Saturday, June 18, 2016

Ratusan Remaja Ingin Bunuh Diri

shasays.wordpress.com
Apa negeri muslim ini harus seperti negeri-negeri komunis yang tingkat bunuh dirinya tinggi? Tentu kita tidak menginginkannya. Negeri kita negeri beragama, bahkan mayoritasnya memeluk agama Islam. Kita punya Islam sebagai problem solving bagi segala persoalan hidup kita. Tidak pantas bangsa Indonesia ada yang mengalami stress berlebihan hingga punya keinginan bunuh diri, ketika kita meyakini bahwa ada Allah Swt yang Maha Pengasih dan Penyayang pada hambaNya.

Namun survey kesehatan mental oleh Badan Penelitian dan Pengembangan  Kesehatan (Balitbangkes) pada tahun 2015 lalu, benar-benar mengejutkan. Ketika diberi pertanyaan kepada 10.300 siswa SMP dan SMA mewakili remaja di 34 provinsi tentang masalah kesehatan mereka, maka hasilnya sekitar 650 orang dari mereka teridentifikasi memiliki rasa ingin bunuh diri. Alasan remaja tersebut, mereka merasa kesepian dan kurang kasih sayang dari keluarga. Survei tersebut juga mengungkap tentang peningkatan jumlah siswa yang merokok, mengonsumsi alkohol dan narkoba.

Hal yang membuat kita semangat bertahan hidup adalah harapan, tujuan ataupun rencana masa depan. Semua itu ditopang oleh dukungan, terutama dari orang-orang terdekat. Bisa kita pahami bagaimana pikiran dan perasaan anak-anak yang ingin bunuh diri itu. Mereka sepertinya kehilangan harapan, tak mengerti tujuan dan kabur akan rencana masa depan. Mereka merasa sia-sia untuk berbuat, sebab kurang pengarahan. Tak ada yang membantu mereka menetapkan tujuan hidup dan menapakinya dengan penuh keberanian. Kasihan. Padahal pemuda punya energi besar yang  bila dikelola dengan baik, potensi itu bisa dipakai untuk membangun peradaban yang lebih bermartabat yaitu bangunan peradaban Islam seperti di masa kejayaannya dahulu.  

Bapak dan ibu yang berperan sebagai orangtua, meski tak meminta, bisa jadi ratusan anak yang mengaku bosan hidup itu mewakili suara anak-anakmu. Maka dengarlah ungkapan hati anak-anakmu itu. Perhatian dan kasih sayang amat penting bagi setiap manusia termasuk anak-anakmu. Bapak dan ibu, berhentilah memandang bahwa cara utama menunjukkan kasih sayang pada anak-anak adalah dengan memberi mereka uang dan fasilitas hiburan.

Bapak dan ibu, berhentilah menganggap bahwa kasih sayang terpenting ditunjukkan dengan menyekolahkan anak di sekolah berkelas internasional atau full day school, dengan tujuan menjadikan sekolah tempat utama membentuk anak agar baik. Bapak dan ibu, berhentilah berprasangka bahwa menghabiskan banyak waktu dalam bekerja lebih baik, karena toh semua dilakukan untuk anak juga. Hingga efeknya, ibu dan bapak kehilangan waktu yang cukup untuk bersentuhan dengan anak. 

Marilah kita renungi sabda Rasulullah Saw: “Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah... (HR. Ath-Thahawi).

Bapak dan ibu, ayolah berkomitmen untuk menyayangi anak dengan cara yang benar sesuai Islam. Beri bekal akidah yang kuat kepada anak-anakmu, tanamkan rasa cinta yang besar dalam diri mereka kepada Allah Swt dan RasulNya. Pegang tangan mereka, tuntun mereka menuju tujuan hidup hakiki yaitu meraih ridha Allah dalam setiap perbuatan mereka. Berilah teladan yang baik, contohkan bagaimana berakhlak sesuai Islam dan taat sepenuhnya pada Allah Swt hingga mereka tak mudah tergoda bermaksiat kepada Allah Swt. Tentu merawat dan mendidik anak dengan baik bisa dilakukan bila orangtua juga senantiasa menambah pemahaman Islam pada diri mereka.

Kepada penguasa negeri ini, sadarilah kalau selama ini engkau abai pada urusan rakyatmu. Engkau beri keleluasaan pada pemikiran dan budaya sekuler ala barat untuk berkembang dalam benak rakyatmu hingga mereka jauh dari Islam dan rapuh menghadapi hidup. Engkau adopsi sistem hidup barat yang menyengsarakan rakyatmu lahir bathin. 

Pikirkanlah hadist Rasulullah Saw, “Imam (pemimpin, kepala negara) adalah bagaikan penggembala; ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Ahmad, asy-Syaikhan, at-Tirmidzi dan Abu Dawud, dari Ibnu Umar).

Seorang penggembala akan merawat ternak-ternak mereka dengan sebaik-baiknya, tidak akan dibiarkan lapar ataupun sakit. Hadist tersebut memahamkan kita bahwa seorang pemimpin negara bertanggungjawab atas urusan rakyatnya. Ratusan pemuda yang lemah mental itu jelas membutuhkan peran negara untuk kembali membangkitkan ghirah hidup mereka. Mereka butuh keluarga yang memahami perannya. Semua anak butuh orangtua, yang sejak awal membina rumahtangga, sudah berbekal ilmu parenting. Kelak ketika para pemuda menikah, mereka juga harus merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan baik.

Sudah selayaknya negara menyediakan model pendidikan yang berorientasi membentuk pemahaman hidup yang benar pada anak didik. Gunakanlah sistem pendidikan Islam yang bersumber dari al Qur’an dan as Sunnah. Sistem pendidikan Islam dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, mengutamakan pembentukan syakhsiyah Islamiyah, dengan tidak mengabaikan ilmu-ilmu keduniaan. 

Pola pikir anak harus dibentuk bahwa tujuan hidup adalah semata untuk meraih ridha Allah Swt. Sebagai hamba Allah Swt, mereka harus dipahamkan bahwa menjalani peran apapun baik sebagai murid, orangtua, anak, anggota masyarakat, sebagai pemimpin dan lainnya, mereka harus menjalaninya sesuai perintah dan larangan Allah Swt. Pola sikap mereka harus dibentuk dengan pengajaran praktek-praktek Islam menyangkut berbagai peran kehidupan mereka.

Wahai penguasa, rakyat butuh suasana dan lingkungan kondusif untuk memelihara keimanan dan ketaatan mereka pada Allah Swt. Hentikan berbagai pengaruh gaya hidup kafir barat yang melenakan. Tutup tempat-tempat maksiat. Jadikan media baik elektronik maupun media massa sebagai sarana dakwah hingga rakyatmu tak rakus akan dunia dan mengutamakan kewajiban mereka sebagai orangtua dan lainnya. Terapkan sistem ekonomi Islam agar rakyatmu sejahtera, supaya orangtua tak lagi berpikir harus menghabiskan banyak waktu mereka untuk bekerja, hingga melalaikan tugas sebagai orangtua dan lainnya. 

Buang pandangan hidup kapitalis sekuler dan ganti dengan syariah Islam dalam insitusi Khilafah, agar peran negara sesuai Islam bisa terlaksana. Semoga Ramadhan menjadi momentum kesadaran umat kembali pada syariah Islam demi kemuliaan hidup dunia akhirat. Wallahu a’lam bishawab.

0 Comments

Post a Comment