![]() |
Nggak terasa rupanya sudah empat tahun aku lulus kuliah. Ingatan tentang masa
kuliah barangkali berguguran sedikit demi sedikit. Yang masih lekat diingatan, sosok dosen favorit ibu Shita Tiara.
Terakhir kali beranjak dari kampus, beliau diangkat jadi Dekan Fakultas Ekonomi UMN Al Wahliyah. Menurutku beliau paling menarik mengajarnya. Beliau selalu bisa menuangkan pelajaran akuntansi ke dalam dunia sosial. Salah satunya saat membahas tentang penyusutan.
Terakhir kali beranjak dari kampus, beliau diangkat jadi Dekan Fakultas Ekonomi UMN Al Wahliyah. Menurutku beliau paling menarik mengajarnya. Beliau selalu bisa menuangkan pelajaran akuntansi ke dalam dunia sosial. Salah satunya saat membahas tentang penyusutan.
Menurut ilmu akuntansi, penyusutan
berkaitan dengan bahasan aktiva tetap (harta perusahaan yang punya masa manfaat
panjang). Barang-barang seperti kendaraan, bangunan dan peralatan yang
dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dalam aktivitas operasional akan mengalami
pengurangan manfaat ketika digunakan. Berkurangnya masa manfaat itulah yang
disebut penyusutan.
Bu Shita mengkaitkan bahasa penyusutan
dengan perempuan. “Kita pun nak, lama-lama berkurang masa manfaatnya. Ya kan.”
Kurang lebih begitu kata-kata bu Shita.
Kita merasakan, seiring bertambahnya usia,
manusia akan mengikuti sunnatullah. Energi yang berkurang, kemampuan indera
yang berkurang dan ingatan yang berkurang.
Pada perempuan, akan tiba masanya dia mengalami menopause yang artinya berkurang pelayanan kepada suami secara seksual. Jadi, kata penyusutan bisa dikaitkan dengan hal ini.
Pada perempuan, akan tiba masanya dia mengalami menopause yang artinya berkurang pelayanan kepada suami secara seksual. Jadi, kata penyusutan bisa dikaitkan dengan hal ini.
Ada tapinya kalau menurutku. Bisa jadi
bu Shita juga berfikir sama. Manfaat seorang muslimah dalam menginspirasi orang
lain, pemberi motivasi ataupun melakukan amal-amal salih kiranya tidak akan
ikut berkurang dengan beruragnya usia. Ketika seorang muslimah pandai
memanfaatkan masa mudanya dengan baik.
Ketika energi masih banyak, ingatan
masih kuat, indera masih tajam dia tak lupa beribadah dengan maksimal, berinfak,
menuntut ilmu Islam, berdakwah demi mencerahkan pemikiran umat dan selalu
berada dalam ketaatan pada Allah swt, insya allah usia yang bertambah membuatnya menjadi sosok muslimah
berpengalaman, kaya ilmu dan inspiratif. Manfaatnya tentu sangat besar bagi
umat.
Asma binti Abu Bakar adalah motivator bagi
anaknya untuk berani bertempur di medan jihad. Pada usia seratus tahun, dalam
keadaan buta ia tak minta dikasihani oleh anaknya, bahkan mendorong anaknya
Abdullah untuk berjihad. Ibunda Siti Khadijah, kesayangan Nabi Muhammad saw
dinikahi dalam usia yang tidak muda.
Khadijah senantiasa member manfaat pada
suaminya, dengan dukungan harta bagi dakwah dan karakter istri saliha yang ada
pada dirinya. Di masa-masa dakwah penuh kesulitan, Rasulullah saw mendapat
ketenangan berada di sisi Khadijah.
Muslimah itu luar biasa, tak akan berkurang
manfaat dirinya bagi keluarga dan masyarakatnya, selama dia adalah muslimah
saliha.
0 Comments
Post a Comment