Tuesday, May 12, 2015

Cinta “Gila”


Pernah dengar berita ini? Meski beritanya sudah lama, tapi fakta kehamilan remaja tetap hangat di sekitar kita. Seorang siswi SMA yang masih berseragam dipergoki warga melahirkan di sebuah kebun, (Merdeka.com, November 2014). Dia bukan ingin melahirkan dengan cara yang unik,di tempat terbuka. Tempatnya punya orang lain pula. Tapi dia lagi panik. Perutnya sudah semakin membalon. Bayi di dalamnya sudah mendesak hendak keluar. Sementara kondisinya sulit untuk mempersiapkan kelahiran si bayi dengan baik. Diri masih sekolah dan belum menikah. Siapa yang mau bertanggungjawab? Orangtua? Mereka justru marah dengan keadaan itu. Alhasil, si gadis belia melahirkan dalam kondisi menyedihkan.
Yang perlu kamu catat, peristiwa itu diawali dari pacaran. Ya, kehamilan itu pasti ada karena hubungan di luar nikah bernama pacaran. Siapa yang mau melahirkan dengan berpakaian seragam sekolah, di kebun milik orang lain dan sendirian?
Entah apa yang akan dilakukan gadis itu sehabis melahirkan andainya luput dari perhatian warga. Mungkin anak itu akan dibuang begitu saja seperti yang juga sering terjadi. Atau malah dibunuh. Allahu a’lam.
“Gila” ya. Atas nama cinta,sering pasangan zina tega berbuat nista, menyakiti darah dagingnya sendiri. Sudah berbuat dosa zina, ditambah lagi dengan membunuh. Dosanya dua kali lipat. Astaghfirullah.





Pernah lihat foto diatas? Ini foto yang pernah heboh di media sosial. Seorang siswa SMP berinisial AM, diduga ‘nembak’ siswi SD berinisial MP dengan hadiah kue tart dan boneka dari karakter film Disney untuk si gadis (fimadani.com)
Fenomena pacaran tak terelakkan terus membudaya meracuni hidup kita. Usia pelaku bukan dewasa, pelajar SMA atau pelajar SMP saja. Bahkan “naik tingkat”, siswa SD pun ikut-ikutan. Bangga? Aduh jangan deh. Apa coba yang mau dibanggain dari pacaran?
Pacaran itu hubungan khayali. Iya. Mereka yang pacaran menganggap seolah mereka terikat hubungan. Terus merasa boleh mengatur satu sama lain. Tapi itu pas pacaran lagi hangat-hangatnya. Coba kalau udah beberapa lama, udah bosan. Mulai deh mereka merasa pengen cari yang lain. Dan spontan merasa pacarnya gak berhak ngatur-ngatur dia. Kalau udah begitu yang rugi siapa? Perempuanlah. Lagian, mau-maunya disentuh sana sini dengan lelaki yang gak pernah berikrar dihadapan penghulu mau bertanggungjawab buat hidup si cewek seutuhnya. Lalu alasan apalagi mau tetap pacaran?
Kamu mau bilang pacaran itu gaul? Yang ada, pacaran itu jalan kamu untuk ‘digauli’. Kamu pengen katakan pacaran itu dalam rangka mengenal jodoh kamu? Jodoh yang baik dunia akhirat nggak bakal kamu dapatkan dari hubungan pacaran. Atau kamu anggap pacaran itu menyenangkan?  Nyatanya, pacaran adalah biang kerusakan. Maraknya pergaulan bebas, kehamilan diluar nikah, hingga praktek aborsi dan tersebarnya penyakit AIDS adalah buktinya. Bayi-bayi hasil zina hanya punya dua pilihan, diaborsi atau dilahirkan dengan cara tidak manusiawi.  Layaknya kucing yang sedang beranak. Kisah diatas hanyalah satu diantara banyak kisah lainnya yang tak kalah mengiris hati kita.
Catatan lagi buat kamu. Pacaran bukan budaya khas Islam. Ia datang dari negeri orang-orang kafir barat. Pacaran itu gaulnya mereka yang memandang hidup ini bebas dijalankan sesuka hati tanpa aturan agama. Berdasarkan insting mereka, berhubungan dengan lawan jenis sesuka hati itu sah-sah saja.
Di negeri barat, jangankan dengan lawan jenis, dengan sesama jenis pun naluri seksual dilampiaskan. Sudah banyak negara di barat yang mengakui pernikahan sesama jenis. Di Indonesia sendiri, belakangan penyuka sesama jenis juga mulai berkembang pesat. Bahkan menjalin hubungan dengan hewan atau berfantasi seks dengan benda pun menjamur di barat. Mereka memang “gila”. Kasihan kaum muslim yang mengagumi dan meniru negeri-negeri rusak itu.
Pandangan Islam tentang Pacaran
Bagaimana Islam memandang pacaran. Islam tidak mengenal istilah pacaran. Jika pacaran diartikan sebagai hubungan di luar pernikahan, maka Islam melarangnya. Secara jelas tercantum di dalam Al Qur’an.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra: 32)
Menurut Ibnu Jarir al Thabari, seruan ayat ini berlaku untuk seluruh manusia. Mereka dilarang mendekati perbuatan zina. Pacaran terkategori sebagai aktifitas mendekati zina.
Allah Swt juga melarang kaum muslim berdua-duaan dengan yang bukan mahramnya. Nasehat Rasulullah Saw patut diperhatiakan. “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat(berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.”(HR. Ahmad)
Coba, ada tidak pacaran tanpa berdua-duaan? Mustahil. Meskipun katanya pacaran long distance alias pacaran jarak jauh, sama saja. Tetap ada momen tertentu yang mereka rencanakan untuk bertemu. Di hari ulang tahun sang pacar mungkin, atau merayakan valentine. Temu kangen itu biasanya tidak jauh dari romantisme memuakkan. Na’udzubillah.
So, buat yang muda, please jauhi pacaran.     
                           

0 Comments

Post a Comment