Wednesday, September 09, 2015

Ada Potensi PHK Besar-Besaran

www.tribunnews.com
“PHK Massal Mengancam”. Ini judul sebuah berita di Harian Waspada tanggal 8 September lalu. Judulnya cukup mengkhawatirkan. Melemahnya rupiah yang berakibat pada melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok, daya beli masyarakat yang rendah dan pendapatan pengusaha yang menurun menyebabkan pengusaha termasuk UMKM terpaksa harus mengurangi biaya produksi dengan cara melakukan PHK. Sejumlah perusahaan di Medan sudah melakukannya. Hingga awal bulan September, sudah 839 buruh yang di PHK. Bukan berprasangka, tapi biasanya angka pengangguran yang meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya angka kriminalitas. Sekarang saja Medan rawan begal. Sering terdengar kabar orang-orang di sekitar kita menjadi korban perampokan. Kita tidak berharap kriminalitas semakin marak. Tapi kemungkinan itu tetap ada, kalau pemerintah tidak segera ambil tindakan tepat.
            Dalam kondisi kritis seperti ini, pemerintah tidak memiliki formula jitu mengatasi potensi PHK besar-besaran tersebut. Himbauan Presiden Jokowi agar masyarakat Indonesia menggunakan produk lokal sebagai cara memperkuat nilai rupiah bukan solusi yang efektif. Sebab, kembali pada kalimat di atas bahwa daya beli masyarakat yang rata-rata kalangan menengah ke bawah ini sedang menurun. Bagaimana berharap masyarakat ramai-ramai beli produk lokal kalau sebagian mereka jadi korban PHK dan sedang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok keluarga.

         Harapan akan perlindungan pemerintah terhadap rakyat Indonesia, justru dimentahkan dengan dikeluarkannya peraturan berupa pembebasan pekerja asing dari keharusan berbahasa Indonesia. Yang artinya, pemerintah memudahkan pekerja asing untuk bekerja di Indonesia. Akankah kedudukan pekerja pribumi digeser pekerja asing? Ditambah sebentar lagi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan diberlakukan. Siap tidak siap, pemerintah mengatakan bahwa MEA akan tetap diberlakukan pada Desember mendatang. MEA berpeluang memperderas arus pekerja asing untuk bekerja di Indonesia. Dan nasib rakyat Indonesia sepertinya akan semakin terpuruk.

            Akibat keburukan sistem kapitalis sekuler yang sedang dijalankan pemerintah, banyaknya permasalahan terasa sulit untuk diatasi. Standar uang kertas yang bermasalah, ketergantungan dunia industri kepada bahan-bahan impor, utang luar negeri yang terus membengkak namun terus  ditambah dan masalah lainnya semakin melemahkan negeri kita. Ini masalah sistemik, harus diatasi secara sistemik. Berubah secara total kepada sistem Islam adalah satu-satunya solusi yang dapat mengatasi segala permasalahan bangsa kita. Percayalah, hanya sistem dari Allah Swt yang paling baik untuk diterapkan dalam hidup kita.

0 Comments

Post a Comment