Judul
buku : Puzzle Dakwah
Penulis : Nurisma Fira dkk
Penerbit : Irtikaz
Tahun
terbit : Cetakan pertama , 2014
Ketebalan : 210 hal
ISBN : 978-979-97937-9-9
Peresensi : Eva Arlini
Memilih
ada di jalan dakwah membutuhkan energi berlipat-lipat. Pasalnya jalan ini penuh liku tantangan dan
menuntut pengorbanan harta, waktu, tenaga bahkan jiwa.
Energi
utama tentu datangnya dari iman. Maka para pengemban dakwah harus merawat
keimananya dengan menjaga kedekatan pada Allah swt.
Setelahnya,
kedekatan dengan jamaah, membenamkan diri pada pergolakan pemikiran dengan umat
dan membaca kisah-kisah teladan para nabi, sahabat dan orang-orang yang
senantiasa istiqamah di jalan dakwah akan turut menyuburkan semangat dakwah
dalam diri.
Buku ini
satu diantara kumpulan kisah para aktivis dakwah tentang suka duka dunia dakwah
yang dijalaninya. Lebih dari lima puluh cerita di dalamnya, yang dikumpulkan
dari tulisan sekitar lima puluh kontributor. Kisah dari berbagai penjuru dunia,
oleh yang muda hingga yang tua dengan segala sisi kehidupan mereka. Luasnya ragam
kisah tersebut yang membedakan buku ini dengan buku sejenisnya.
Fataatun
Najibun bercerita tentang kelegaannya, bahwa dakwah juga butuh seni, sesuai
hobinya. Seni tak bebas nilai, namun juga tidak dilarang secara mutlak dalam
Islam, melainkan diatur pelaksanaannya oleh Islam. Rasulullah saw saat hijrah
pun disambut dengan nyanyian “Thala’ah Badru ‘Alaina..”.
Kaligrafi
menjadi seni yang dikenal dalam Islam. Bangunan-bangunan bersejarah peninggalan
masa kejayaan Islam pula menunjukkan sisi keindahan seni arsitekturnya.
Ternyata
dakwah Khilafah pun membutuhkan seorang seniman untuk menjadikan dakwah Islam
lebih indah. Kuharap teman-teman yang memiliki keahlian di bidang seni musik,
jangan galau karena dakwah sangat membutuhkan orang-orang seperti kalian.
Tetaplah bersemangat untuk selalu berkarya dalam dakwah demi tegaknya Daulah
Khilafah Islamiyah.(Hal. 19)
Beberapa
penulis lainnya berkisah tentang tantangan dakwah yang datang dari lingkungan
terdekat. Seharusnya perubahan baik itu didukung, tapi justru sebaliknya. Yang
menarik, kebanyakan tak goyah dengan berbagai ujian yang dialaminya. Mereka pun
mendapat hikmah dari keteguhannya.
“Adapun
diriku sendiri, meski menghadapi tantangan yang kurasa begitu dahsyat, dicaci,
dimaki, dihina, bahkan diusir dari rumah, anehnya hingga hari ini tak ada
sedikitpun keinginan untuk meninggalkan dakwah ini. Semakin banyak ujian yang
kuterima, aku merasa semakin banyak pula orang lain yang mendukung dan
menyayangiku”(Saudah Majidah, Hal. 37).
Dakwah
via media turut dikisahkan. Pengemban dakwah menyadari potensi media dalam
menyebar opini yang bisa mempengaruhi masyarakat. Salah satu yang mengangumkan
adalah kisah Sayf Muhammad Isa penggagas majalah remaja D’rise dan penulis dwilogi
Perang Sabil yang cukup terdengar gaungnya.
Kesulitan
hidup tak menghalanginya mewujudkan mimpi menjadi penulis ideologis. Hingga ia
menyelesaikan novel Perang Sabil saat orang sekitar merasa apa yang
dilakukannya sia-sia.
“Saya
ingin mengusung genre fiksi saya sendiri, fiksi-sejarah-Islam-ideologis. Semuah
fiksi yang sejarah yang dirangkai dengan pemikiran-pemikiran Islam ideologis,
agar ide-ide Syariah dan Khilafah bisa turut berbicara dalam lapangan
pertarungan fiksi yang luas ini.”(Hal. 133).
Kisah
dari beberapa negeri barat juga ada. Kesulitan menjalankan Islam apalagi
berdakwah tentu turut dirasakan, saat berada di tengah-tengah masyarakat
sentral budaya liberal. Namun pengemban dakwah berusaha menjalankan
kewajibannya dimanapun mereka berada.
Perjalanan
hidup yang penuh inspirasi seperti kisah-kisah dibuku ini dipastikan sanggup
memainkan perasaan pembaca. Senyum, tertawa dan terharu jadi ekspresi kita saat
membaca.
Yang
kurang bagi saya, pada kisah-kisah yang ditulis dengan singkat. Beberapa ada
yang seperti itu, sehingga saya kurang mendapat gregetnya.
Mengenai
cover menurut saya juga kurang representatif. Di gambar cover seolah yang
terlihat adalah sosok perempuan. Rupanya, isinya ada kisah dari ikhwan.
Terlepas
dari hal itu, buku ini memberi banyak pelajaran berharga yang turut menambah
energi untuk menjalani aktivitas dakwah.
0 Comments
Post a Comment