https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/ |
Penceramah Oki Setiana Dewi mendadak
viral beberapa waktu lalu. Pasalnya, ada sejumlah pihak yang mempermasalahkan
sebuah potongan video ceramah beliau tentang masalah suami isteri.
Penyampaian beliau dalam video itu dianggap mewajarkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ketika beliau menceritakan kisah mahsyur tentang seorang isteri yang ditampar suaminya karena satu perselisihan, si isteri menyembunyikan kejadian itu dari orangtuanya, lalu karena kebaikan sang isteri si suami menyadari kesalahannya.
Ceramah yang disampaikan dua tahun lalu itu sampai menarik perhatian MUI dan Komnas Perempuan. Keduanya juga turut menyentil Oki atas ceramahnya itu. Beliau telah memberi klarifikasi, bahwa dirinya tak membenarkan KDRT.
Secara lengkap ceramah itu ditayangkan di
channel youtube milik Oki. Pesan utama dari ceramah itu adalah tentang anjuran
pada para isteri untuk tidak mengumbar aib suaminya di sosmed. Hal itu sesuai
dengan ajaran Islam.
Namun, tentang cerita yang dihebohkan itu ternyata kisah aslinya agak sedikit berbeda. Seperti yang disampaikan oleh Mbak Asri Supatmiati dalam channel Youtubenya, bahwa dalam kisah tersebut tidak ada adegan suami menampar isteri. Kisah itu tercantum di dalam sebuah kitab yang ditulis seorang ulama.
Hanya saja kisah tersebut sudah diceritakan dari orang ke orang. Bisa dimaklumi, jika cerita itu sedikit mengalami pergeseran karenanya. Yang paling penting adalah hikmah dari kisah itu tetap sama, tersampaikan dari waktu ke waktu, bahwa isteri saliha adalah dia yang pandai menjaga aib suaminya.
***
Secara alamiah, semua perempuan ingin
diperlakukan dengan baik, lembut dan penuh kasih sayang. Namun kini semakin
banyak muncul lelaki berperangai kasar. Lebih tepatnya, sebenarnya yang
berakhlak buruk tak hanya laki-laki. Baik lelaki maupun perempuan sama saja. Suka bersikap kasar baik secara lisan ataupun main tangan.
Bentakan dan pukulan banyak terjadi
antara orangtua dengan anak, adik dengan kakak, suami dengan isteri, antar
tetangga, antar teman, apalagi antar orang tak dikenal. Pantang disenggol sedikit
orang gampang naik darah. Tak segan berteriak dan memukul.
Berbagai alasan menjadi pemicunya. Pusing
mikirin mahalnya harga kebutuhan, sementara penghasilan minim. Berbagai harapan
yang tak kesampaian. Punya kekasih idaman lain. Hingga pengaruh minuman keras
dan obat-obatan terlarang.
Jadi wajar memang, jika ada yang sensitif
sama cerita pemukulan, lalu pelakunya tak mendapat ganjaran setimpal, malah
dimaafkan. Apalagi para pendukung paham feminis liberal yang sedang menawarkan
ide kesetaraan gender sebagai solusi kekerasan pada perempuan. Sedikit saja ada
celah untuk bersuara, mereka pasti unjuk gigi.
Tapi sekali lagi, jangan salah kaprah. Kisah itu diceritakan bukan supaya para suami bisa seenaknya main kasar sama isteri kapanpun dia mau, lalu isteri wajib diam. Tapi agar rumah tangga tak begitu mudah retak karena masalah, yang sebenarnya masih bisa diperbaiki oleh kedua suami isteri.
Sabar itu ajaran Islam. Tak sekedar disuruh sabar, tapi tuntunan menjalani rumah tangga dalam Islam juga ada. Kisah yang disampaikan Oki Setiana Dewi harusnya tak perlu dibesar-besarkan. Pihak terkait cukup fokus dan serius memecahkan masalah kerusakan moral yang sudah sangat kompleks ini.
Betul kan, bahwa kerusakan moral di
tengah-tengah kita begitu kompleks. Macam ragamnya. Mencari akar masalah itu
yang penting, agar semua efek yang ditimbulkannya bisa terselesaikan.
Aku pikir para isteri ingin rumah tangga
yang damai dan nyaman. Bukan jaminan bahwa mereka bisa mengadu ke pihak
keamanan kalau sewaktu-waktu suami main tangan.
Aku pikir para isteri bukan ingin suami
sekedar mengalah tak main tangan karena takut dipolisikan. Tapi mereka pasti
mau suami yang tulus memberi cinta dan kasih sayang. Dalam Islam, mewujudkan pernikahan
yang sehat bukan hanya tugas pasangan.
Menciptakan rumah tangga sakinah mawaddah
warahmah di level masyarakat butuh sistem yang baik. Bukan dengan solusi ala
feminis yang liberal, jauh dari agama, melainkan kembali memahami dan
menjalankan aturan Allah swt secara kaffah.
Kita butuh sistem politik Islam yang
sifatnya mengayomi dan mengajak pada taat, bukan membebaskan. Kita butuh sistem
pendidikan Islam yang membentuk pribadi perindu nikmat surga, bukan semata
melahirkan orang-orang terdidik yang mengutamakan kemajuan dunia.
Kita butuh sistem ekonomi Islam yang
menyejahterakan masyarakat secara merata, bukan yang mendorong kita
berlomba-lomba kaya, lalu yang lemah dibiarkan merana.
Kita butuh sistem pergaulan yang tertata
dan berkah, bukan pergaulan bebas yang rentan merusak rumah tangga. Dalam al
Quran surat al Anbiya ayat 107 Allah swt sudah menyampaikan, bahwa satu-satunya
alasan Rasulullah saw diutus oleh Allah swt adalah untuk kemaslahatan umat
manusia.
Berbagai tafsir ulama menjelaskan, bahwa Rasulullah saw dikatakan sumber kemaslahatan karena wahyu Allah swt yang diberikan pada Nabi saw, yakni al Quran dan as Sunnah. Keduanya memberi maslahat ketika dijalankan secara sempurna dalam kehidupan.
0 Comments
Post a Comment