Surya.co.id |
Aldi Taher
Ngaku Nyaleg Sebagai Cari Kerja,
Netizen:
Makasih Ya Udah Jujur
Bukan Aldi
Taher namanya kalau tak membuat sensasi. Iya, dia berbicara soal pencalonan
dirinya sebagai anggota legislatif. Dia salah satu caleg yang diprediksi gagal
masuk parlemen. Bukan soal pencapaian suara yang mencoblos dirinya, tapi partai
tempatnya bernaung tak memenuhi syarat standar batas masuk parlemen yakni 4
persen.
Aldi Taher
orangnya lucu dan santai. Setidaknya itulah yang ia kesankan pada dirinya
beberapa tahun belakangan. Menanggapi kemungkinannya gagal masuk parlemen, dia
pun santai.
Katanya dia
tak keluar dana besar. Hanya keluar uang seratus ribu rupiah. Itupun untuk beli
teh manis dan mie pangsit. Kalau benar dana yang dikeluarkannya segitu
kecilnya, ya wajar dia santai ya.
Beda sama
sebagian caleg lainnya yang habis – habisan dananya untuk nyaleg. Bahkan berani
berutang. Lalu apa kabar caleg yang katanya mau jual ginjal untuk membiayai
kampanye dirinya?
Jadikah?
Awas, ntar
bisa jadi penghuni rumah sakit jiwa lo, karena stress udah habis habisan dana
buat nyaleg, eh malah gagal. Hehe.
Tentang
alasan nyaleg, Aldi Taher mengaku menganggap pencalonan dirinya menjadi anggota
parlemen bak mencari kerja. Kalau diterima berarti bisa kerja dan mendapat
gaji. Polos sekali Aldi Taher. Jujur.
Apa adanya. Saya percaya memang itulah sebenarnya alasan semua orang yang
nyaleg, kecuali satu dua orang idealis yang bisa dihitung pakai jari.
Hari gini
mau memperjuangkan suara rakyat, alah mana sempat. Mikirin nasib sendiri saja
kewalahan, gimana mau mikirin kepentingan orang lain. Saya percaya itulah
gambaran isi kepala para caleg. Hehe.
Kalau
dilihat lebih luas lagi, kelahiran para wakil rakyat yang ternyata individualis
ini memang kegagalan demokrasi itu sendiri. Demokrasi cacat sejak lahirnya.
Asasnya sekulerisme, memisahkan aturan agama dalam kehidupan.
Kalau tak
pakai tuntunan agama, lebih tepatnya Islam, kita bakal berbuat berdasarkan hawa
nafsu kita. Begitu yang tersirat dalam al Quran surat al Baqarah ayat 208:
“Masuklah kamu
ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah –
langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu”.
Artinya,
standar berbuat manusia cuma dua. Kalau bukan tuntunan kitabullah yakni al
Quran dan sunnah nabi, pastilah manusia akan berbuat berdasarkan hawa nafsunya
yang ditunggangi setan.
Menurut hawa
nafsu manusia yang paling utama diperhatikan ya diri sendiri. Orang lain akan
turut diperhatikan kepentingannya kalau bermanfaat bagi diri sendiri. Jika
orang lain tidak ada manfaatnya, tak perlu berbuat untuk orang lain.
Itulah
ajaran demokrasi. Persis seperti karakter para anggota parlemen saat ini.
Giliran dana untuk rakyat hitung – hitungan, rakyat dianggap beban. Giliran
tunjangan buat mereka dan fasilitas kerja mereka mau yang serba wah. Rakyat
minta A, anggota dewan sahkan undang – undang B.
Sering
sekali kepentingan rakyat tak nyambung dengan undang – undang yang dibuat oleh
DPR. Terus apa namanya itu kalau tidak bekerja untuk mendapat gaji. DPR bukan
bekerja untuk rakyat, melainkan bekerja untuk diri mereka sendiri. Mereka butuh
kerja untuk mendapatkan gaji.
Buat Aldi Taher, makasih ya udah jujur. Dengan segala kegaringanmu, semoga rezekimu lancar dan barokah serta dimudahkan untuk selalu berbuat yang baik – baik. Aamiin.
0 Comments
Post a Comment