hanya ilustrasi, diambil dari https://plus.google.com |
Meski untuk tahun ini UN bukan penentu kelulusan, tetapi tetap saja dirasa penting untuk bersiap menghadapinya. Sebagai
tim pengisi kajian Islam remaja di sekolah, saya diamanahkan oleh guru agama Islam dan
guru bimbingan konseling SMA Yapim Medan untuk memberikan pembekalan akhir
terkait UN kepada siswi yang beragama Islam. Saya menyampaikan materi berjudul “UN,
Cool Aja”. Judul tersebut saya ambil dari pembahasan yang dibawakan Mario Teguh
diacara kebesaran beliau “Mario Teguh Golden Ways”. Sebanyak 32 orang siswi
yang beragam Islam mengikuti acara ini. Sekolah Yapim memang mayoritas siswanya
adalah non muslim. Jadi jumlah 32 orang murid muslimah yang ikut kajian bersama
saya sudah hitungan maksimal.
UN....., saya bisa, saya bisa, Allahu
Akbar. Itulah bunyi yel-yel yang disuarakan oleh para siswi tersebut. Saya
berharap, kata-kata tersebut dapat lebih menyemangati mereka. Mereka bisa lulus
UN secara terhormat (tanpa curang), asalkan mereka bersama Allah yang Maha
Besar. Artinya, mereka harus berusaha menghadapi ujian dengan jujur, agar Allah
Swt ridho kepada mereka.
Selama ini, UN dipandang suatu hal yang
menakutkan bagi siswa. Meski sudah les tambahan, tetap saja masih merasa takut.
Seperti curhat salah satu siswi, “soal Matematika sulit kak. Udah beberapa kali
try out tetap nilainya jelek, nggak mencapai target minimal. Jadi ya takut
menghadapi UN”.
Takut
itu, karena konsekuensi nggak lulus UN dianggap besar. Mereka akan merasa malu
dan orangtua akan kecewa berat karenanya. Seolah kelulusan itu penentu masa
depan. Saya bilang, “Kan kalo nggak lulus bisa ikut paket C.”
“Iya, tapi nanti sulit diterima kerja
kak”. Bela mereka.
Padahal banyak yang jadi orang hebat
(kalo ukurannya memang harta), nggak lulus UN. Bahkan sama sekali nggak pernah
ikut UN. Karena sekolahnya pun nggak dilanjutkan hingga selesai, seperti
misalnya konglomerat Bob Sadino. Yaaah, tapi bagaimanapun, UN bagian dari
evaluasi belajar paling akhir. Jadi sudah seharusnya menjadikan ia penting. Hanya
saja saya menyarankan, jangan takut yang berlebihan. Karena merasa takut,
justru akan berefek buruk, bisa mengurangi konsentrasi saat ujian.
Sebenarnya siswa yang serius belajar dan
sering mengulang pelajaran secara rutin meski tak sedang ingin menghadapi ujian,
pasti nggak takut menghadapi UN. Hanya saja, kebanyakan dari pelajar tidak
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. Mereka tidak paham tujuan dari
belajar. Sehingga, hanya tergerak belajar kalo mau ujian. Mereka senang
menghabiskan waktu untuk kegiatan hiburan. Nonton konserlah, asyik OL,
nongkrong sana sini dan kegiatan sia-sia lainnya. Saya tanya kepada salah
seorang siswi, “sejak kapan mempersiapkan UN dek?”
“Sejak
sekolah mengadakan les tambahan untuk persiapan UN”.
Rupanya,
persiapan UN hanya beberapa bulan saja. Itupun belajarnya nggak setiap hari. Pantas,
persiapan nggak matang hingga menimbulkan keraguan akan kelulusan. Kalo saja
dipahami bahwa belajar adalah bagian dari ibadah, pasti belajar menjadi suatu
yang menyenangkan. Kalo saja cinta kepada Allah ditempatkan paling utama, maka
aktivitas apapun yang menghasilkan pahala dari Allah Swt pasti semangat
dilakukan. Jangankan belajar ilmu pengetahuan, bahkan yang utama pemahaman
Islam pun akan semangat dipelajari. Karena keduanya sama penting dihadapan Allah
Swt. Inilah masalahnya, motivasi belajar yang belum lurus. Sekolah juga
seharusnya menyajikan proses belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa
serta membantu untuk membentuk motivas belajar siswa.
Itulah
pesan saya pada para siswi, agar mereka meluruskan kembali motivasi belajar
mereka. Mereka harus memahami hakikat diri sebagai makhluk Allah Swt, agar
mencintai belajar dan nggak takut ujian. Kalo kali ini persiapan terlanjur
kurang matang, maka ini menjadi pelajaran ke depan. Agar ujian-ujian yang akan
datang bisa dihadapi dengan lebih baik.
Tak
lupa saya kasih tips juga untuk meminimalisir kesalahan teknis saat ujian. Seperti
menjaga kesehatan, tidur yang cukup, mempersiapkan peralatan dimalam hari
jelang ujian, sarapan dan lain sebagainya.
Dan
yang paling penting saya sampaikan kepada mereka adalah, tawakkal kepada Allah.
Sesuai judul materi saya untuk mereka, hadapilah UN dengan tenang, berdoalah sungguh-sungguh
kepada Allah Swt. Minta juga doa orangtua. Ridho orangtua adalah ridho Allah
Swt. Seberapapun usaha kita, tetap Allah Swt yang Maha menentukan hasilnya. Serahkan
semua kepada Allah Swt. Semoga dengan usaha yang selama ini dilakukan, diganjar
Allah Swt dengan kelulusan.
Saya
sampaikan pula, sebagai hamba Allah Swt, sudah seharusnya kita berpikir untuk selalu
menjadi lebih baik. Ujian sekolah belum seberapa dari ujian kehidupan. Yang
dibutuhkan adalah pemahaman Islam agar suskes dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Pelajarilah Islam, pahami dan amalkan.
Acara
ditutup dengan doa. Semoga adik-adik semua lulus UN, amin.
0 Comments
Post a Comment