Sunday, October 18, 2015

Masa Kecil Bersama Nenek

Foto waktu kecil bareng nenek, softnya hilang bersama notebook saya yg dicuri. Versi hardnya ada dikampung. Jadi foto gedeannya aja nggak papa ya. sorry... :)

            Masa kecil yang penuh warna. Betul, saya juga ngerasain masa itu. My mom is single parent. So, saya tinggal bareng mamak, nenek dan tulang (paman). Sejak jadi singel parent, mamak saya bantu cari nafkah keluarga. 

Sementara tulang, kuliah dan bekerja. Praktis, di rumah saya banyak menghabiskan waktu bareng nenek. Sama kayak banyak nenek-nenek yang lain, nenek saya suka manjain saya.

Sayang beliau banget-banget ke saya. Sampai-sampai nenek tu selalu menjaga saya supaya nggak main dengan hal-hal yang beliau anggap kotor, seperti menyentuh tanah, berlarian di luar rumah dan lain sebagainya.

Namanya juga anak-anak ya, pasti senang main apa aja. Nggak peduli mau kotor kek, yang penting enjoy. Toh kalau kotor bisa mandi pakai sabun anti bakteri, hehehe. Tapi nenek nggak mau tahu. Saya harus steril. Kalau bisa saya harus duduk manis di rumah dan selalu bersih.

Tapi beberapa hari saya nuruti aturan nenek, bosan juga. Nggak ada teman buat diajak main. Mamak kerja, tulang kuliah, nenek sibuk di dapur. Saya main dan ngobrol sendiri sama mainan masak-masakan saya. Wiih, bosaaaaaan.

Nah, ini salah satu masa kecil yang saya kenang. Saya ingat saat itu saya berumur sekitar lima tahun. Nenek selalu sembunyikan kunci rumah di tempat tertentu.

Dasar saya tipe pemberontak, bosan dikurung di rumah saya intip nenek saat menyimpan kunci rumah. Akhirnya saya tahu dimana kunci disembunyikan. Saat nenek ke kamar mandi, saya ambil kunci, buka pintu dan lari ke luar.

 Wah, betapa senangnya bertemu teman-teman. Saya main kejar-kejaran sama anak-anak tetangga. Waktu ketahuan nenek, nenek menyusul saya dan memarahi saya. Saya diajak pulang.

Tapi saya menolak. Saya malah lari menjauh dari nenek. Nenek bermaksud menangkap bahu saya, tapi yang tertangkap malah rambut saya. Saya terus meronta hendak berusaha melepaskan genggaman nenek dari rambut saya.

Akhirnya, saat nenek melepaskan genggaman, saya jatuh terpelanting. Dagu saya terhempas ke aspal. Sakit rasanya. Saya terdiam, langsung lemas dan pasrah diajak pulang sama nenek. Beberapa saat kemudian dagu saya bengkak dan terasa semakin sakit. Lalu nenek merawat saya hingga sembuh.

Sesudah beranjak dewasa, saya ngobrol sama nenek dan coba jelaskan mengenai cara mendidik anak yang saya dapatkan dari para pakar. Sebenarnya, bermain bagi anak adalah cara ia mengasah kreatifitas, supaya tumbuh kembangnya baik.

Bukan harus diberi kebebasan mutlak ataupun dikekang habis-habisan, tapi perlu diawasi. By the way, apapun itu, yang pasti saya tahu nenek sayang sama saya. Sekarang umur nenek udah 77 tahun.

Alhamdulillah, meski ada asam urat ringan, nenek terbilang sehat di usia senja beliau. Semoga umur beliau diberkahi dan selalu berada dalam lindungan Allah Swt, amin.

0 Comments

Post a Comment