ke kamar dan
membangunkan suaminya, Vikram.
Kembali lagi ke dapur untuk membuat
sarapan bersama Asisten Rumah Tangganya. Setelah itu ia ke kamar ibu mertuanya
untuk memeriksa gula darah sang mertua. Ia turut bertanggung jawab mengawasi
kesehatan mertua.
Terakhir ia mengiringi Vikram yang menuju
ke luar hendak berangkat kerja, sambil membawakan barang-barang milik Vikram
seperti dompet, botol minuman dan file. Usai suaminya berangkat kerja, Amu
melatih anak tetangganya menari. Kadang menonton TV. Kadang juga berkunjung ke
rumah orangtuanya. Di akhir pekan Amu dan suaminya jalan-jalan.
Kehidupan Amu bisa dikatakan sempurna,
dengan suami tampan dan mapan, serta mertua yang baik. Bisa bikin iri para
perempuan lain tentunya.
Sampai tragedi itu datang. Suatu malam
Amu dan Vikram mengadakan pesta sukuran atas suksesnya karir Vikram. Sedang
asik-asiknya berpesta, Vikram mendapatkan kabar buruk tentang pekerjaannya.
Di pesta itu Vikram terlihat cekcok
dengan rekan kerjanya. Amu mencoba melerai keduanya. Namun malang, satu
tamparan keras dari Vikram mendarat di pipi Amu. Saat berada di puncak
kesenangan, lalu tiba-tiba diperlakukan kasar sama orang tercinta di tengah
keramaian, kira-kira rasanya bagaimana ya?
Biar ku tebak, rasanya terkejut, sakit
dan malu bercampur jadi satu. Benar saja peristiwa itu amat membekas di hati
Amu. Sejak itu dia murung. Memang ia masih tetap melakukan aktivitas seperti
biasa. Berusaha melupakan kejadian itu. Tapi ia tak bisa menyembunyikan patah
hatinya.
Dalam keadaan sakit hati Amu mengatakan
kira-kira begini, “Kejadian ini mengingatkanku pada Amu yang dulu di masa
kuliah, bahwa yang ia inginkan adalah dihargai dan bahagia.”
Pentingnya Meminta Maaf dan Mengakui
Kesalahan
Aku setuju pada ungkapan bahwa lelaki adalah
makhluk egois. Sebagian pria sulit untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan. Setidaknya
itu yang kusaksikan sendiri, dan kuamati melalui film. Seperti tokoh Vikram
dalam Film Thappad. Meski rumah tangga sudah diunjuk tandung karena ulahnya
menampar istri di tengah keramaian, ia tak juga meminta maaf dan mengaku salah.
Ntah karena terpengaruh tradisi kuno india yang
memandang rendah perempuan atau memang karena murni ego, Vikram bertahan pada
pendapatnya. Ia merasa tidak sengaja, seharusnya istrinya mengerti dirinya.
Sikap Vikram inilah yang membuat runyam
masalah yang awalnya tampak sederhana. Pada akhirnya rumah tangga mereka bubar.
Cinta perlahan hilang, berubah jadi benci hingga hambar.
Di akhir kisah, Amu yang awalnya terkesan
diam, mengungkapkan isi hatinya pada ibu mertuanya. Kira-kira begini, ”Setelah
kejadian itu tak ada satupun yang datang kepadaku dan mengatakan bahwa Vikram
salah. Semua orang memintaku menerima perbuatannya. Aku tidak bisa hidup
seperti ini.”
Ungkapan Cinta Tak Cukup, Tanpa Sikap
Menghargai
Tokoh Vikram dalam Film Thappad pernah
berucap pada istrinya, bahwa ia menyangka ungkapan cinta sudah cukup untuk bisa
mempertahankan suatu hubungan. Artinya, dia lupa menghargai pasangannya.
Setitik noda telah merusak susu sebelanga. Sebab noda tersebut tak segera
dinetralisir dengan satu zat yang mampu melakukannya.
Perempuan cenderung lebih peka perasaannya. Jika tersakiti sulit untuk melupakan. Namun bukan berarti tidak bisa memaafkan. Pada kasus di Film Thappad ini, kalau saja kejadian yang sama terjadi secara nyata. Saranku, yang bersalah segeralah meminta maaf dan mengakui kesalahan. Lalu beri waktu pasangan untuk menyembuhkan hatinya. Jika ia ingin menginap di rumah orang tuanya beberapa waktu persilahkan saja. Konsistenlah selanjutnya untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Insya allah masalah selesai.
0 Comments
Post a Comment