Judul buku : Bekerja Bukan Untuk Uang
Penulis : Venny Eriska
Penerbit : Jejak Publisher
Tahun terbit :
Cetakan
Ketebalan : 90 hal
ISBN : 978-602-61595-6-4
Peresensi : Eva Arlini
Kalau boleh saya sebut, buku ini buku
motivasi. Iya. Karya remaja yang menggelari dirinya gadis kecil ini mengajak
pembaca agar memandang pekerjaan lebih dari sekedar uang. Terinspirasi dari
gurunya, Venny berkesimpulan bahwa pertimbangan utama dalam memilih pekerjaan
sebaiknya adalah peluang untuk berkembang.
Kalau saya menafsirkan sih, yang dimaksud
lebih kepada pekerja pemula yang belum banyak pengalaman. Kalau untuk seorang
ahli, tentu dirinya dan perusahaan harus memperhitungkan gaji yang pantas untuk
sang ahli. Sebab gaji yang sesuai standar keahlian tersebut menunjukkan
penghargaan kepada ilmu. Artinya, kalau seseorang yang sudah berpengalaman dan
amat ahli dalam bidang tertentu tidak menjadikan uang sebagai pertimbangan,
sama saja ia tidak menghargai ilmu yang dimilikinya. Ini menurut saya loh hehe.
Maka demi mematangkan diri jadi seorang
ahli, kita harus mau mencoba sebuah pekerjaan meski gaji tak seberapa. Sebab,
pengalaman lebih berharga. Ketika sudah terbina dengan ilmu dan pengalaman,
maka uang bakal datang dengan sendirinya. Ini yang saya tangkap dari buku
tersebut. Untuk meyakinkan pembaca Venny memberi ilustrasi dan contoh-contoh
kasus yang membuktikan pandangannya.
Saya menemukan spirit perjuangan dalam
buku ini. Motivasi untuk pembaca dan penulis sendiri. Karena kabarnya penulis
ingin bekerja dan cari pengalaman di Jepang, untuk membentuknya sebagai
professional di bidang yang ia pilih. Makanya pembahasan dilengkapi dengan tips
menjadi seorang pekerja yang baik dan beragam contoh negara yang sukses karena pekerjanya
bekerja dengan baik. Memuat pula jenis-jenis pekerjaan unik yang ada di dunia.
Membacanya bikin gelik, hehe.
Dalam buku ini pula, saya mendeteksi ada
kekecewaan Venny kepada masyarakat Indonesia. Ketidakdisiplinan, ketidakjujuran
memang jadi ciri sebagian masyarakat kita. Padahal negeri kita berpenghuni mayoritas
muslim. Dimana Islam sudah mengajarkan tentang pentingnya bersungguh-sungguh
dalam beraktivitas, seperti bekerja. Diajarkan pula akhlak seperti jujur,
menepati akad alias disiplin dan lain sebagainya. Sayangnya mutiara Islam tak
terintegrasi dalam diri kaum muslim kebanyakan. Sehingga negeri kita berisi
orang-orang yang tidak menarik.
Termotivasi dengan Jepang oke-oke aja
Ven, tapi jangan lupa ya, Venny punya tanggungjawab juga merubah anak bangsa
kita dari sifat-sifat buruk menjadi kaum yang ideal. Karena Venny lebih dulu
sadar akan hidup serius ketimbang yang lainnya. Setuju?
Selain isi bukunya, nilai plus lainnya
ada pada diri penulis sendiri. Setidaknya ada empat point yang saya tangkap
dari siswa SMK Broadcasting Bina Creative (BBC) ini.
Pertama, diusia mudanya, Venny sudah
mampu menuangkan hasil diskusi dengan gurunya dalam bentuk tulisan. Susunan
kata-katanya juga teratur. Bagus. Tak banyak yang bisa demikian.
