Beberapa waktu lalu aku mendapat
kesempatan berbagi ilmu secara online dengan Komunitas Remaja Tim Hijrah Akbar
Medan. Pihak mereka menghubungi dan memintaku membahas judul “Sudah Tahu
Pacaran Dosa Kenapa Dilakukan?”
Remaja peduli Islam memang mengagumkan. Meski beberapa tahun belakangan aura gerakan hijrah cukup kental, namun tetap lebih banyak jumlah remaja lalai daripada melek perbaikan. Jadi bermunculannya komunitas remaja islami seperti THA ini patut diapresiasi.
Dunia remaja dekat dengan urusan
percintaan. Mereka baru mengalami perubahan fisik menuju kedewasaan. Organ-organ
seksual mereka mulai matang. Getar-getar cinta dirasakan. Pergaulan yang tak
berbatas hari ini membuat rasa itu mudah berkembang di kalangan remaja. Alhasil
kita bisa tebak, sebagaimana masa remaja kita dulu, obrolan tentang percintaan
adalah obrolan yang paling mendominasi dunia remaja.
Tak salah dalam kesempatan ini judul
kajian yang dibahas adalah mengenai urusan percintaan. Lebih spesifik lagi
membahas kenapa remaja muslim tetap pacaran meski tahu kalau pacaran berbuah
dosa. Pada awal kajian aku menceritakan tentang budaya di Jepang yang ku dengar
dari seorang youtuber.
Youtuber itu bercerita bahwa masyarakat Jepang
memandang seks sebagai salah satu kebutuhan. Alhasil, seks bebas menjadi budaya
mereka. Selain itu masyarakat Jepang kebanyakan beragama Shinto, yakni
penyembah alam. Dengan itu wajar saja mereka menjadikan seks bebas sebagai
budaya. Dengan kondisi yang seperti itu, di Jepang rata-rata orang yang
berpacaran melakukan seks di usia 19.
Dia bilang lagi, hal yang mengejutkan
adalah data tentang Indonesia pun sama, rata-rata orang yang berpacaran
melakukan seks bebas di usia 19 tahun. Padahal di Indonesia masyarakatnya
mayoritas muslim dan berbudaya ketimuran yang khas Islam. Jadi, youtuber itu
meminta agar tidak menjugde Jepang sebagai negeri dengan seks bebas.
Youtuber itu benar. Kalau kita cari
datanya memang seperti itu. Catatan seks bebas remaja di Indonesia memang cukup
mengkhawatirkan. Hal itu berawal dari pacaran. Disini aku kembali mengingatkan
bahwa larangan Allah swt dalam al Quran surat al Isra ayat 32 tak salah. Jangan
dekati zina alias pacaran, karena rentan beresiko melakukan zina. Jangan mendekati
jurang karena kau kemungkinan besar bisa masuk jurang.
Selanjutnya akupun membahas alasan
mengapa orang tetap bermaksiat meski tahu itu dosa. Menurutku hal itu bermuara
pada dua hal, yakni iman bermasalah dan ilmu yang kurang. Kemungkinan
besar dia hanya sekedar tahu bahwa ada larangan pacaran. Tak lebih dari itu.
Idealnya pengetahuan bisa menjadi
keyakinan hingga mempengaruhi tingkah laku. Orang yang tahu dan yakin bahwa api
panas dan dapat membakar takkan mau memegang api. Begitulah harusnya.
Namun kemampuan api dalam membakar mudah
diketahui dan diyakini. Sebab bendanya tampak. Berbeda dengan dosa yang
akibatnya tak tampak. Maka untuk memahami dengan mendalam serta meyakini aturan
Allah swt, diperlukan upaya penguatan iman dan menyelami ilmu-ilmu Islam secara
rutin dan serius.
Membentuk iman yang kuat menjadi tugas
penting bagi akal. Dalam banyak ayat al Quran, Allah swt mengajak manusia agar
memperhatikan berbagai fenomena ciptaan Allah swt di alam semesta ini. Ayat tentang
penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam (QS Ali
Imran ayat 190). Ayat tentang penciptaan manusia (QS.
Al-Mu'minun : 12-14) dan lain sebagainya.
Maka memikirkan betapa hebatnya Sang
Pencipta Yang Maha Esa menciptakan alam semesta bisa menyadarkan kita betapa
kecil kita sebagai makhluk. Allah swt maha melihat apa yang kita kerjakan.
Allah swt maha dahsyat adzabnya, harusnya kita takut bermaksiat. Hal ini yang
disampaikan dalam ayat-ayat al Quran,
yang mana al Quran sendiri telah terbukti dengan akal merupakan kalamullah.
Keimanan harus terus diasah dengan
memikirkan kemahahebatan Allah swt dalam menciptakan alam semesta, dilengkapi
dengan aktivitas beribadah mendekat padaNya. Ditambah pula mengkaji apa-apa
yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah swt. In sya allah dengan begitu kita
bisa terhindar dari maksiat. Kalaupun terjatuh dalam maksiat, karena memang
manusia bisa khilaf, maka kita tahu harus melakukan apa. Yakni segera mengaku
salah, memohon ampun dan tak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah inti
penyampaianku.
Meskipun ada lagi sebenarnya yang ingin
aku sampaikan pada adik-adik remaja Komunitas Hijrah Akbar Medan. Yakni tentang
pengaruh budaya barat yang sudah masuk ke masyarakat kita dan hal itu mudah
terjadi karena negara kita juga lemah keislamannya.
Negara tak menjadikan Islam sebagai aturan
bernegara. Sehingga ketika diserang budaya barat dan timur non muslim, yang
salah satunya pacaran, tak mampu melawannya. Saat ini kebebasan berprilaku
mendominasi masyarakat kita. Dengan dalih hak asasi manusia, kita digiring
untuk lepas dari aturan hidup Islam. Mudah-mudahan lain waktu aku bisa
menyampaikan hal ini pada mereka. Semoga tetap semangat berhijrah dan kita bisa
istiqamah di jalan Islam. Aamiin.
0 Comments
Post a Comment