https://www.nu.or.id/ |
Konon katanya tahun ini tahun politik.
Kenapa? Karena tahun ini diadakan pemilu presiden, kepala daerah dan legislatif.
Besok hari H-nya. Aku mengikuti debat capres yang dilakukan kemaren. Tidak
terlalu mendetail sih. Tapi gonjang ganjingnya hasil debat capres terdengar di
seantero jagad maya.
Para pendukung masing – masing calon
saling serang secara halus sampai kasar. Seru ya model teman – teman sebangsa
dan setanah airku ini dalam menunjukkan dukungannya. Hehe.
Debat capres yang paling aku ingat tentang
keamanan dan luar negeri. Disitu banyak yang bilang Capres nomor 2 habis –
habisan diserang lawan – lawannya. Dibuka ‘aibnya tentang kepemilikan tanah
yang luasnya seabrek, sementara para pensiunan tentara yang lain banyak yang
masih tak memiliki tanah.
Tapi bukan berarti saat itu Capres nomor
1 dan 3 jadi terlihat lebih baik karena berhasil melakukan penyerangan telak
pada lawannya. Justru penyerangan itu membuat mereka hanya terlihat pandai
menyerang. Namun ide dari mereka sendiri tak begitu segar. Rata – rata dari
mereka tak masalah kalau negara menjadikan utang sebagai sumber pemasukan.
Asalkan utang itu dipakai untuk hal – hal produktif.
Padahal kita semua paham kalau utang
negara mengandung dua hal negatif. Pertama, riba yang diharamkan agama. Kedua, menjadikan si pemberi
utang mengambil keuntungan dari yang diberi utang. Kekayaan alam Indonesia
jatuh ke tangan korporasi kan awalnya tersebab utang IMF. China juga banyak
mendapat proyek pembangunan strategis yang menguntungkan bisnis mereka dari
memberi utang pada negeri kita.
Secara umum, tidak ada yang istimewa dari
visi misi yang ditawarkan oleh para calon presiden. Mereka tak tertarik
menjadikan penerapan syariat sebagai visi dan misi. Padahal mayoritas penduduk
negeri ini kan muslim. Sebagai muslim yang mempelajari tentang syariat dan
peradaban Islam, saya tahu persis kebaikan Islam ketika dijalankan oleh orang
banyak.
Kebaikan Islam ketika dijalankan dalam
kehidupan bukan hanya akan dirasakan oleh muslim tapi juga nonmuslim bahkan
alam semesta. Seorang bule memberikan testimoni dalam sebuah video di tik tok
tentang pengetahuannya atas kebaikan peradaban Islam. Katanya dia merindukan kebangkitan
Islam. Kenapa?
Salah satu kebaikan penerapan Islam
adalah pajak untuk nonmuslim ringan. Pajaknya hanya satu macam, tidak bermacam –
macam seperti saat ini (PPN, PPh, PBB dll). Itupun dipungut dari laki – laki yang
mampu. Artinya perempuan dan nonmuslim yang miskin dalam pemerintahan Islam tak
perlu bayar pajak.
Apa yang disampaikan oleh bule tersebut benar
adanya. Hal ini dijelaskan oleh ulama pakar politik Islam kontemporer yakni Syekh
Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab – kitabnya, diantaranya Nizhomul Iqtishadi.
Alam juga tak perlu khawatir jika diurusi
oleh pemerintahan Islam. Sebab Islam melarang eksploitasi alam berlebihan. Jadi meminimalisir potensi bencana alam. Kekayaan
alam tak boleh dikuasai swasta untuk keuntungan mereka. Tetapi harus dikelola
oleh negara dan hasilnya dinikmati masyarakat secara umum. Kurang apa coba, enaknya
hidup dalam naungan syariah Islam kaffah.
Sayangnya itulah, syariat Islam tak
menarik dimata para calon pejabat negeri ini. Meski Islam aturan hidup sempurna
dari Pencipta mereka Allah swt, sumbernya al Quran dan as sunnah yang menjadi
petunjuk hidup kita, tapi tak mempesona hati dan pikiran mereka. Pesona sistem
hidup barat lebih hebat dalam benak mereka dibanding agama mereka.
Ya sudahlah. Hidup adalah pilihan. Semua kita
memiliki pilihan. Setiap pilihan kita kelak akan kita pertanggungjawabkan
dihadapan Allah swt. Jadi siapa nih pilihanku?
Rahasia dong ya. Pastinya aku memilih. Karena aku peduli pada keselamatan dan kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan negeriku. Aku memilih berdasarkan kesadaran pikiranku. Pilihanku juga nantinya akan ku bawa kehadapan Allah swt. Semoga Allah ridho dengan pilihanku. Aamiin.
0 Comments
Post a Comment