Picture by me |
Patut diapresiasi usaha seorang muslim yang
ingin menunjukkan bahwa agamanya itu damai, tidak suka kekerasan. Sudah
semestinya kaum muslim menjadi pembela Islam. Sebagaimana pesan yang
disampaikan dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa.
Based on true story, film ini bercerita
tentang perjalanan spiritual seorang tokoh bernama Hanum. Selama tiga tahun
Hanum tinggal di Austria menemani suaminya yang sedang menempuh studi di sana.
Tak berapa lama, takdir mempertemukannya dengan seorang muslimah bernama Fatma
Pasha.
Keakraban mereka membuahkan satu kesepakatan, Hanum dan Fatma ingin
menapaki jejak-jejak Islam di Eropa dari barat hingga ke timur Eropa. Dari
Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Pada akhirnya, Hanum berhasil
menjejaki Katedral Mezquita di Cordoba, Istana Al Hambra di Granada, Hagia
Sophia di Istanbul dan tempat-tempat bersejarah lainnya.
Menariknya, bagi Hanum
tempat yang dikunjunginya mengalahkan Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser
Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di
Venezia.
Banyak kesan yang diperoleh Hanum dari
peristiwa yang dialaminya. Pertama, Islam agama yang luar biasa karena
mampu menyebar keseluruh dunia hingga Eropa. Islam juga menyumbangkan kemajuan
bagi Eropa, mengganti keadaan Eropa dari masa kegelapan, menjadi terang benderang.
Hanum merasa bangga dengan agamanya. Bangsa Eropa patut berterima kasih kepada
Islam.
Kesan berikutnya, Hanum berkesimpulan
bahwa penyebarluasan Islam dengan apa yang disebutnya sebagai teror dan
kekerasan, tidak seharusnya dilakukan. Disini, yang dimaksudkan sebagai teror
dan kekerasan adalah jihad.
Kesan itu dikuatkan saat adegan Fatma menangis
memandangi foto panglima perang Khilafah Islam yang dulu pernah mencoba
melakukan futuhat ke Austria. Dianggap, jihad yang dilakukan itulah yang
menyebabkan kebencian dihati orang-orang Eropa kepada Islam.
Ditambah lagi, saat ini
perlawanan-perlawanan yang dilakukan kaum muslim terhadap kejahatan Amerika dan
sekutunya dianggap pula sebagai wajah bengis kaum muslim yang seharusnya tidak
ditunjukkan.
Tidak seharusnya senjata dilawan dengan senjata. Sebaliknya,
mereka ingin kaum muslim tetap dalam wajah manisnya, bersabar dalam arti tidak
membalas perbuatan jahat barat. Dengan asumsi, barat akan malu dengan perbuatan
mereka. Lalu menghentikan kejahatan mereka. Karena kejahatan yang mereka
lakukan dibalas dengan kelembutan.
Sampai disini saya merasa gambaran yang
diberikan dalam film ini tentang jihad tidak adil. Sebab jihad dipahami hanya
berdasarkan cara pandang manusia, terutama barat. Sementara, bagaimana
pandangan Islam? Atau bagaimana Islam mengatur tata cara jihad? Sudahkah tokoh
Hanum mencari tahu terlebih dahulu?
Sekali lagi saya mengapresiasi usaha
setiap muslim yang ingin menyelamatkan citra Islam dimata barat. Namun
semestinya kita bersikap objektif dengan menghadirkan fakta sesungguhnya
tentang Islam. Tidak lantas mengikuti cara pandang barat hanya agar mereka
menghentikan hujatan kepada Islam.
Secara bahasa jihad berasal dari kata
jahada, artinya bersungguh-sungguh. Secara istilah syara’ bermakna berperang untuk
meninggikan kalimat Allah Swt di seluruh alam. Dalam hal ini tidak ada
perbedaan dikalangan ulama baik Syafi’i, Hambali, Maliki, maupun Hanafi.
Sebagaimana salah satu ayat Al Qur’an menjelaskan: “ Wahai orang-orang beriman
diwajibkan kepada kalian berperang, padahal berperang itu merupakan sesuatu
yang kalian benci”. (QS. Al Baqarah : 216)
Jelaslah, jihad adalah bagian dari ajaran
Islam. Bahkan jihad adalah salah satu metode Islam selain dakwah untuk
menyebarluaskan Islam keseluruh dunia. Seram? Sungguh pengetahuan kita belumlah
lengkap jika masih berpikir demikian.
Allah Maha Tahu isi hati hamba-Nya. Dalam
Surat Al Baqarah ayat 216 tampak bahwa Allah mengetahui manusia tidak suka
berperang. Allah jualah yang menumbuhkan kepada manusia rasa tidak senang
dengan peperangan. Namun Allah tetap memerintahkannya dengan mengatakan diakhir
ayat itu :”Boleh jadi apa yang kau benci itu baik bagimu. Dan boleh jadi yang
kau suka itu buruk bagimu. Allah Yang lebih tahu, sedangkan kamu tidak
tahu”.(QS. Al Baqarah : 216)
Artinya, Allah Yang Maha Pengasih lagi
Penyayang pasti punya maksud tertentu terhadap segala aturan-Nya.dan maksud
tersebut pastilah sesuatu yang baik bagi manusia. Terbukti memang, dengan
dakwah dan jihad Islam bisa tersebarluas hingga ke seluruh dunia.
Dengan dakwah
dan jihad manusia bisa terunjuki pada kebenaran Islam. Dengan dakwah dan jihad,
pada masanya Islam dan kaum muslim amat dihormati dan disegani. Dengan dakwah
dan jihad kalimat Allah ditinggikan.
Namun, jangan dianggap jihad tidak punya
aturan. Dan ketika Islam mengatur tentang jihad, ia jauh dari kebrutalan. Islam
mengatur bahwa jihad dilakukan terhadap tentara dari kaum kafir, bukan orang
sipil. Jadi dalam berperang, tidak boleh menyakiti perempuan, anak-anak,
orangtua bahkan tumbuhan sekalipun tidak boleh dirusak.
Juga tidak boleh
merusak fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah. Jika pihak lawan sudah
menyerah, maka peperangan akan dihentikan. Pihak lawan akan dibantu
perobatannya seraya didakwahi kepada Islam. Subhanallah.
Pernah nonton film penaklukan
konstantinopel oleh panglima Muhammad Al Fatih? Film tersebut secara jujur
menggambarkan bahwa jihad bukan dilakukan untuk menyakiti manusia. Tapi untuk
melawan para tentara kafir yang menghalangi masuknya Islam ke negeri tersebut.
Setelah perang usai, tak ada yang disakiti.
Gereja-gereja yang sebelumnya ada
pun tetap dibiarkan ada meski wilayah tersebut sudah menjadi bagian dari
khilafah Islam. Bandingkan dengan kebrutalan para tentara kaum kafir Amerika
dan israel saat ini yang memporakporandakan negeri-negeri kaum muslim,
membunuhi orangtua dan anak-anak kaum muslim, memperkosa para muslimah bak
hewan memangsa korbannya. Itulah yang menyeramkan.
Saudaraku, jadilah pembela Islam yang
jujur. Dengan tidak menghilangkan citra Islam yang sebenarnya. Tiada kemuliaan
tanpa Islam. Wallahu a’lam bishawab
0 Comments
Post a Comment