Picture by me |
Kita ketahui bahwa ISIS adalah kelompok bersenjata dan tidak
membawa pemikiran apapun. Kita pahami, kalaupun ada ide yang dianggap dibawa
oleh ISIS, itu hanyalah sebatas slogan-slogan kosong tanpa konsep yang jelas.
Sebagaimana pernah sebuah stasiun TV mewawancarai seseorang yang diklaim
sebagai bagian penting dari ISIS, namun dia tidak mampu menjelaskan konsep
Khilafah yang benar sesuai Islam.
Namun, anehnya akhir-akhir ini diberitakan bahwa kaum terpelajar
seperti mahasiswa adalah orang-orang yang paling rentan mengikuti ajaran
kelompok ISIS. Bagaimana mungkin, orang-orang terdidik yang biasanya besedia
mengikuti sesuatu bila diberi penjelasan masuk akal, bisa terpengaruh ISIS?
Intelektual mana yang pertama kali menyebar paham ISIS di kampus-kampus? Apakah
pemberitaan tersebut ingin mengatakan bawa kaum terdidik adalah orang-orang yang
lemah akal/ bodoh, sehingga mudah untuk mengikuti hal-hal yang tidak jelas? Sungguh
tak sesuai logika. Lagipula media ramai-ramai memberitakan ISIS dengan segala
kekejaman mereka. Apa mungkin, orang terdidik mau mengikuti mereka?
Adapun yang sudah lebih dulu berkembang daripada isu ISIS di institusi
pendidikan baik kampus dan sekolah adalah kegiatan dakwah Islam oleh para
aktivis dakwah. Kegiatan kajian Islam yang diadakan telah menyumbangkan banyak
kebaikan di sana. Sudah banyak para muslimah yang awalnya tidak menutup aurat
ataupun menutup aurat seadanya, kini berhijab sesuai Al Qur’an dan As sunnah.
Jika saat ini seks bebas marak dikalangan pemuda, kegiatan dakwah di kampus dan
di sekolah membentuk akhlak Islami para kaum terididik sehingga mereka
terhindar dari pergaulan bebas. Kegiatan dakwah kampus dan sekolah juga
perlahan mampu membangkitkan kepedulian kaum muda terhadap masalah bangsa
mereka, lalu mengambil solusi tepat yaitu Islam. Mereka pun rata-rata
berprestasi di bidangnya.
Maka sayang sekali, jika pada akhirnya dengan isu ISIS yang diblow
up besar-besaran, sebagian mahasiswa dan siswa sekolah jadi enggan
mengikuti kajian Islam. Atau orangtua mereka yang tidak mengizinkan untuk
mengikuti kegiatan dakwah.
Isu ISIS memang semakin aneh. Terlebih ketika dikabarkan pula bahwa
BNPT menetapkan beberapa situs dakwah sebagai situs radikal, hanya karena
berisi ilmu-ilmu Islam. Padahal, situs-situs yang dimaksud tidak mengklaim
mereka mendukung ISIS. Pada akhirnya, semakin jelas bahwa isu ISIS dipakai
untuk menakut-nakuti masyarakat terhadap ide Islam.
0 Comments
Post a Comment