Kedua, Venny berani ambil tema bekerja,
padahal ia belum bekerja. Ibu Venny sempat cerita kalau awalnya Venny ngomong
ke ibunya,”apa pantas belum kerja tapi nulis buku tentang kerja?”
Dasar Venny yang punya semangat tinggi
dan didukung keluarga, ia pun maju terus.
Ketiga, menyelesaikan buku yang sarat
info seperti buku “Bekerja Bukan Untuk Uang” ini, Venny bisa dipastikan maniak
baca. Dan memang harus gitu kalau mau wawasannya berkembang terus. Membaca lalu
berkarya. Membaca lalu berkarya.
Saya kira kerennya pemuda tuh begini.
Bukan kayak pemuda kebanyakan yang sukanya nongkrong sana sini menghabiskan
waktu nggak jelas. Usia terus bertambah tapi amalan sia-sia. Rugi dunia akhirat
dong.
Keempat, karya Venny cukup bermanfaat.
Bukan saja calon pekerja yang masih muda-muda, para pegawai berpengalaman pun
saya kira cocok baca buku ini. Supaya bisa memperbaiki cara berpikir yang
mungkin selama ini masih keliru.
Kalau buku pertama dan kedua Venny
berbentuk novel. Maaf ya Ven, terus terang kakak kurang suka. Karena ide cerita
yang memuat percintaan remaja itu. Meski tetap diacungi jempol Venny udah mampu
nulis novel dan ada nilai positif juga dari segi motivasi berkarya. Tapi ide
pacaran itu loh Ven. Menurut kakak kurang mendidik.
Tapi kakak maklum kok. Itu naluriah.
Venny remaja yang haus info. Pergaulan pun luas. Pada umumnya remaja sekarang
cukup liar mengekspresikan cinta. Kebanyakan dengan pacaran. Jadi bisa dibilang
wajar sih Venny bersikap demikian.
Kakak cuma berharap, seiring ilmu Venny
yang makin bertambah, berkumpul dengan komunitas salih/ saliha, Venny makin
cinta sama Allah swt yang kasih Venny berbagai kelebihan. Venny pun makin
mengamalkan ajaran Islam. Sukses terus dek. Amiin.
Dalam bekerja memang banyak yang didapat ya ga hanya uang aja.. Venny memang bakat nulis ya,masi sekolah udah nerbitin buku
ReplyDeleteiya mbak Venny anak berbakat yang insya allah mampu menggapai cita-citanya..amin
ReplyDeleteTujuan bekerja ya harusnya uang. Kalau ada yang tujuannya bekerjanya bukan uang, tapi semata-mata pengembangan diri, ini saya kasih banyak kerjaan yang tanpa uang. Dijamin akan terjadi pengambangan diri, walau tanpa gaji.
ReplyDeletePekerjaannya banyak, misanya:
1. Kerja nyuci pakaian kotor saya. Saya jamin kalau tiap hari nyuci maka pengambangan diri akan terjadi. Misalnya kecepatan mencuci, kebersihan, kehematan air, kehematan sabun, dsb.
2. Kerja mencabuti rumput pakai tangan. Saya jamin kalau tiap hari mencabuti rumput tentu akan terjadi pengembangan diri. Di antaranya: tangan menjadi kuat, kecepatan meningkat, kecekatan pun tambah,dsb.
3. Tukang ketik di kantor saya. Dijamin akan terjadi pengembangan diri. Di antaranya: kecepatan mengetik bertambah, skill mengetik 10 jari akan terlatih, kemampuan komputer pun meningkat, menjadi faham serba-serbi printer, dsb.
4. DLL
Masih banyak lagi pekerjaan lainnya. Ayo siapa yang mau bekerja tanpa gaji. walaupun tak digaji, tapi pasti mendapatkan pengembangan diri.
Silahkan daftarkan diri anda segera, pakaian kotor saya terbatas, siapa cepat dia dapat.
wiih
ReplyDelete