Friday, December 23, 2016

Merawat Energi Dakwah (Review)


Judul buku    : Puzzle Dakwah
Penulis         : Nurisma Fira dkk
Penerbit      : Irtikaz
Tahun terbit    : Cetakan pertama , 2014
Ketebalan      : 210 hal
ISBN           : 978-979-97937-9-9
Peresensi     : Eva Arlini

Memilih ada di jalan dakwah membutuhkan energi berlipat-lipat.  Pasalnya jalan ini penuh liku tantangan dan menuntut pengorbanan harta, waktu, tenaga bahkan jiwa.

Energi utama tentu datangnya dari iman. Maka para pengemban dakwah harus merawat keimananya dengan menjaga kedekatan pada Allah swt.

Setelahnya, kedekatan dengan jamaah, membenamkan diri pada pergolakan pemikiran dengan umat dan membaca kisah-kisah teladan para nabi, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah di jalan dakwah akan turut menyuburkan semangat dakwah dalam diri.

Buku ini satu diantara kumpulan kisah para aktivis dakwah tentang suka duka dunia dakwah yang dijalaninya. Lebih dari lima puluh cerita di dalamnya, yang dikumpulkan dari tulisan sekitar lima puluh kontributor. Kisah dari berbagai penjuru dunia, oleh yang muda hingga yang tua dengan segala sisi kehidupan mereka. Luasnya ragam kisah tersebut yang membedakan buku ini dengan buku sejenisnya.

Fataatun Najibun bercerita tentang kelegaannya, bahwa dakwah juga butuh seni, sesuai hobinya. Seni tak bebas nilai, namun juga tidak dilarang secara mutlak dalam Islam, melainkan diatur pelaksanaannya oleh Islam. Rasulullah saw saat hijrah pun disambut dengan nyanyian “Thala’ah Badru ‘Alaina..”.

Kaligrafi menjadi seni yang dikenal dalam Islam. Bangunan-bangunan bersejarah peninggalan masa kejayaan Islam pula menunjukkan sisi keindahan seni arsitekturnya.

Ternyata dakwah Khilafah pun membutuhkan seorang seniman untuk menjadikan dakwah Islam lebih indah. Kuharap teman-teman yang memiliki keahlian di bidang seni musik, jangan galau karena dakwah sangat membutuhkan orang-orang seperti kalian. Tetaplah bersemangat untuk selalu berkarya dalam dakwah demi tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah.(Hal. 19)

Beberapa penulis lainnya berkisah tentang tantangan dakwah yang datang dari lingkungan terdekat. Seharusnya perubahan baik itu didukung, tapi justru sebaliknya. Yang menarik, kebanyakan tak goyah dengan berbagai ujian yang dialaminya. Mereka pun mendapat hikmah dari keteguhannya.

“Adapun diriku sendiri, meski menghadapi tantangan yang kurasa begitu dahsyat, dicaci, dimaki, dihina, bahkan diusir dari rumah, anehnya hingga hari ini tak ada sedikitpun keinginan untuk meninggalkan dakwah ini. Semakin banyak ujian yang kuterima, aku merasa semakin banyak pula orang lain yang mendukung dan menyayangiku”(Saudah Majidah, Hal. 37).

Dakwah via media turut dikisahkan. Pengemban dakwah menyadari potensi media dalam menyebar opini yang bisa mempengaruhi masyarakat. Salah satu yang mengangumkan adalah kisah Sayf Muhammad Isa penggagas majalah remaja D’rise dan penulis dwilogi Perang Sabil yang cukup terdengar gaungnya.

Kesulitan hidup tak menghalanginya mewujudkan mimpi menjadi penulis ideologis. Hingga ia menyelesaikan novel Perang Sabil saat orang sekitar merasa apa yang dilakukannya sia-sia.

“Saya ingin mengusung genre fiksi saya sendiri, fiksi-sejarah-Islam-ideologis. Semuah fiksi yang sejarah yang dirangkai dengan pemikiran-pemikiran Islam ideologis, agar ide-ide Syariah dan Khilafah bisa turut berbicara dalam lapangan pertarungan fiksi yang luas ini.”(Hal. 133).

Kisah dari beberapa negeri barat juga ada. Kesulitan menjalankan Islam apalagi berdakwah tentu turut dirasakan, saat berada di tengah-tengah masyarakat sentral budaya liberal. Namun pengemban dakwah berusaha menjalankan kewajibannya dimanapun mereka berada.

Perjalanan hidup yang penuh inspirasi seperti kisah-kisah dibuku ini dipastikan sanggup memainkan perasaan pembaca. Senyum, tertawa dan terharu jadi ekspresi kita saat membaca.

Yang kurang bagi saya, pada kisah-kisah yang ditulis dengan singkat. Beberapa ada yang seperti itu, sehingga saya kurang mendapat gregetnya.

Mengenai cover menurut saya juga kurang representatif. Di gambar cover seolah yang terlihat adalah sosok perempuan. Rupanya, isinya ada kisah dari ikhwan.


Terlepas dari hal itu, buku ini memberi banyak pelajaran berharga yang turut menambah energi untuk menjalani aktivitas dakwah.

0 Comments

Post a Comment