Judul buku: "On the Road Cerita Hati
Pengguna Kereta Api"
Penulis: Baban Sarban
Penerbit: Quanta
Buku yang satu ini karya jadul dari
penulis dan blogger Baban Sarbana. Dan mungkin sanking jadulnya, buku yang saya
beli seharga 5000 rupiah di bazar gramedia ini, tidak dimasukkan ke dalam
daftar karya sang penulis yang tercatat di blog pribadi beliau. Padahal karya
perdana beliau di catatan tersebut tertulis tahun 2002, sama dengan tahun
terbit buku ini. Tapi kok ya buku ini nggak dicantumin? Waalahu a'lam bishawab.
By the way, tulisan di buku ini yang
disebut oleh penulisnya sebagai cernil alias cerita bernilai, merupakan
kumpulan kisah tentang berkendara, khususnya naik kereta api.
Pada waktu itu sehari harinya penulis
berangkat dan pulang dari tempat kerja naik kereta api kelas ekonomi non AC.
Mungkin yang udah pernah ngalamin bisa merasakan tantangan naik kereta api
kelas orang kecil tersebut ya. Suasana desak desakan sesama penumpang, nggak
dapat tempat duduk, ancaman copet, dihibur pemusik jalanan dan lain sebagainya.
Itu pula yang dirasakan dan diceritakan penulis.
Kisah lucu, sedih maupun senang dari
penulis disajikan dengan petikan hikmah.
Diantaranya kisah tentang dua orang cacat. Waktu di kereta apai, pernah penulis
bertemu dengan seorang penumpang yang tangannya buntung sebelah. Pria itu
sempat menawari penulis permen. Pria itu asyik membaca buku. Tanpa sadar ada
yang sedang mengincar dompetnya. Saat pria tersebut tersadar dompetnya sudah
hilang. Lalu penulis menyebut pencopet yang membawa lari dompet pria bertangan
buntung sebenarnya juga cacat, cacat moral. Ia, pelaku maksiat itu bisa disebut
cacat moral.
Kisah lainnya ada tentang rekam ingatan penulis sepanjang perjalanan ke
kantor. Maklum saat itu sedang musim pemilu. Hasil pengamatan penulis seputar
gaya poster caleg lumayan lucu. 1. Penampakan. Ini poster caleg yang
dibelakangnya ada foto orang lain, yang entah siapa. Petani, anak kecil,
nelayan dll 2. Pas-pasan. Ini sebutan untuk poster yang nyakitin mata bacanya,
karena keterbatasan dana, maka kombinasi warnanya nggak karuan. 3. Pelamar
pekerjaan. Fotonya kirim lampiran di curriculum vitae kalau ngelamar kerja.
Masih ada tujuh gaya lain yang diceritakan.
Sebagai teman santai, buku ini cukup
enak. Penulis telah meramu pengalaman sehari hari dengan selipan pesan dan
kesan. Menghadapi gerahnya naik kereta api kelas ekonomi, sebagian orang
mungkin akan banyak mengeluh. Tapi penulis justru memberi pelajaran bahwa
bahagia itu pilihan. Perjalanan yang semula terasa membosankan menjadi menarik
karena pengalaman itu jadi ide nulis. Memang, kepekaan pada sekitar bisa
membuat seorang penulis jadi produktif.
0 Comments
Post a Comment